Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sebuah "Kampus Ramah Disabilitas" dalam Rangka Hari Disabilitas Internasional 2019

2 Desember 2019   12:47 Diperbarui: 2 Desember 2019   13:05 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi | Ramp turun dari ketinggian bangunan utama di depan, menuju leveling koridor lama, selama aku kuliah tahun 188 -- 1992. Agak terlalu curam dengan argonomis leveling nya dan kemiringannya membat kursi roda harus hati2, dan jangan terlalu cepat ......

By Christie Damayanti

Sebelumnya :

Hari Disabilitas Internasional 2019 dengan "Archifable", Rancang Bangun untuk Kaum Disabilitas

Tahun 2019 ini, aku sudah di dapuk untuk bicara tentang disabilitas yang berhubunggan engan desain dan rancang bangun kepada masyarakat dan mahasiswa di FT Arsitektur Untar. Pertama, sebagai dosen tamu di semester 7 mahasiswa arsitektur Untar beberapa bulan lalu.

Dan kedua, taggal 29 November 2019 sebagai nara sumber talkshow dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional di Untar.

Beberapa kali aku juga ke kampus 1 Untar untuk berdiskusi dengan teman2 dosen yang juga dulu adalah dosen serta teman2 kuliahku. Ternyata, kampus 1 Untar sudah menerapkan kampus "ramah disabilitas" dari pintu masuk sampai ke masing bangunan, walau masih banyak yang luput, dari pengamatanku sebagai bagian dari kaum disabilitas.

Sebelum talkshow kemarin jam 13.00, aku sengaja datang lebih cepat untuk mencoba ramp2 yang dibangun di sepanjang jalur pedestrian kampus 1 Untar. Mulai dari pintu gerbang.

Ramp nya memang agak tinggi, lebih dari standard kelandaian untuk ramp, apalagi untuk disabilitas pemakai kursi roda.

Jika aku memakai kursi roda elktrik untuk mempercepat mobilitasku, karena juga tangan kananku benar2 tidak bisa digunakan, aku Cuma membayangkan bagaimana teman2 pengguna kursi roda yang standard dengan mengayuhkan kedua tangannya memutar roda2 yang besar dan berat, ya?

Mungkin, mereka harus dibantu di dorongkan oleh seseorang, karena jika terlalu berat akan membuat di disabilitas semakin capek dan akhirnya stress.

Sudut ketinggian sebuah ramp, apalagi untuk penyandang disabilitas, minimal adalah 1 : 12, sehingga nyaman untuk mengayuhnya. Memang, ramp tersebut akan panjang, dan membuat ruang public yang lain akan terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun