Keluar dari Stasiun Hase, kami berbelok ke kanan menuju Kamakura The Great Buddha dan Kuil Hasedera
Â
Walau pedestriannya cukup kecil, tetapi tetap muat untuk 1 kursi roda dan permukaan jalannya, cukup rata, sehingga aku nyaman dengan berkursi roda. Tetai, karena hanya untuk 1 kursi roda saja, sehingga jika ada orang yang mau cepat2 berjalan, mereka harus keluar dari pedestrian dan berjalan di permukaan jalan raya.
Atau juga, jika ada orang berpapasan denganku, mereka akan mengalah dan turun ke permukaan jalan raya. Untukku sendiri, sangat mengerti secara ii merupakan sebuha kota kecil, atau jika tidak keberatan, disebut "pedesaan kota".
Saat itu sekitar jam 14.00, dimana sedang panas2nya di musim panas 2019. Suhu udarqa aku ingat betul, diatas 35 derajat Celcius. Panas sekali! Angin pun tidak sedang bertiup, bahkan hanya sekedar sepoi2. Peluh membahasi tubuhku. Dengan matahari yang benar2 full bersinar dan suhu udara tinggi, kami tidak mau berjalan perlahan.
Dari jalan utama, kami berbelok ke kiri, karena "panggilan" Kuil Hasedera yang megah serta lampion besarnya berwarna merah! Cepat2 kami berlari kesana, karena sinar matahari sore membuat kami sungguh kepanasam ......
Akhirnya, sampailah kami di pintu gerbang Kuil Hasedera .....
Di foto diatas, ada pohon (entah apa nasanya), tumbuh melintang, menjadikan Sanmon ini sedikit tertutup. Tetapi, lampion merahnya benar2 menjadi titik sentral yang terfokus disana. Jika kita perhatikan, Sanmon ini, mempunyai atap kenjulang khas Jepang, tetapi, tertutup oleh pohon bsar yang melintang ini, kan?