By Christie Damayanti
                                                      Â
Gerbang Utama Nio-Mon untuk menuju ke kompleks kuil Nakayama Hokekyo-Ji di Shimosa Nakayama. Lokasi ini, berada di tengah2 permukiman padat penduduk local jepang, yang (mungkin) mereka tidak menyadari bahwa ada sebuah "surga kecil", di dekat mereka .....
***
Nakayama Hokekyo-ji Temple adalah kuil dari sekte Nichiren, dan didirikan oleh seorang biksu Nichiren pada periode Kamakura (tahun 1185-1333). Berarti, kuil ini sudah sekitar 800-an tahun! Kuil ini merupakan salah satu dari 3 kuil "Tiga Dewi Kishimojin". Dan warga sekitar kuil ini, banyak datang kesana untuk berdoa.
Kuil Nakayama Hokekyo-ji adalah rumah bagi 2 buah patung Nichiren yang terkenal ; patung luar yang berdiri; dan patung altar kayu berukir yang diukir. Nichiren yang sedang memegang gulungan Sutra Lotus yang panjang dan diabadikan di  pintu masuk Gerbang Nio-Mon, yang berasal dari era Edo.
Daerah sekitar temple ini, benar2 daerah permukiman warga Shimosa Nakayama, tetapi di depan permukiman ini, terdapat kompleks Nakayama Hokeyo-ji Temple, kompleks kuil yang sudah berumur sekitar 800 tahun.
Â
        Patung seorang biksu Nichiren, yang memegang gulungan kertas, berada di depan sebelah kiri Gerbang Utama Nio-Mon, Shimosa Nakayama
Ketika aku datang kesana, sekitar jam 3 sore. Suasanya sangat sepi. Dan waktu aku menyusuri Gerbang Nio-Mon, bulu kudukku sedikit tegak. Suasananya benar2 mistis.
Coba, bayangkan jika rumah kita di depannya terdapat Gerbang tua yang pastinya memberikan nuansa "angker", serta didalamnya merupakan kompleks kuil dengan berbagai bangunan2 fasilitasnya (termasuk bangunan baru, jika diperbandingkan dengan kuil aslinya yang sudah berumur 800 tahun), serta kuburan2 biksu atau siapapun yang pernah dituakan disana, sejak jaman lalu.
Â
Gerbang Nio-Mon yang besar dan terlihat sedikit "angker", dari material kayu2 tua yang berumur sekitar 800 tahun! Kuamati, sepertinya tidak ada lampu2, jadi jika malam hari, pastilah gelap. Berarti memang tidak nyaman, bertempat tinggal di area sekitaran. Tetapi, kenyataannya warga disana baik2 saja .....
Suasana dari dalam gerbang tua, tertutup rimbunnya pohon2 cherry, sekitar jam 3 tetapi remang2 seperti jam 5.30 sore. Sungguh, desiran2 aneh berhembus bersama dengan hembusan angin sepoi2 sejuk ....
Â
Begitu melewati gerbang tua itu, beginilah suasana kompleks Nakayama Hokekyo-Ji. Berada dalam kerimbunan pohon2 cherry, yang akan berbunga Sakura di musim semi Jepang.
Permukaan jalannya sangat nyaman dan ramah disabilitas dari con-block yang rata, dan disamping knan dan kirinya permukaan jalan dari bebatuan kerikil kecil.
Desain jalan setapak ini, sangat artistic dengan fungsi streetscape maksimal. Aku yakin, ini di desain oleh seorang yang sangat mengerti tentang kebutuhan fungsi tempat ini.
Ini adalah kuil tempat persembahyangan umat Buddha, dimana disaat2 tertentu mereka akan menjalankan upacara keagamaan mereka. Mereka akan datang berduyun2 melewati Gerbang Nio-Mon, berjalan beriringan menuju kuil utama untuk bersembahyang .....
Cerita2 leluhur tentang ini pun bergaung. Ketika Tenzin menemukan symbol tentang Ninja, membuat buku kudukku pun juga berdiri tegak. Cukup excited untuk mengamati dan mempelajarinya, tetapi ternyata tidak banyak referensi tentang Ninja .....
Â
                    Disinilah, Tenzin mendapatkan symbol Ninja. Lihat, di drpan kuri roda ajaibku, disitulah symbol Ninja ditemukan .....
Â
Dalam kompleks kuil ini, memang banyak terdapat patung2. Aku kesulitan mendeteksi patung2 itu untuk kupelajarinya. Hanya 1 patung Buddha besar lah yang memang gampang untuk dilihat dan dicari referensinya.
Â
                              Patung Buddha Nakayama Hokekyo-Ji Temple. Tidak terlalu besar dengan material tembaga
Â
Patung Buddha Nakayama ini, pastinya tidak sama dengan Buddha Besar Amida di Kamakura atau Buddha Besar Dainchi di Nara. Sekte Nichiren disana, membangun patung2 disana sebagai "Buddha Shakyamuni" ......
Buddha Shakyamuni Surgawi atau Surgawi mewujudkan sifat-sifat pribadi atau subjektif yang diidealkan dari Gotama dan Shakyamuni historis, seperti kasih sayang dan kebijaksanaan. Buddha Besar Shakyamuni dari Nakayama dibangun pada tahun 1819.
Â
Patung Buddha Besar Nakayama ini, material dari tembaga hijau. Buddha duduk di tas bunga teratai, bersila dengan tangan membentuk symbol keagamaan mereka.
Â
Letak lokasinya berada di ketiggian berundak, dengan lingkungannya dilingkupi pepohonan cherry yang akan berbunga Sakura, di musim semi Jepang.
Desainnya sangat cantik! Suasanya sangat nyaman. Aku serasa berada di sebuah tempat "surga kecil" yang artistic! Sebuah tempat tersembunyi, jauh dari keraian, bahkan jika Tenzin tidak tinggal di Shimosa Nakayama ini, kita mungkin kita datang kesana ....
Sebuah tempat dimana mungkin penduduk permukiman sekitarnya pun, kurang bahkan tidak sadar, bahwa ini adalah "surga kecil" Shimosa Nakayama.
Suasanya sangat tenang. Sayup2 terdengar suara2 burung2 terbang. Angin sepoi sejuk membuat kami tenang dan nyama.
Ketika awalnya melewati Gerbang Nio-Mon, aku merasa excited dengan sebuah "misteri", entah apa yang ada di dalamnya. Awalnya, buku tanganku tegak berdiri, semakin kedalam suasanya berubah. Dengan jalan setapak dan bangunan2 fasilitas nya, toko2 yang dikelola penduduk local, sampai kepada pelataran kuil2 persembahyangan mereka .....
***
Tidak capai2nya aku mengamati. Duduk cukup lama diatas kursi roda ajaibku, melihat lingkungan yang tenang dan asri. Menikmati "surga kecil" Shimosa Nakayama, sebelum aku beranjak untuk mengamati hal2 yang berbeda, dari desain arsitektur bangunan2 kompleks kuil2 di Hokekyo-Ji ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H