Sebagai sebuah negara modern berteknologi tinggi, dengan penduduknya yang sangat disiplin, negara ini terkenal dengan penduduk nya terdisiplin sedunia. Membuat Jepang harus berusaha untuk melakukan hidup dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Mereka benar-benar disiplin danselalu tergesa-gesa. Keluarga-keluarga sering tidak punya waktu untuk masing-masing anggota keluarga mereka.
Ketika mereka bangun tidur, mereka sudah tergesa-gesa mempersiapkan diri, ayah, itu dan anak-anak menuju kegiatan masinng-masing. Akhirnya sebagian besar dari mereka tidak akan sempat untuk makan pagi. Bahkan makan malam pun bisa saja hanya sekedarnya di jalan menuju rumah mereka.
Itu adalah kenyataan. Dan, itu memang terjadi pada hampir semua keluarga di Jepang.
Akhirnya, para kreator menciptakan berbagai cara supaya warga Jepang bisa melakukan hidup mereka dengan cepat, tanpa mengurangi esensi hidup.
Karenanya, terciptalah banyak minimart yang menjual semua kebutuhan kehidupan warga Jepang. Minimart itu sebenarnya sama dengan supermarket, tetapi versi mininya. Isinya cukup lengkap, mulai kebutuhan makan berat hingga cemilan.
Masing-masing minimart memasak makanannya sendiri dan melabelinya dengan merk dagang mereka. Yang aku heran adalah, rasa masakan mereka nyaris sama enaknya!
Minimart yang terkenal di Jepang antara lain Seven Eleven (dari Amerika), Family Mart, Watson, dan beberapa minimart lokal yang terdapat di sudut-sudut kota kecil.
Seperti yang aku sudah aku tuliskan di atas, minimart-minimart itu menjejalkan semua jenis barang, dan berlokasi di pelosok kota, baik di kota besar, maupun kota kecil. Tujuannya, supaya minimart semakin dekat dengan warga.
Tujuannya lainnya, customer dapat dengan mudah membeli makan di sela padatnya aktivitas mereka. Bahkan, tidak usah dipanaskan di rumah memakai microwave, tetapi bisa langsung memasak makanan mereka di minimart itu.
Jika mereka membeli mie instan atau bubur instan, mereka bisa memasak di minimart tempat mereka membelinya. Mereka bisa makan pagi dengan sajian hangat, lalu langsung pergi ke sekolah atau tempat kerja.
Jika mereka membeli makanan matang dan membawanya pulang, mereka juga bisa memanaskan makanannya di microwave rumah. dan bisa Praktis, kan?
***
Selain minimart, Jepang memiliki lebih dari 50.000 toko serba ada (yang salah satunya yang terkenal adalah Konbini). Konbini dapat ditemukan di seluruh Jepang. Terjadi persaingan yang kuat antara minimarket operator utama, seperti Seven Eleven, Family Mart dan Lawson, dengan Konbini. Semuanya secara konstan menghasilkan produk dan layanan inovasi dan berlomba-lomba memberikan kenyamanan kepada customer. Kebanyakan toko serba ada buka 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
Barang yang ditawarkan terutama menjual makanan termasuk berbagai macam makanan, makanan ringan dan permen, seperti onigiri (bola nasi), inari, sandwich, roti, keripik, permen, obento (kotak makan siang), ramen instan, makanan microwave dan makanan panas seperti ayam goreng, nikuman, dan oden. Beberapa makanan dingin, seperti onigiri, dapat dipanaskan di toko.
Mereka juga menjual semua jenis minuman panas dan dingin termasuk soda, kopi, teh, air, minuman olahraga, jus, susu dan minuman vitamin. Komodaitas sering berubah dan sering bervariasi tergantung musim. Sementara itu, baik toserba maupun minimart juga menjual minuman beralkohol termasuk bir, sake, shochu, dan anggur.
Yang dijual bukan hanya makanan untuk sarapan, tetapi juga makan malam. Sehingga, konsepnya ketika mereka sampai rumah mereka, mereka sudah bisa langsung istirahat, tanpa harus masak dan makan malam dahulu.
Buat warga, gaya hidup semacam itu itu menghemat waktu dan tenaga. Karena sudah capai seharian sekolah atau bekerja. Walau, mungkin akan boros dan banyak pengeluaran.
Karena, apapun itu, kalau beli makanan di luar pasti lebih boros dari pada masak sendiri di rumah. Kalau masak di rumah, masakannya bisa dimakan untuk seluruh keluarga. Sedangkan jika beli makanan diluar, walau makanan minimart yang terkenal murah pun, pasti lebih mahal, karena perhitungannya cuma untuk seorang saja.
Nah,
Itu juga yang aku lakukan selama aku menjenguk Michelle di Tokyo, setiap 3 bulan sekali. Michelle anakku sendiri, bekerja di minimart Seven Eleven sampai tengah malam. Sehingga dia pasti sudah mempraktekkannya sendiri, bagaimana dia bertahan hidup irit.
Kalau aku, aku memang selalu membeli makanan di minimart, terutama Seven Eleven, tempat Michelle bekerja. Setiap aku menjemput Michelle bekerja pukul 23.00, aku pasti membeli makanan untuk dimakan besok pagi, bahkan untuk makan siang ku di jalan.
Jika kami memang tidak nafsu makan di restoran, tetapi kami harus makan, akhirnya kami membelinya hanya di minimart yang kami lewati. Memilih makanan-makanan dingin, memanaskan di microwave dan memakannya di meja-meja yang mereka sediakan.
Enak dan irit, hihihi.
Nah, berikut ini, parade foto makanan favorit kami, yang kubeli di berbagai minimart di Jepang:
Asik, kan? Ngiler, ga? Hihihi.
***
Mungkin, banyak yang berpikir,
"Ah, minimart! Apa bedanya dengan minimart yang ada di Jakarta? Sama saja!"
Mungkin benar, mungkin juga salah. Tetapi untukku, seperti yang aku tuliskan di atas bahwa minimart itu adalah "dewa penolong" bagi warga Jepang dan bagi wisatawan backpackers. Minimart juga menjadi "dewa penolong"-ku dan anakku, dengan makanan-makanan yang enak, bergizi dan berkualitas, serta murah. Bahkan, sangat murah! Tidak lebih dari 600 Yen untuk bento yang besar!
Dan minimart di Jepang pun, mempunyai banyak inovasi tertentu supaya pelanggannya hidup sehat lewat menu pilihan mereka.
Tidak salah jika aku katakan: "Minimart di Jepang, adalah segalanya". Hihihi.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H