By Christie Damayanti
Kuil Hasedera, beberapa puluh meter dari The Great Buddha Kamakura, dengan pohon ratusan tahun yang melintang
Keluar dari kereta di Stasiun Hase, kami bergerak kearah Kamakura The Great Buddha. Tetapi, ternyata selama perjalanan ke Buddha itu, banyak sekali titik2 cantik tempat wisata. Ada temple atau kuil, ada toko2 unik Jepang, dan ada warung2 makanan tradisional Jepang.
Kami belok kiri dahulu, untuk masuk ke Kuil Hasedera, sebuah kuil megah di kota Hase .....
Hase-dera Temple atau Kuil Hasedera, yang juga biasa disebut Hase-kannon adalah salah satu kuil Budha di kota Kamakura di Prefektur Kanagawa, Jepang, yang terkenal dengan rumah patung kayu besar Kannon.
Kuil ini awalnya milik sekte Budha Tendai, tetapi akhirnya menjadi kuil independen Jdo-sh.
Legenda mengatakan bahwa kuil itu didirikan pada era Tenpy (729-749 C.E.). Namun, dokumen2 di kuil menunjukkan bahwa kuil itu benar2 menjadi miliknya sendiri selama periode Kamakura (tahun 1192-tahun 1333).
Kuil itu berada sekitar setengah jalan ke atas Gunung Kamakura, barat daya kota Kamakura The Great Buddha. Kuil ini juga memiliki pemandangan yang mengesankan atas Yuigahama.
***
Kami tidak berpikir disana selain The Great Buddha, ada tempat wisata apa lagi. Karena The Great Buddha memang sudah terkenal di seluruh negeri Jepang. Dan, turis2 asing yang berasal dari Tokyo, Kamakura merupakan tempat wisata yang sangat terkenal di Kanagawa, karena lokasinya yang tidak terlalu jauh .....
Kota Kamakura memang hanya sebuah kota kecil. Dengan jalan2 raya yang dilintasi kendaraan bermotor pun, kecil2. Jalan utamanya hanya 2 jalur yang masing2 bisa untuk 1 atau 2 mobil saja. Sehingga, pedestriannya pun disesuaikan.
Keluar dari Stasiun Hase, kami berbelok ke kanan menuju Kamakura The Great Buddha dan Kuil Hasedera
Â
Walau pedestriannya cukup kecil, tetapi tetap muat untuk 1 kursi roda dan permukaan jalannya, cukup rata, sehingga aku nyaman dengan berkursi roda. Tetai, karena hanya untuk 1 kursi roda saja, sehingga jika ada orang yang mau cepat2 berjalan, mereka harus keluar dari pedestrian dan berjalan di permukaan jalan raya.
Atau juga, jika ada orang berpapasan denganku, mereka akan mengalah dan turun ke permukaan jalan raya. Untukku sendiri, sangat mengerti secara ii merupakan sebuha kota kecil, atau jika tidak keberatan, disebut "pedesaan kota".
Saat itu sekitar jam 14.00, dimana sedang panas2nya di musim panas 2019. Suhu udarqa aku ingat betul, diatas 35 derajat Celcius. Panas sekali! Angin pun tidak sedang bertiup, bahkan hanya sekedar sepoi2. Peluh membahasi tubuhku. Dengan matahari yang benar2 full bersinar dan suhu udara tinggi, kami tidak mau berjalan perlahan.
Dari jalan utama, kami berbelok ke kiri, karena "panggilan" Kuil Hasedera yang megah serta lampion besarnya berwarna merah! Cepat2 kami berlari kesana, karena sinar matahari sore membuat kami sungguh kepanasam ......
Akhirnya, sampailah kami di pintu gerbang Kuil Hasedera .....
Di foto diatas, ada pohon (entah apa nasanya), tumbuh melintang, menjadikan Sanmon ini sedikit tertutup. Tetapi, lampion merahnya benar2 menjadi titik sentral yang terfokus disana. Jika kita perhatikan, Sanmon ini, mempunyai atap kenjulang khas Jepang, tetapi, tertutup oleh pohon bsar yang melintang ini, kan?
Bermaterial gelondngankayu besi, yang sudah berumur puluhan tahun, bahkan ratusan tahun. Gelondongan2 itu sekitar 30 cm diameternya. Berarti, pohonnya sangat besar ......
Sayangnya, kai tidak sempat memasuki kuil besar ini, karena tujuan kami di Kamakura adalah The Great Budha. Sehingga, kami hanya berjalan2 disekitaran pintu masuk Kuil Hasedera saja. Untuk memasuki kuil ini, wisatawan dikenakan tiket masuk sekitar 300 Yen, untuk berkeliling ke dalam Kuil Hasedera.
Kuil ini dibangun di dua tingkat dan juga termasuk gua. Gua itu, yang disebut Benten kutsu (Gua Benzaiten), berisi terowongan panjang berliku dengan planfond rendah dan berbagai patung dan renungan untuk Benzaiten, dewi laut dan satu-satunya perempuan dari Tujuh Dewa Beruntung dalam mitologi Jepang.
Seperti kuill2 di Jepang, selalu ada patung2 untuk penyembahan2 mereka. Dengan berbagai dewa2 mereka, menjadikan kuil2 mereka sangat religious. Mereka datang ke kuil untuk bersembahyang, tetapi mereka tetap mengijinkan wisatawan datang dan berkunjung kesana.
Jika wisatawan mau tahu runutan persebayangan mereka, sangat dipersilahkan. Jika hanya untuk melihat dan berfoto pun, tetap diijinkan asalkan tidak mengganggu dan berisik.
Pohon2 disekitaran Kuil Hasedera ini, benar2 menunjukkan area ini terbangun dalam ratusan tahun lalu. Pohon2 besar dengan berbentiuk "aneh2". Seperti foto dibawah ini,
Foto kedua, ada pohon besar dengan batang utama seperti "Pohon Beobab" dari Afrika. Atau seperti pohon2 ang dibuat bonsai (dikerdilkan), tetapi ini pohon yang sudah berumur ratusan tahun.
***
Untukku sendiri, walaupun Kuil Hasedera merupakan kuil yang cukup besar, tetapi ini termasuk "kuil yang tersembunyi", dengan kurang adanya sosialisasi di signage di Kamakura. Jika kami tidak sedang menegok ke kiri waktu kami berjalan menuju The Great Buddha, kemungkinan besar kami tidak akan tahu tentang kuil ini.
Jadi, walau kami tidak ada waktu untuk memasuki kuil ini, yang bertinggat 2 dengan tangga2 tinggi, Kuil Hasedera sudah berada di salah satu list untuk nanti pada lain kesempatan untuk kami kunjungi ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H