Restoran soba, sering berdampingan dengan restoran ramen. Bahkan, dalam 1 restoran pun, sering kali terdapat mie soba dan mie ramen. Sungguh, aku belum tahu cara membedakan ntara mie soba dan mie ramen, kecuali jika aku merasakannya ......
Aku sering makan ie soba di Funabashi. Di beberapa restoran soba, seperti Maruka Soba, Nadai Fujisoba, atau Yudetaro Soba. Dan restoran mie soba di Funabashi, juga memberikan menu makanan2 lainnya, selain ramen, udon bahkan goreng2an.
Jika di restoran ramen, bisa dibilang, ramen di restoran itu rasanya kurang lebih sama, berbeda dengan di restoran soba. Karena mie soba selalu ada yang dihidangkan panas atau dingin. Dan rasa soba panas dan soba dingin, itu benar2 berbeda.
Jika soba yang dihidangkan dingin diberikan kuah banyak, coba saja dibayangkan! Makan (makan, lho ... bukan minum) makanan dingin dengan kuah dingin, pasti lama2 akan eneg ......
Soba dingin, juga disesuaikan toppingnya. Jika soba panas dengan irisan daging, soda dingin bertopping irisan kulit tahu dan parutan lobak, upaya tidak amis.
Mungkin, dari situlah tidak banyak wisatawan memilih soba dibabdingkan dengan ramen.
Jika soba yang dihitangkan panas, seperti ramen, selalu diberikan rumput laut, atau seaweed. Tapi jika soba yang dihidangkan dingin, aku belum pernah melihat ada rumut laut.engerti, karena rumput laut itu amis. Jika panas, rasa dan bau amis itu, sedikit berkurang. Tetapi jika dingin, amis nya semakin bertambah, bukan? Tapi, jika kita minta tambahan rumput laut, mereka akan memberikan kepada kita.
Daging nya pun berbagai macam. Daging yang diiris2, daging yang di fillet atau daging cincang. Biasanya daging sapi atau babi. Aku belum pernah melihat ramen atatu soba dengan topping daging ayam. Ya, soba dengang ramen, selalu non-halal ......
Di salah satu restoran soba di Funabashi, tambahan menu nya adalah nasi dengan ayam fillet yang digoreng dengang topping telur dadar keju. Wuiihhh ...... itu enak sekali!