By Christie Damayanti
Siapa yang tidak tahu dan tidak kenal dengan istilah "jajan pasar?"
Pasti semua mengenalnya. Tapi, mungkin istilah ini hanya ada di Indonesia. Di Negara lain, tidak mengenal istilah ini. Walau, pada kenyataannya, "jajan pasar" atau makanan2 yang dijual di pasar ada juga di pasar2 negara lainnya.
Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia, yang diperjualbelikan di pasar, khususnya di pasar tradisional. Dalam pengertian lain, adalah berbagai macam kue yang pada awalnya diperjualbelikan di pasar-pasar tradisional.
Meskipun telah banyak beredar makanan instan dan modern bahkan impor dari luar negeri, jajanan pasar masih tetap digemari karena beberapa alasan, antara lain harganya yang relatif terjangkau dengan rasa yang enak, dan ada banyak pilihan beragam yang disediakan. Wikipedia.
Dibanyak Negara, pasar2 tradisional juga masih banyak. Ada juga beberapa Negara, membuka pasar di akhir minggu atau weekend. Mereka memanfaatkan pasar2 tersebut sebagai ajang kongkow atau area bisnis yang akan bermula.
Meerka membuka stand2 tertuama adalah makanan dan snack2. Terlihat sangat menarik, apalagi jika mengolah makanan itu dengan cara di demonstrasikan di depan pengunjung. Dan baunya yang sedap, mengundang pengunjung, bukan hanya menonton demontrasinya, tetapi juga membelinya.
Begitu juga di Jepang...
Kota kecil tempat anakku tinggal di Funabashi di Perfecture Chiba, ada beberapa titik yang menjual "jajan pasar", walau bukan di pasar tradisional. Mereka secara sporadic, menggelar lapak2 mungil bersebelahan dengan toko2 mngil sebuah kota kecil.
Aku tidak tahu, apakah ini legal, tetapi setiap kali aku kesana, makanan2 yang dijual it uterus berganti, dan setiap hari meerka berjualan. Dari pagi, sampai sore atau sampai habis. Yang jelas, di weekend makanan2 jajan pasar itu lebih cepat habis.
Mari, kita lihat I sebuat lapakmungil di Funabashi
Beberap yang aku bisa "baca" adalah makanan bernama Shiso Kusanagi, yang berwarna hijau. Sebenarnya, makanan kecil terbuat dari bayam. Baik digoreng atau dikukus. Dengan bumbu2 khas Jepang. Harganya hanya 216 Yen per-pack (sekitar 28 ribu Rupiah). Renyah dan garing.
Ada juga Yuichi Koichibe, seperti bakpao berisi kacang merah. Rasanya pun, hampir sama dengan bakpao yang kita kenal di Indonesia, yang berasal dari Negeri China. Harganya pun sekotar 216 Yen saja per-pack.
Lalu, ada Ogaki, itu adalah sejenis moci yang dilumuri tepung panir dan berisi pasta kacang hijau atau pasta kacang merah. Rasanya, manis dan legit sekali! Per-pack hanya ada 2 buah besar, dengan harga 238 Yen atau 31 ribu. Wuih ... kenyang sekali karena manissss .....
Buchi-yaki seharga 216 Yen adalah goreng2an teriyaki. Bahannya adalah sayur dan jagung, seperti bakwan atau perkedel. Rasanya, yah ... rasa khas Jepang. Cukup enak dan kenyang.
***
Jajan pasar sejenis ini, memang sangat menarik untuk wisatawan termasuk aku. Dengan harga nya murah, setara dengan makanan2 seperti ini di minimart, membuat aku selalu mencoba dan mencicipi masing2 jenis makanan.
Selanjutnya, jika memang rasanya menurutku memang enak dan enak banget, pasti besoknya aku akan membeli lagi. Walaau, kadang2 menu makanan2 kecil ini tidak selalu sama disetiap harinya.
Jajan pasar ala Jepang  di Funabashi tau di kota2 kecil seputara Tokyo ini, justru berbeda dengan jajan pasar yang benar2 berada di pasar tradisional Ameyoko, Tokyo. Konsepnya pun berbeda.
Funabashi memang sebuah kota kecil di Chiba yang cukup lengkap. Tanpa harus mencari2 di kota besar seperti Tokyo, Funabashi menyajikan banyak atraksi wisata, termasuk jajan pasar ala Jepang ini .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H