Puji Tuhan, karena aku diatas kursi roda ajaibku, aku selalu harus mita tolong petgas stasiun kereta, untuk membawakan sloop atau "ramp mobile" untuk naik turun kereta. Dan, di stasiun tujuan aku akan dijemput oleh petugas stasiun dengan slooping atau "ramp mobile" nya.
Nahhhh .....
Beda lagi tentang bagaimana seorang Christie yang disabilitas harus melalang jepang sendirian ke banyak kota dengan kereta Shinkansen. Jika kereta comuter biasa, tidak susah. Karena, Tinggal mencaru tujuan, minta slooping antar jemput dan beli tiket atau isi ulang di SUICA.
Tetapi, dengan Shinkansen itu agak berlibet.
Shinkansen sudah kubeli dari Jakarta seharga 29.000 Yen, untuk 1 minggu. Sesampainya di Narita aku harus mengaktifkan tiket Shinkansen ini di kantor JR, kapan waku yang aku mau selama 1 minggu. Setelah itu, sku harus minta seat untuk posisi kursi rida ajaibku.
Jika aku sehat dan tanpa kursi roda, aku bisa saja tidak memesan kursi, dan aku bisa saja naik atau turun kereta dimana saja aku mau, selama jalur Shinkansen. Atau kereta commuter biasa di jalur JR. Atau, jika aku sehat pun, aku bisa saja tidak memesan kursi. Jika kursi yang aku duduki terpesan oleh penumpang lain, ya aku harus keluar dan berdiri sampai tujuanku.
Tetapi, tidak untuk kursi roda. Dan dalam 1 rangkaian Shinkansen (sekitar 10 sampai 20 gerbong tergantung musimnya libur), terdapat 1 atau 2 gerbong untuk khusus disabilitas. Dan, dalam 1 gerbong hanya ada 4 tempat untuk kursi roda.
Jadi, aku benar2 harus memesan tempat duduk untuk posisi kursi rodaku.
Karena apa?