Bangunan2 dengn 1 lantai berarsitektur khas Jepang, ini berada disebelah NarA Park. Fungsinya adalah untuk fasilitas2 toko2 souvenir dan caf atau resto2 bagi wisatawan yang terus datang, dari pagi sampai malam .....Dokumentasi pribadi
Â
Sepanjang jalan route wisata itu, merupakan route yang melingkar. Titik2 wisata cukup berdekatan satu sama lain. Mungkin Cuma 200 atau 300 meter, bus berhenti lagi untuk menurunkan dan menaikkan penumpang atau wisatawan disana.Â
Â
Semakin jauh, wisatawan semakin berkurang, tetapi aku terus berjalan semakin jauh, untuk ke titik wisata lainnya, bukan untuk berwisata (karena waktu terus berjalan), tetapi untuk mengikuti bus wisata hip-hop yang akan menjemput kita setiap antara 5 sampai 10 menit .....Dokumentasi pribadi
Bangunan2 cantik, semakin cantik, ketika ada seekor kijang totol berjalan di box untuk tanah dan pepohonan2 kecil dalam batas pedestrian .....
Jadi, aku tidak berlama2 ketika aku bergerak dari Nara Park, aku sudah menemukan beberapa titik wisata tempat bus hip-hop menurunkan dan menaikkan penumpang.
Di sebelah barat Nara Park sekitar 200 meter, aku menemukan Torii atau gerbang shrine berwarna orange, khas Jepang. Itu adalah gerbang menuju Kofuku-ji Shrine. Dan, diseberang Kofuku-ji Shrine ini, ada Nara National Museum.Â
Aku dengan latar belakang sebuah Torii orange khas Jepang, sebuah gerbang menuju Kofuku-ji Shrine|Dokumentasi pribadi
   Nara International Museum, sekitar 300 meter dari Nara Park. Dan, si kijang2 torol itu ada aja disana. Mereka bergaul dekat dengan warga kota Nara, dan benar2 nyaman hidup bahagia ......Dokumentasi pribadi
Lagi2 disana banyak si kijang2 totol. Banyak, lagi! Padahal jaraknya cukup jauh lho. 200 sampai 300 meter. Cukup jauh untukku sendiri dengan kursi roda ajaibku, dan pasti cukup jauh bagi si kijang2 totol untuk santai berjalan .....
Pedestrian sepanjang jalan dalam route wisata atau kekuar dari route tersebut, benar2 "ramah disabilitas". Memang, Nara merupakan sebuah kota kecil, tetapi pemerintah Jepang, dari pemerintah pusat sampi daerah, sepertinya sudah berkomitmen untuk membangun "negeri ramah disabilitas."
Aku sadar dan sangat mengerti, ketika Jepang krisis generasi muda, dan piramida penduduknya terbalik. Jepang sekarang sebagian besar dihuni oleh warga lansia. Sementara, warga muda banyak merimigrasi ke luar negeri, atau keluarga muda, malas untuk punya anak.
Sehingga, Jepang sudah membangun "infrastuktur" non- teknis, untuk menjaring anak2 muda dunia, untuk datang dan Tinggal di Jepang. Sehingga, disaatnya nanti, Jepang tetap dibangun lebih kuat, walau tidak dari warga Jepang sendiri.
Lihat Trip Selengkapnya