By Christie Damayanti
Â
                                                        Â
                                                  Restoran Sora Tora Ya, dengan harimau sebagai icon nya
Â
Kadang, aku juga sering merasa bosan, makan makanan Jepang favorite ku. Ramen, sobu, sushi, onigiri atau makana2 sejenis itu khas Jepang.
Kadang, jika aku jalan sendirian atau dengan anakku Michelle, kami beberapa kali masuk ke beberapa restoran yang terlihat tidak mencerminkan masakan Jepang, walau pada kenyataannya "rasa Jepang" selalu mngikuti masakan2 dari Negara lain.
Saat itu, kami keliling Tokyo SkyTree, dengan berbagai kulinernya yang menerbitkan selera, hanya dengan melihat foto2nya saja, apalagi jika benar2 kelaparan, hihihi ......
Kami masuk ke salah satu restoran Jepang -- China di Solamachi lantai dasar. Dimana sepanjang lorong tersebut, semuanya adalah restoran, caf atau izikaya (tempat minum sake).
Mengapa kami masuk ke restoran tersebut, diantara banyak restoran2 yang lainnya? Padahal, ini tidak jauh berbeda dengan restoran Jepang, karena mengandung berbagai menu mie dan Gyoza?
Karena, aku tertarik dengan lambing atau icon restoran itu : Harimau!
Â
           Restoran Sora -- Tora -- Ya, di Tokyo SkyTree, yang menyajikan berbagai masakan bermenu mie dan goyza, pangsit goreng ala Jepang
Â
Ya, harimau lebih melambangkan Negara China dibandingkan dengan Negara Jepang, tetapi dibawah lambing harimaunya, terdapat menu Gyoza, yang merupakan menu pangsit goreng dari Jepang! Sebenarnya juga, pangsit gorang Jepang disebut Gyoza, dan pangsit goreng China disebut Suwekiau.
Jadi, aku cukup tertarik dengan konsep restoran ini, dan menurutku restoran ini campuran antara masakan Jepang dan masakan China, dan makanya aku memilihnya ......
Sora -- Tora -- Ya Restaurant
Nama restoran itu adalah Sora Tora Ya. Entah apa artinya, tetapi membaca namanya sepertinya memang bahasa campuran.
Menu nya bermacam2, sama seperti makanan Jepang dengan berbagai mie dan pangsit goreng Goyza nya, yang sepertinya merupakan makanan yang popular di restoran itu.
Tetapi karena aku ingin mencicipi makanan yang bukan masakan Jepang yang khas, maka aku tidak memlih ramen atau goyza. Ternyata juga, Michelle anakku pun demikian, tidak mau memilih masakan khas Jepang. Jadilah kami memilih mie goreng.
Â
                                               Menu nya cukup beragam, tetapi kami memilih mie goreng saja .....
Â
Mengapa mie goreng?
Karena, Michelle kangen mie instan goreng, hihihi .....
Lagipula, ketika kami masuk ke restoran itu, bau semerbak gorengagn mie itu, menyeruak ke dalam paru2 kami. Jadilah, dari bau, muncul rasa lapar dan selera makan kami, nyaris sama : mie goreng!
Bedanya adalah, aku memilih mie goreng tanpa kecap (non-soy sauce), dengan berbagai rempah asing, dan Michelle memilih full soy sauce, seperti bakmi goreng tek-tek!
Hahaha, ya ..... Michelle benar2 kangen masakan mie goreng seperti bakmi tek-tek, dan aku hanya sebagai pelngkap saja, mie goreng non-soy sauce.
Mereka memasak mie goreng, setelah ada pesanan, dan baunya benar2 menerbitkan selara. Sambil menunggu pesanan kami datang, aku melihat2 restoran tersebut .....
Â
Suasana restoran ketika kami sedang menunggu pesanan bakmi goreng kami. Di dinding, itu adalah icon restoran Yora Tora Ya ini, harimau. Yang membuat aku tertarik untuk memilihnya, untuk makas siang dengan Michelle.
Â
                                   Pegawai restoring ini, bau semerbak mewangi, bersumber pada dapur ini, hihihi .....
Â
Tidak lama kemudian, pesanan kami pun datang. 2 piring mie goreng dengan 2 jenis masakan. Asap mengepul di wajah kami, dan baunya membuat kami benar2 kelaparan!
 Ini pesananku, mie goreng non-soy sauce. Rasanya, benar2 rasa bawang putih. Mie nya tekstur lembut dan agak berair. Seperti masakan 'ca' ala China, cukup enak walau tidak terlalu istimewa. Karena masakan 'ca' seperti ini, sangat lumrah di Indonesia.
Â
Ah, ternyata aku ingin pesan gyoza, yang menjadi menu andalan mereka, jadi;ah aku memesannya. Dan, ternyata Gyoza nya memang berbeda dengan Gyoza2 yang lain. Ada beberapa menu Gyoza disana, daging babi, daging sapid an daging ayam. Dan aku memilih menu Gyoza daging babi ....
Rasanya? Wuuuiihhhhh ........
Dan, aku beserta Michelle benar2 menikmatinya .....
Â
                  Nah, ini adalah 'mie tek-tek' ala restoran Sora Tora Ya, mie goreng yang sepertinya andalan restoran tersebut .....
Â
Rasamya?
Menurutku sih, benar2 seperti bakmi tek-tek, sesuai dengan keinginan dan bayangan anakku. Dan anakku sangat menikmatinya! Terlihat diwajahnya, betapa kangennya dia dengan mie goreng seperti mie tek-tek tersebut ......
***
Untukku, menu mie tidak terlalu istimewa karena meamg Jepang juga termasuk "Negara mie", dengan ramen, udon dan soba nya. Di Indonesia sendiri, aku sering makan masakan mie. Mulai dengan mie jawa, mie china atau mie instan.
Begitu juga anakku, bahkan anak2ku  itu bisa dibilang 'gila mie'. Sehingga, menu masakan mie benar2 tidak istimewa untukku. Apalagi, setelah sering berkunjung ke Jepang, minimal tiap 3 bulan aku terbang, mie benar2 cukup membosankan.
Tetapi, ketika ada logo harimau dan Michelle tertarik sekali untuk makan "mie tek-tek" ala restoran itu, serta bau  mike goreng yang sedang dimasak, ketika kami melewati deoan restoran itu, akhirnya kami memuruskan masuk ke restoran dan memilih menu mie goreng.
Dan, ternyata kami berdua cukup puas dengan masakannya, apalagi Michelle.Dia benar2 terlihat bahagia menyantap mie tek-tek ala Sora Tora Ya, yang rasanya benar2 seperti mie tek-tek .....
Maklum, dia sudah sekitar 2 tahun tinggal di Jepang dan ketika Natal 2018 lalu di liburran ke Jakaarta, dia belum sempat menikmati mie tek-tek kesukaannya, karena begitu banyak makanan2 Indonesia yang dia ingin makan ......
Ternyata, begitulah kehidupan seorang Michelle sebagai mahasiswa rantau di Jepang, dengan berbagai kekangenannya tentang keluarga dan Indonesia ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H