Dokumentasi pribadi
Latar belakang Kannondo Hall, kuil utama Sensoji berwarna merah serta detail kuning emas, dengan aku dan Kimono biru serta Obi kuning, yang sangat kontras.
Pagi itu, Susana belum terlalu ramai sehingga aku bisa sedikit leluasa untuk membuat foto disini. Jika siang sampai sore menjelang malam, tidak akan bisa secara kontras seperti ini.
Berkeliling di kompleks kuil merah Sensoji, memang merupakan sensasi tersendiri. Jika kita datang di weekend atau di atas jam 10 pagi sampi sore menjelang malam, kuil ini sangat ramai. Bahkan ramai sekali. Tetapi jika kita datang di pagi hari, kompleks kuil merah ini cukup sepi dan nyaman sekali. Sehingga kita benar2 bisa berkeliling satu demi satu ke bangunan2 merah nya, dan berfoto disana.
Dan ituah yang aku lakukan, ketika aku duduk dan melaju di atas kursi roda ajaibku, dan memakai Kimono biru dan Obi kuning .....
Kannondo atau Hondo
Ini adalah bangunan utama Kuil Sensoji, setelah melewat Gerbang Hozonmon. Kannondo dibangun tahun 1651 dan dihancurkan pada Perang Dunia II dan dibangun kembali tahun 1958. Didalamnya, terdapat gambar berwarna emas Dewi Welas Asih (Kannon).
Didepan Kannondo terdapat bangunan candi dengan sebuah kuali besar untuk dupa dalam persembahyangan umat Budha, dimana asapnya dipercaya untuk memberikan kesehatan untuk kita. Itulah sebabnya, jika kita kesana, kita bisa menghembus2kan asap ke tubuh kita.
Untukku, tidak. Karena aku adalah seorang yang alergi asap. Jangankan dekat2 asap, melihat asap pun, nafasku sudah satu-satu, hihihi .....
Â
Dokumentasi pribadi
             Aku dengan latar belakang Kannondo, kuil utama Sensoji Temple, dengan asap dupa yang dipercaya  untuk memberi kesembuhan
Mitsumine Shrine
Kuil Mitsumine di Senso-ji adalah cabang dari Kuil Mitsumine Chichibu, di Saitama Prefecture. Menurut tulisan2 yang aku baca tentang Mitsumine Shrine ini, di pindahkan dari Chibuchibu ke Asakusa untuk menyebarkan manfaatnya. Padahal, justru kuil di Asakusa ini sejak jaman Edo sering terjadi kebakaran.
Banyak yang percaya dan memiliki kemauan yang kuat mendatangi kuil Mitsumine Shrine untuk penyembuhan. Didepan kuil ini, terdapat tempat dupa, untuk bersembahyang.
Â
 Dokumentasi pribadi
Sebelum masuk ke area Mitsumine Shrine, ada pagoda bertingkat 1 dan didasarnya adalah sepertinya untuk persembahan persembahyangan mereka. Dan di drpan kuil ini, ada tempat dupa untuk pembakaran dalam persembahyangan.
Banyak warga Budha bersembahyang di  Mitsumine Shrine, karena di kuil utama Kannondo agak susah untuk datang kesana, karena penuh sekali. Apalagi disaat2 wusatawan datang berbondong2 dan berkumpul.
Hexagonal Temple
Sebuah temple di area kompleks Sensoji Temple disebut Hexagonl Temple, karena denahnya memang berbentuk hexagonal.
Dibangun tahun 1618, kuil segienam ini merupakan bangunan tua, lebih dari 400 tahun. Dan saat ini, bangunan ini sedang dipugar.
Â
Dokumentasi pribadi
Hexagonal Temple di kompleks kuil Sensoji di Asakusa. Awalnya, bangunan ini bermaterial kayu, dan bangunan kayu ini adalah yang tertua di Tokyo.Â
Struktur kayu ini, untuk bangunan 1 lantai, cukup langka. Diameter hexagonal, sepanjang 1,82 meter. Bagian dalamnya mengikuti struktur payung, yang disebut ougitaruki. Dibutuhkan pengerjaan yang sangat tepat dan menunjukkan keterampilan luar biasa dari para tukang kayu pada masa itu. Khususnya atap dibuat dengan indah dengan kombinasi ubin cekung yang luas dan ubin cembung semi-silinder.
Buddhis Temple Doukai
Kompleks Sensoji Temple memang terdiri dari berbagai kuil dan shrine denggn semua fasilitasnya. Dengan kuil utama Kannondo yang besar, semua umat Budha yang ignin bersembahyang adalah di kuil utama ini.
Tetapi, karena kuil utama selalu penuh dan sesak, yang benar2 mau bersembahyang, bisa datang di kuil2 kecil di sekitarnya. Seperti di Kuil Dokai.
Â
Dokumentasi pribadi
Aku dengan latar Kuil Buddhis Doukai, yang pagi hari masih yerlihat sepi
Kuil ini cukup besar, mungkin yang keua terbesar setelah Kannondo. Tetapi, letaknya tidak langsung bersebelahan dengan kuil utama. Mungkin, itulah yang membuat kuil ini cukup sepi. Mungkin, yang datang adalah umat Budha local.
Karena untuk masuk ke kompleks Sensoji Temple ini, ada jalan lain lewat belakang. Dimana disekitaranya adalah rumah2 penduduk local.
Bangunan2 fasilitas di kompleks kuil merah SensojiÂ
Bangunan2 ini merupakan bangunan2 fasilitas. Ada tempat para biksu atau pendeta Budha tinggal. Ada bangunan untuk klinik2 kesehatan. Atau bangunan2 mungil untuk persembahan persembahyangan2. Beberapa aku datangi dan sepertinya memerlukan waktu khusus untuk mendatangi semuanya. Karena kalo dilihat dip eta Sensoji Temple ini, ada puluhan bangunan.
Â
Dokumentasi pribadi
Dari tulisan kanji diatas, setelah aku tanyakan artinya, ini bangunan yang salah satunya untuk klinik kesehatan. Jika para biksu sakit, akan diobati disini. Tetapi, apakah ini juga untuk umum? Out yang aku tidak mengetahuinya.
Bangunan ini tetap berwarna merah, yang memang sepertinya konsepnya sama, baik bangunan kuil dan persembahyangan, ataupun bangunan2 fasilitasnya. Semuanya berwrna merah, yang kontras dengan Kimono biru dan Obi kuning ku.
Â
 Dokumentasi pribadi
Bangunan2 mungil seperti ini disana, ada belasan. Dimana sepertinya untuk persembahan2 dalam upacara persembahyangan mereka. Kadang2 ada dupa dengan asap yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit, bagi siapa yang mempercayainya ......
Jika kita travelling dengan tour, mungkin kita hanya bisa berfoto sebentar, 'sightseeing' lewat bus saja dan tidak bisa atau tidak akan bisa menikmati sensasi tempat2 wisata yang kita kunjungi. Tetapi, ketika kita benar2 travelling dan ingin menikmati kesenangan dan kenyamanan, untuk 1 tempat wisata minimal membutuhkan waktu seharian penuh.
Dan ibukota Tokyo mempunyai ratusan titik wisata yang resmi dan mungkin lebih lagi untuk tempat2 yang belum di blow-up. Dan aku merasa sangat beruntung, karena anakku kuliah, bekerja dan tinggal disana, sehingga aku bisa bolak balik kesana, tiap 3 bulan.
Dan, aku bisa travelling dengan santai diatas kursi roda ajaibku ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H