By Christie Damayanti
2x berhenti untuk toilet dan beli snack, 2x juga mataku terbelalak dengan panganan2 yang dibuat langsung disana. Rest area nya sangat bersih dan luas. Fasilitasnya benar2 bagus. Semua ramah disabilitas. Parkir untuk disabilitas pun ada banyak. Dan ada pedestrian khusus untuk dari mobil menuju bangunan untuk disabilitas.
Musim panas 2019 yang dingin. Belasn derajat. Padahal waktu aku kesana pada musim panas 2017 lalu, panasnya mmag luar biasa. Diatas angka 35 derajat Celcius. Sebenarnya, di musim panas 2019 ini pun, derajatnya tidak berbeda jauh dengan musim2 panas sebelumnya.
Tetapi, karena bulan Agustus 2019 badai Krosa menyerang Jepang, suhu udan dan cuaca cepat sekali berubah. Walau badai Krosa sebenarnya menyerang di wilayah Kansai, tetapi wilayah Kanto termasuk Tokyo pun terkena imbasnya.
Buntut angin badai Krosa itu, menghempas wilayah Kanto, sehingga suhu dan cuaca cepat sekali berubah.
Seperti waktu kami di Kawaguchi seharian, sebenar2 hujan dan gelap. Itu waktu di kaki Gunung Fuju, di pemberhentian terkahir "Mount Fuji Fith Station". Lalu, ketika turun ke kota Fujikawaguchiko, cuaca cerah dn langit biru.
Kemudian, waktu kami ke Narusawa Village sampai ke Oshino Hakkai, pun langit biru cerah dan suhu udara memang panas, lalu kami pulang lewat Yamanaka Lakr, mendung bergayut tebal sekali dan kami hanya bisa berfoto sebentar saja .....
Perjalanan dari Yamanaka Lake pulang ke Tokyo, mendung dan hujan mengiringi kami, dan suhu udara drop sampai belasan Celsius. Aku kedinginan, padahal tidak bawa jaket, awlau di mobil tersedia heater. Jadi, waktu berhenti di 2 tempat "rest area", aku senang sekali. Menghangatkan diri di bangunan, sambil mencari toilet setelah itu, jalan2 cari snack untuk di perjalanan .....
Benar saja,
Begitu masuk bangunan, bau beraneka macam makanan khas Jepang, menyerbu hidungku. Setelah dari toilet, perburuanku pun dimulai, hihihi .....
Mulai2 hanya snack2 jadi, dengan presentasi yang cantik, seperti biasa. Jepang memang piawai untuk mempresentasikan sesuatu. Dan seringkali, sayang untuk membuka apalagi memakannya, hahaha .....
Walau kami tidak berniat makan malam disana, karena penuh dan tidak ada tempat duduk, lagipula supaya tidak kemalaman sekali. Perkiraan sampai apartemen Michelle di Funabashi Hoten sekitaran jam 8.30 an, dan besoknya mereka harus berkegiatan rutin lagi.
Michelle kuliah dan Mr. Sugiyama dan istrinya, berbisnis membuka Minimart Seven Eleven di Shin Urayasu nya.
Ini sudah mulai "berat" jenis2 makanannya, walau tetap bisa dianggap sebbagai snack. Seperti berbagai macam sate. Ada sae2 yang bisa sebagai lauk pauk, seperti sate daging atau sate sayur, tetapi ada juga jenis2 sate manis yang sebagai snack, seperti kue2 khas Jepang yang ditusuk seperti sate.
Bola2 nasi ini sebsar bola tenis. Nasi jepang yang pulen, diisi dengagn daging babi yang sudah dimasak dengan bumbu2 rahasia mereka. Lalu, nasi di tutup denagn isian daing babi yang banyak, dipilin2 seperti bola.
Kemudian, dimasukkan ke mangkok berisi tepung panir dengan bumbu2 Jepang. Lalubola2 nasi itu dicelupkan ke mangkok berisi telur. Teakhir, bukan di goreng , lho! Tetapi dipanggang! Sampai bola2 nasinya berwarna kecoklatan dan baunya yummy sekaliiiiiii ......
Sebuah bola2 nasi dijual seharga 500 Yen saja! Cukup murah disana (klo perhitungan Indonesia, ya cukup mahal, hahaha ...). Disajikan dengan saos khusus. Dan, aku beli 4 buah untuk dimakan bersama di mobil.
Disebelahnya, ada daging sapi dibumbu teriyaki dan dikuus, wah ... baunya benar2 semerbak, bersaing dengan bau bola2 panggang! Tetapi, bukannya eneg melainkan cacing2 di perutnya smakin berteriak2, lapaaaaaarrrrrrrr, hahahah ......
Yang istimewa adalah bakpaonya isi udang segar, dilumuri dengan berbagai macam bumbu khas Jepang lalu di kukus. Di Jakarta, bakpao dan syomai adalah identik dengan dimsum, makanan khas China, tetapi di jepang ini aku baru pernah melihat bakmao dan syomai.
Jadi, aku beli lahhhh. 4 bakpao dan 4 syomai, untuk dimakan bersama di mobil. Dan, rasanya memang tepat lar biasa! Ueeenaakkk sekali! Bakpao dan syomai udang khas Jepang! Rasnya memang berbeda!
Mataku tertuju ke etalase dengan sosisi2 besar dan panjang. Waaaaaaa, sosis itu adalah salah satu makanan favoriteku! Apalagi sosis babi, rasanya tidak ada yang bisa bersaing, hihihi ......
 Terakhir,
Ada anggur yang hitam, yang aku tahu itu anggur yang termanis, dibandungkan anggur yang hijau atau yang magenta. Aku pun membeli 2 gerombol, untuk makan bersama di mobil, dan 1 gerombol lagi untuk disimpan di apartemen Michelle. Nah, lengkaplah sudah "amunisi" untuk pulang ke Tokyo, hahaha .....
Tokyo kami capai sekitar jam 20.00 dan sedikit macet karena memang jam pulang kantor. Jangan lupa, waktu itu adalah hari kerja, klo tidak salah Hari Rabu. Dan, Funabashi Hoten, dicapai sekitar jam 20.30, tepat di depan apartemen Michelle.
Kami turun dan berpamitan dengan Mr. Sugiyama dan istrinya. Cipika cipiki, aku merasakan suasa hangat yang penuh kasih. Kepedulian pemilik minimart kepada pegawai dan keluargamya, memberikan sentuhan hangat sehangat2nya .....
Dan, Mr. Sugiyama berjanji jika aku datang di musim Sakkura tahun 2020 ini, beliau mau mengajak kami ke hutan Sakura, untuk berfoto dengan Sakura, waaaaaaaaa ...... aku tidak sabaaarrrrrrr .......
Kami naik ke unit Michelle, beberes sambil ngobrol, dan sisa waktu sebelum mandi dan tidur, jangan lupan, masih ada sosis babi panjang yang belum dimakan, yummyyyyy .......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H