Sehingga akhirnya, shrine ini melebarkan sayapnya untuk dibangun di Funabashi Hoten, kota kecil tempat Michelle tinggal.
Funabashi Hoten sendiri, memang hanya sebuah kota kecil, bahkan bisa dibilang seperti pedesaan. Area Funabashi Hoten sendiri hanya untuk permukiman dan fasilitas2 kehidupan saja, seperti pasat, minimart dan stasiun kereta JR. Bahkan, restoran besar pun hanya 1 buah Yoshinoya serta beberpa restoran izikaya kecil, tempat menjual berjenis2 sake.
Tetapi, Funabashi Hoten merupakan kota untuk perjudian pacuan kuda nasional, dimana setiap minggu, berbondong2 warga Tokyo atau dari kota2 besar lainnya, datang ke Funabashi Hoten untuk nonton dan berjudi di arena pacuan kuda.
Aku tidak tahu, sebenarnya konsepnya bagaimana. Mengapa Shirahata Shrine ini memperlebar sayapnya ke Funabashi Hoten.
Tetapi, yang aku tangkap dengan keadaan seperti ini adalah, dengan setiap minggu warga Tokyo atau kota2 besar lainnya untuk berjudi, sehingga pada akhirnya setelah atau sebelum mereka masuk ke arena pacuan kuda, mereka melakukan persembahyangan di shrine ini.
Â
***
Ketika apartemen Michelle belum panda ke apartemen yang baru sekarang, lokasinya dekat dengan pacuan kuda dan aku tahu dengan pasti bahwa banyak orang datang berbondong2 dari stasiun menuju arena pacuan kuda, serta menuju shrine ini, setiap hari Minggu.
Â