By Christie Damayanti
Dokumentasi pribadi Â
Komagatado Temple, kuil mungil sekitar 4 menit jalan kaki dari Sensoji Temple, dengan latar belakang Sungai Sumida.
Jepang memang sebuah "negeri kuil". Disemua kota baik kecil apalagi kota besar, pasti ada kuil kecil maupun besar. Dan itu bukan hanya kuil2 tempat persembahyangan saja. Belum lagi tempat2 persembahan atau pun tempat pembakaran2 dupa.
Bangunan2 disana selalu bangunan tradisional, sebagian besar berwarna merah dengan atap melengkung khas Jepang. Genteng "kodok" dengan ketebalan besar dan pastinya sangat kuat. Cantik.
Kadang2 bagi wisatawan tidak bisa membedakan mana yang kuil atau temple atau mana yang fasilitas2nya, karena bentuk desain arsitekturan nya hampir sama. Barulah jika kita datang dan bertandang kesana, kita bisa tahu fungsi bangunan2 tersebut.
Seperti di ujung hook menuju kompleks Sensoji Temple dari arah Metro Tokyo subwy Asakusa, yang selalu aku datangi jika mau kesana.
Â
Dokumentasi pribadi
"Rumah" tangga menuju Stasiun subway Tokyo Metro Asakusa, tepat di sebelah kuil mungil Komagatado, Asakusa
Ada sebuah bangunan merah, tidak terlalu besar, dengan latar belakang Sumida River. Terletak di hook jalan dan tanahnya cukup besar, sehingga bangunan tersebut menjadi landmark kecil di lingkungan distrik Asakusa.
Komagatado Temple
Merupakan sebuah kuil kecil di sudut jalan antara distrik Asakusa dan distrik Taito. Kuil mungil iti memang agak terisolasi, apalagi jika dibandingkan dengan Kul Sensoji yang sangat besar, dengan kompleks kuil2 merah nya.
Dengan kata lain, kuil Komagatado ini memang kurang terkenal dan sangat tidak mencolok seperti tetangganya, Kuil Sensoji, walau memang memiliki hubungagn historis yang berdekatan.
Asal muasal kuil  Komagatado sebenarnya tidak jelas. Tetapi yang jelas dan realitas bahwa kuil mungil Komagatado ini berada di area "pintu masuk" sebelum Gerbang utama Kaminarimon ke kuil Sensoji. Dan kuil mungil ini berada di sisi terdepan Sungai Sumida, dimana jaman dahulu, merupakan tempat nelayan2 mencari ikan.
Waktu itu terdapat patung Budha didalamnya, pada tahun 628 M. Dan semuanya mengarah pada pembangunan Kuil Sensoji. Ketika jaman itu mereka datang untuk bersembahyang ke Kuil Sensoji, sebelum kesana mereka mendarat dan pertama kali masuk ke kuil mungil Komagatado untuk memberikan penghormatan.
Tahun 2003, kuil mungil ini dibangun kembali. Kuil ini dibuka tanggal 19 setiap bulan untuk melihat patung Bodhisattya Batu-Kannon. Dan di tanggal 19 setiap bulan adalah tanggal festival tahunan Kuil mungil Komagatado.
Jika wisatawan datang ke Asakusa, pasti yang didatangi adalah Sensoji Temple dengan shopping street Nakamise nya. Setelah itu, jika masih ada waktu, mereka ke sisi barat Sungai Sumida, dan mereka pergi, mungkin kembali ke hotel atau naik kereta ke Tokyo SkyTree
Â
 Dokumentasi pribadi
Di sisi kiri, terdapat bangunan keciluntuk membasuh anggota tubuh untuk membersihkan diri mereka, untuk masuk dan sembahyang di dalam kuil. Bangunan kecil itu, mmpunyai tempat air dari beton, dan beberapa gayung untuk mengambil air dan membasuhkan diri mereka, sebelum mereka masuk ke kuil.
Kuil mungil komagatado hanya berjarak sekitar 3 menit berjaan kaki ke selatan Gerbang Kaminarimon menuju Sensoji dan menuju persimpangan Komagatabashi-Nishizume, dimana Asakusa-dori dan Edo-dori bertemu. Berada di ujung jembatan Komagatado, seberang jalan Stasiun subway Asakusa.
***
Traveling denganku adalah mengikuti apa yang aku mau untuk mengamati arsitektural dan lingkungan. Walau menurut orang lain "itu tidak penting", aku akan melakukan apa yang aku mau, guna memenuhi keingintahuanku tentang sesuatu.
Seperti kuil mungil Komagatado ini.
Sebuah kuil mungil, yang ketika aku sempat disana dan mengamati wisatawan2 yang datang dari manapun menuju Sensoji Temple, TIDAK SATUPUN YANG BERKUNJUNG KETEMPAT ITU, tempat aku duduk dan mngamati mereka.
Mengapa mereka tidak tertarik?
Pertama, pasti karena mereka memang focus untuk menuju Sensoji Temple. Mereka berbondong2 menuju kesana, tanpa memperhatikan sekelilingnya. Apalagi, jika wisatawan2 itu mengikuti tour, yang memang sangat ketat waktunya.
Kedua, mungkin mereka memang terburu2 untuk belanja di Nakamise shopping street. Dan membuat mereka benar2 terfokus untuk area Sensodi Temple dengan Nakamise.
Ketiga, mungkin mereka sempat melihat kuil mungil ini, tetapi menurut mereka, "buat apa ke tempat yang tidak tahu dan tidak ada di titik wisata?" Karena, mereka pasti membawa peta Tokyo, jika mereka tidak ikut tour.
Entahlah, tetapi untukku sebuah atau tempat2 asing apalagi yang belum pernah aku tahu, itu adalah SANGAT MENARIK! Walau dengagn bahasa Kanji yang aku sama sekali tidak tahu artinya, begitu sampai di rumah dan aku berniat menulis, aku pasti riset untuk mencari nama tempat itu, dengan melihat peta Tokyo, seperti yang aku lakukan sekarang .....
Apapun itu, bangunan unik apapun itu, pasti sangat menarik untukku. Walau tidak ada keterangan yang bisa aku baca, semuanya pasti kita bisa mencari tahu dari manapun.
Â
Dan inilah salah satu sisi dari mimpi2ku, yaitu menjelajah dunia secara lebih detail lewat apa yang aku bisa .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H