By Christie Damayanti
                                                                Â
          Soup daging Restoran Tahiland Sawasdee Shin Urayasu, rasanya seperti soup daging atau semur daging yang ringan, di Jakarta. Enak!
Berburu kuliner, bukan hanya sekedar makan saja. Berburu kuliner, lebih kepada bagaimana kita melakukan "riset" kecil untuk rasa sebuah masakan dari banyak restoran atau rasa masakan dari sebuah Negara.
Yang aku lakukan untuk berburu makanan, pertama pastia makanan2 di restoran2 dari restoran besar sampai restoran kecil, di suatu kota di Indonesia atau Negara yang aku kunjungi. Puas dengan itu, aku akan berburu makanan sebuah Negara di Negara asing.
Seperti di Jepang ini.
Karena aku selalu kesana 3 bulan sekali untuk menjenguk anakku yang tinggal disana, makanan2 Jepang kadang kala membuat aku bosan. Apalagi, aku selalu makan masakan Jepang atau snack2 Jepang. Sehingga, aku sering melakukan berburu kuliner Negara lain di Jepang, sendiri atau bersama Michelle.
Saat itu, dimusim semi tahaun 2018 lalu, ibu dan adikku sempat kuajak ke Tokyo menjenguk Michelle bersamaku. Dan adikku sangat menggemari kuliner sehingga di selalu mengajak makan ke restoran2 yang jika aku sendiri, pasti tidak akan masuk dan makan disana.
Mengapa?
Ya, aku akan makan di sebuah rstoran, jika tempat nya menarik, walau mungkin aku tidak tahu jenis makanannya itu apa. Itu pertama, yang utama.
Kedua, aku akan masuk ke sebuah restoran jika aku tahu jenis makanan nya cukup menerbitkan air liur, walau tempat atau restorannya tidak menarik. Biasanya, jika di Negara China atau HongKong, atau di Jakarta atau di kota2 di Indonesia.
Jika makanan China, China dan Hongkong lah rajanya. Atau di Jakarta daerah Kota atau Mangga Besar. Kebanyakan, restoran2nya sumpek, kecil atau penuh. Tetapi, yang diburu adalah makanannya, tetap saja aku masuk dan makan disana.
Atau, jika makan Gudeg di Yogyakarta, dimana restoran2 Gudeg justru adalah restiran2 yang tempatnya tidak menarik (menurut banyak orang), dan sesak serta sempit. Tetapi masakannya ...... yummy ..... Jika makan gueg di restoran2 besar, cenderung gudegnya biasa2 saja, bahkan mungkin tidak enak!
Jadi, ketika aku berburu makanan sendirian, aku hanya melihat dari 2 sisi ini saja, kecuali memang sedang sangat kelaparan, makanan dan tempat yang bagaimana pun, pasti kudatangi, hihihi ......
Naaaahhh,
Karena adikku hobinya kuliner, kuserahkan dia untuk memilih2 makanan, terserah dia saja. Dan pilihannya adalah restoran Thailand, Sawasdee.
Restoran Thailand?
Pertama, aku tidak suka makanan dari Thailand, seperti makanan dari India. Menurutku, Thailand atau India terlalu banyak rempah2 asing, yang akhirnya membuatku sering mual. Kadang pun, aku merasa baunya agak amis. Sehingga, aku tidak akan datang ke restoran Thailand. Di Jakarta atau di Jepang!
Mungkin, ya jika aku berada di Thailand itu sendiri. Mungkin, aku pun harus terus belajar untuk mulai menyukai makanan dari Thailand atau India ......
Akhirnya kami masuk ke Restaurant Thailand Sawasdee.
Â
Restaurant Thailand Sawasdee, Shin Urayasu
Â
 Saat itu, setelah kami dipamerkan tempat kerja Michelle di Hotel Disney Celebrate Shin Urayasu, kami mencari makan di daerah stasiun Shin Urayasu. Area itu sangat komplit. Ada 3 mall besar dengan 2 samap 4 lantai, dan mempunyai banyak toko2, pastinya!
Jika ada toko di mall, pastilah ada tempat makanan2, baik restoran atau caf. Ditempat itulah pemburu2 kuliner akan datang, karena dengan 3 mall besar, pasti makanannnya bukan hanya makanan2 lokal saja, tetapi makanan2 internasional, kan?
Â
    Suasana "plaza pengikat" dari ketiga mall di Stasiun Shin Urayasu, Tokyo, tempat Michelle bekerja di Hotel Disney Celebrate dan Seven Eleven nya.
Â
                                                Di lantai 4 inilah, Restoran Thailand Sawasdee itu berada ......
Â
Setelah berkeliling di lantai daras dan lantai basement, yang biasanya banyak makanan karena di basement pasti ada supermarket, kami naik ke lantai teratas untuk mencari restoran2 yang lebih besar, dan biasanya adalam masakan intenasional.
Kami ke lantai 4, dan memang ada berbagai restoran unternasional, dengan cita rasa internasional. Sayangnya, tidak ada restoran dari Indonesia, walau bahkan banyak restoran2 dari Eropa .....
Pilihan adikku langsun menuju Restoran Thailand, dari berbagai macam restoran2 yang ada, karena menurutnya restoran itu sangat menarik!
Baiklah, aku menurut saja, sehingga kami masuk dan makan disana .....
Seperti restoran2 internasional di sebuah Negara, pasti mereka membawa berbagai asesoris dari negaranya. Itu yang membuat restoran2 internasional masing Negara, memunyai cirri khas negara2 mereka. Juga di Sawasdee ini.
Banyak patung2 gajah. Karena Thailand juga terkenal sebagai Negara Gajah Putih. Juga kain2 khas Thailand yang digantung2 untuk asesoris, dan sebagainya.
Menu nya cukup banyak, dengan makanan2 ala Asia. Nasi campur, nasi dengan lauk, berbagai jenis bakmi, berbagai jenis soup, dan sebagainya. Oya, banyak penawaran paket2 makanan yang terdiri dari nasi atau bakmi dengagn lauk pauknya, buah atau penutup mulut manis ala Thaiiland dan minum, denga harga pantas.
Tetapi, tetap saja! "Harga yang pantas" itu, tergantung siapa yang menyantapnya. Jika Michelle sebagi mahasiswa rantau, tentu saja harga pantas itu sekelas Matsuya atau Minimart, hihihi .....
Â
Â
Paket2 makan siang di Sawasdee, diberandol "hanya" 980 Yen, artinya sekitar 120 ribu Rupiah! Cukup mahal untuk Michelle, bukan?
Karena aku memang tidak suka rempah2 asing dari Thailand, aku memilih makanan soup dan nasi saja, begitu juga dengan Michelle, yang kami rasa agak standard, syukur2 rasanya ada sedikit rasa Jepang2 nya, hihihi .....
Ibu dan adikku lah, yang memesan paket masakan "berat", seperti nasi dan bakmi goreng khas Thailand.
Â
Â
Â
Â
Â
Jadi, bagaimana rasanya?
Untukku,  karena aku memesan soup daging, rasanya cukup enak, tanpa terasa rempah Thailand nya. Malah, mungkin soup daing ini seperti soup daging  atau semur daging (yang ringan) di Jakarta, dengan rempah2 yang kukenal baik.
Dan, aku sangat menikmatinya. Terutama penutup mulit, es selasih dan nangkan nya. Eh, juga salad mangga yng kecut, menambah cita rasa nya .....
Makanan yang lain, yang dipesan?
Aku tetap merasa agak aneh dengan lauk pauknya. Untuk sekedar kwetiau gorengnya, cita rasanya seperti masakan Chinese food.
Secara keseluruhan, oklah makan di restoran Thailand Sawsdee ini, cukup enak jika tidak memesan makanan2 Thailand yang "berat", hihihi .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H