By Christie Damayanti
Kota Chichibu, walau kecil tetapi fasilitasnya tetap terjaga. Ini sebah jalajn dengan pedestrian besar. Â Dan bangunan2 Jepang modern. Kotanya apik, rapih dan bersih sekali, walau tanpa tempah sampah ......
Chichibu  adalah sebuah kota yang terletak di Prefektur Saitama, Jepang. Pada 1 Desember 2015, kota ini memiliki luas wilayah sekitar 577 km2, Sebuah kota kecil nan cantik!
Chichibu didirikan sebagai kota pada 1 April 1950, meskipun wilayah tersebut sudah ada selama ratusan tahun dan telah mengembangkan banyak tradisi lokal. Sejak saat itu, wilayah kota ini telah berkembang melalui serangkaian merger, yang terbaru di tahun 2005.
Chichibu berada di bagian paling barat Saitama. Tidak seperti bagian lain dari prefektur, sebagian besar pegunungan dan populasi terkonsentrasi di teras sungai di sepanjang Sungai Arakawa.Â
Ini adalah kota Saitama terbesar dalam hal luas permukaan dan berbatasan dengan Tokyo, Yamanashi, Nagano, dan Prefektur Gunma. Sebagian besar kota ini milik Taman Nasional Chichibu-Tama-Kai.Wikipedia.
Â
Dari referensi yang aku baca tentang Chichibu, karena wilayah ini tidak cocok untuk menanam padi, banyak orang bergantung pada pertanian serikultur. Batu kapur dari Gunung Buk, yang naik ke selatan pusat kota, merupakan sumber pendapatan utama lainnya untuk wilayah ini.
Kota ini mengalihkan fokusnya ke jalan2, mengambil keuntungan dari lingkungan alamnya yang kaya dan kedekatan relatif dengan daerah metropolitan Tokyo. Kota ini juga terkenal dengan industri pembuatan birnya.
Itu yang aku lihat selama aku berada disana. Lingkungan hijaunya yang kaya, menjadi dasar wisata Saitama, khususnya kota Chichibu.
Masyarakat local wilayah Kanto, yang biasanya harus menghadapi dunia metropolitan perkotaan, mereka membutuhkan tempat refresing, untuk menyegarkan hidup mereka. Dunia hutan hijau dan alam Saitama, tentu merupakan dunia baru bagi mereka.
Sehingga, konsep Chichibu sebagai kota terbesar di Saitama dan berdekatan dengan ibukota Tokyo, menjadi tujuan wisata pegunungan yang terdekat dari wilayah Kanto. Lingkungan Chichibu memang benar2 hijau.
 Walau suhu udara musim panas 2019 ini sangat tinggi, bias sampai 35 derajat Celcius lebih, tetapi dengan adanya hutan yang hijau, setidaknya aliran udara panas akan terserap oleh dedaunan, menjadi oksigen, yang membuat suasana disekitarnya lebih sejuk ......
 Â
Dengan luas hanya sekitar 577 km2, kota Chichibu memang sangat kecil disbanding dengan Tokyo. Apalagi, bangunan2nya hanya 1 atau 2 lantai saja. Bisa dihitung, bangunan2 yang diatas 3 lantai.
Pusat kotanya hanya jalan raya kecil dengan fungsi2 perkotaan standard. Dan, bangunan2nya meang cukup tua, karena Chichibu sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Sebagian besar, bangunan2 tua berada di jallur utamanya, Dan bangunan2 selanjutnya berada disekitarannya. Sepertinya, seperti kota2 di semua negara yang sudah berumur ratusan tahun, mereka mempunyai konsep "kota bertumbuh".
"Kota2 tumbuh" sepeti Jakaarta itu, pun ada di Jepang. Contohnya adalah Chichibu ini. Sangat terlihat perbedaan bangunan2 yang sudah ada ratusan tahun lalu, dengan bangunan2 berarsitektur modern. Termasuk sebuah jembatan bersejarah di Chichibu, Jembatan Kyu Chichibu-hashi.
Jika berjalan kaki ke barat sekitar 12 menit dari Stasiun Onohara yang ada di sebelah utara Kota Chichibu, terdapat jembatan lama Chichibu. Jembatan ini melintasi Sungai Arakawa dan selesai dibangun pada tahun 1932. Setelah jembatan Chichibu yang baru dibuka, jembatan lama digunakan sebagai jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda.
Jembatan Chichibu baru adalah jembatan Tarik dengan kabel2 yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan. Jembatan ini dibuat dengan sangat mengesankan. Jembatan baru ini juga kerap muncul dalam anime "Ano Hana" sebagai jalan penghubung para tokoh anime untuk menuju ke tempat persembunyian rahasia mereka.
***
Secara pengamatan cepat denagn dibantu peta kota Chichibu, kota ini memang berbentuk grid. Labirint, dengan jalan2 perumahan kecil, tetapi apik dan bersih! Salah satunya, ketika aku ke rumah mba Hani, berada di sebuah cluster cantik, di atas perbukitan kota.
Dimana, jika kita melihat pemadangang sekitarnya adalah hijau hutan, dan disana sini tersembul bunga2 walau tidak banyak. Angin semilir, dan mobil sangat sedikit di cluster itu. Suasanya sepi, cenderung senyap. Jika kita berjalan sendirian, hanya terdengar tapak kaki kita, dan sedikir semilir angin.
Â
Dengan keadaan itu, mau tidak mau kita akan merasakan sedikit kengerian, sepi sunyi dadn senyap, dan kita seakan berada di duna ini hanya sendirian saja .....
Sedikit berputar ke luar kota Chichibu, suasanya semakin natural. Hutan hijau bear2 terhampar luas disana. Sejauh mata memandang, hanya hutan hijau. Alam yang natural, tanpa manusia, jelas terlihat, dengan hutan hijau yang pekat dan rapat.
Aku sudah  membaca, tentang kebakaran hutan di Saitama. Ternyata, kebakaran hutan di Saitama pun pernah terjadi disana.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Medcom.id, Tokyo : 16 April 2014
Kebakaran menghanguskan sembilan hektare area pegunungan dan hutan di Kota Kiryuu, Jepang. Hingga berita ini diturunkan, Rabu (15/4/2014), belum ada laporan korban cedera maupun tewas dalam kejadian tersebut. Sementara api masih berkobar.
Departemen pemadam setempat mengatakan kebakaran hutan terjadi di sebelah baray daya prefektur Gunma. Api berkobar sekitar pukul 11.00 WIB pada 15 April 2014. Otoritas pun mengerahkan helikopter pengendali kebakaran dari Prefektur Saitama dan Tochigi. Kebakaran terjadi lantaran udara kering yang melanda kota tersebut.Â
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tetapi secara pandangan mata, dan sejauh mata memandang, lingkungan kota Chichibu memang benar2 hijau! Terlihat sejuk dan tenang. Dan nyaman ......
Jalan2 perkotaan pun, sangat apik, rapi dan bersih. Tetapi karena luas kota nya memang kecil, pemerintak kota pun tidak membangun pedestrian besar. Hanya ada beberapa titik saja, jalan perkotaan denan pedestrian besar.
Artinya, jika aku melintas di Chichibu, mungkin aku harus berjalan di atas kursi roda ajaibku, di atas jalan kendaraan, dan itu akan membahayakan untukku juga untuk mobil2 disana. Mungkin, aku hanya bias berjalan2 di beberapa titik jaan perkotaan, yang punya pedestrian cukup besar.
 Artinya, Chichibu memang belum sepenuhnya "ramah disabilitas". Bukan karena mereka tidak peduli, tetapi asset luas perkotaannya yang tidak memungkinkan untuk dibangun pedestrian yang standard bagi disabilitas.
Tetapi, jangan salah!
Walau tidak 100% "ramah disabilitas", fungsi2 dan fasilitas perkotaannya, sangat apik dan cantik! Sepanjang perjalananku keliling Chichibu, aku tidak melihat sampah sama sekali, walau aku pun tidak melihat tong2 sampah! Hahaha,.... Itulah Jepang. Mereka bias membuang sampah tanpa tong sambah .....
Lihat tulisanku,
Di Jepang, "Kebersihan Tanpa Tempat Sampah!"
 ***Â
Chichibu memang kota yang cantik, apalagi aku kesana bertemu dengan sahabat baruku. Kenyamanan yang disalurkan oleh mba Hani Yamashita, memberikan pengaruh yang luar biasa untuk sebuah inspirasi. Bahwa, aku mampu pergi sendirian kesana, walau ini adalah kota diantara kerumunan hutan Jepang di Saitama.
Dan, bahwa aku bias melihat kehidupan masyarakat local di Chichibu, dengan bantuan mba Hani yang menemaniku. Selain itu, banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang sangat menarik tentang Chichibu Saitama ini, yang akan aku tuliskan sampai belasan artikel, setelah ini ......
Sebelumnya :
'Ngedate dengan Mba Hani Yamashita, Kompasianer, di Chichibu Saitama, Jepang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H