By Christie Damayanti
Jika ada yang belum tahu bahwa Jepang adalah "negara gempa", coba googling saja. Karena, Pada kenyataannya, Jepang memang berada pada 3 lempeng benua yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Filipina.
Yang mengakibatkan pergeseran lempeng rawn menjadi gempa. Sedangkan, Indonesia terletak pada 4 lempeng benua, yaitu Lempeng Asia, Lempeng Australia, Lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Samudra Pasifik.
Dengan kenyataan ini, pemerintah Jepang memutar otak, "bagaimana cara agar Jepang tidak runtuh secara fisik (bangunan2), akibat gempa! Semebtara "bangunan2 pintar" dan hemat energy, cenderung menjadi sebuah berita utama, ketika Jepang sedang dilanda gempa. Sehingga, memang mereka membutuhkan perlunya stabilitas structural.
Â
  Bukan rahasia lagi bahwa fondasi bangunan sangat penting untuk ketahanannya, dan dengan gempa bumi dan bencana alam lainnya yang tampaknya lebih sering terjadi, permintaan akan bangunan yang tangguh juga terus meningkat.
Kedekatan Jepang dengan 'Cincin Api' Pasifik dan semua aktivitas seismiknya telah berkontribusi pada kode bangunan ketat negara untuk gedung pencakar langit dan menara.
Sebagian berkat bahan2 yang fleksibel dan penyerap goncangan serta alat-alat modern untuk menguji dan menganalisis kinerja sebuah bangunan, arsitektur dan teknik yang terlihat di Jepang adalah salah satu yang paling tangguh di dunia, dengan beberapa bangunan tua bahkan diperlengkapi untuk membuatnya lebih tahan gempa.