Mengapa kita sebagai manusia yang tahu bahwa suatu saat kita akan mati, tetapi kita sangat memuja kehidupan duniawi?
Mengapa kita terus bersenang2 dan lupa bahwa hidup kita bisa berakhir kapan saja, jika Tuhan bekehendak?
Atau, mngapa kita terlalu sombong untuk terus pongah merasa kita terlalu hebat dibandingkan manusia lain, atau makhluk ciptaan Tuhan yan lain, dan menghunjamkan kemarahan dan dendam untuk saling membinasakan?
Tidakkah kita sadar bahwa hidup kita harus dalam rakmat dan berkat Tuhan bersama sesame dan makluk2 lain ciptaan NYA?
Sudah saatnya untuk kita menyadari bahwa hidup kita terlalu singkat. Dan bunga Sakura sudah mengingatkan kita ......
***
Dalam budaya Jepang, bunga Sakura merupakan perwujudan antara kecantikan kehidupan dan kematian, selama berabad2. Ini juga diperbandingkan dengan seorang samurai, seorang pejuang Jepang yang hidup keras dengan moral yang ketat tentang rasa hormat dan disiplin.
Tugas seorang samurai adalah tidak hanya mencontohkan dan melestarikan kebajikan2 kehidupan saja, tetapi mereka juga harus menghargai sebuah kematian yang tidak terhindarkan, tanpa takut untuk mati.
Dan, bunga Sakura atau kelopak2 yang jatuh setelah 2 minggu mekar sempurna, diyakini sebagai lambing akhir dari kehidupan mereka, sang samurai ......
Disaat Perang Kedua II, bunga Ssakura mempunyai arti yang sama bagi para pilot Jepang yang bertempur. Mereka bertempur untuk kaisar Jepang, dan siap bunuh diri, ketika mereka tidak bisa melakukan yang terbaik untuk kaisar!
Bunga Sakura juga dipuja sebagai symbol kelahiran kembali. Pembaruan. Renewal. Pada saat itu, pohon2 cherry yang berbunga Sakura itu, disetiap musim semi akan memberikan kenyataan tentang kelahiran kembali.