By Christie Damayanti
Tulisan2 kanji ini, adalah menu dan harganya, belum termasuk pajak dan tidak ada kata2 yang menerangkan, menu ini untuk berpa orang .....
Setelah sekitar 2 jam kami jalan2 menunggu restoran lebih sepi, tetap saja semua restoran ramai. Sehingga, mau tidak mau kami harus memilih masuk ke salah satu restoran untuk makan siang.Â
Dan kami memilih di ujung jalan Chinatown, yang terlihat tidak terlalu ramai, tetai foto2 makanan nya penuh. Harganya, sepertinya tidak mahal, karena kami memang memilih di restoran yang bukan restoran mewah ......
Ok lah, kami masuk ke dalam, dan memang tidak terlalu penuh. Hampir semua, sudah mau keluar, sehingga kami hanya menunggu pelayan membereskan meja untuk kami. Setelah itu, kami duduk dan mulai memilih menu ang diberikan kepada kami.
Â
Kami ke Yokohama Chinatown, bertiga. Aku, anakku Michelle dan sahabatnya, Tenzin dari Bhutan. Kami memilih makanan dan setuju memilih paket "murah" dengan 9 menu makanan dengan harga 2880 Yen!
 Wah, murah sekali! 2880 Yen itu sekitar 370 ribu dengab 9 menu makanan, berarti 1 menu makanan sekitar 40 ribu. Sudah termasuk menu pembuka dan menu penutup. Cukup murah, kan? Apalagi ada menu kesukaan anakku, Mun Tahu pedas, babi Hong dan udang mayonnaise. Jadi, kami tidak sabar untuk menyantap nya!
Jika dilihat dari foto diatas, wajar kan, kalau kami berpikir "ini murah karena ada 9 menu dan terlihat menu2 itu cukup banyak untuk kami bertiga?". Sesuai dengan foto, kan?
Untuk minum, seperti biasa, gratis jika mau air mineral atau ocha hangat. Tapi, kami memilih sake (sedikit ada alkoholnya), untuk menghangatkan tuuh di 12 derajat Celcius saat itu. Harganya tidak mahal, 1 botol sake merk itu, hanya 500 Yen saja.
Bahagian hati kami, setelah berjalan2 dan bisa makan siang dengan anakku, dan makanannya sesuai dengan selera dan kesukaannya!
Hahaha ..... mungkin ini juga pengaruh dari "warna merah" Chinatown, dengan dewa2 yang memberikan kemakmuran.
Menu yang kami pilih, satu demi satu keluar. Tanpa nasi pun, maki siap menyantap karena harga di menu tersebut, tanpa nasi. Hanya sepiring nasi goreng, yang disantap bersama saja, itupun dikeuarkan terakhir. Lalu, kami berdoa masing2 sebelum menyantapnya .....
Â
Pertama, kami menyantap menu pembuka. Ada daging dingin, juga ubur2 dingin yang dimasak sedikit pedas dengan ditaburi biji wijen, seperti acar. Juga ada lobak. Membuat perut kami siap untuk menerima makanan dalam menu utama nya.
Sambil bercanda dengan mereka, kami menyantap makanan kami. Lalu, mulailah kami mengamil berbagai macam menu yng disediakan, dan pesta makan siang pun, dimulai .....
Â
Menu pertama setelah menu pembuka adalah, soup jamur Enokitake. Hangat dan segar sekali! Kuahnya sedikit kental, masakan campuran China-Jepang. Enak skali, secara di musim semi kemarin suhu udara masih dibawah 12 derajat Celcius. Ahhhhh ..... yummy .....
Â
Menu yang kedua, adalah yang anakku suka, udang mayonnaise dan babi Hong. Udang mayonnaise dengan kripik kentang. Daging babi Hong ini di Jakarta cukup mahal, karena memasaknya yang sangat ribet dan lama, lebih dari 1 hari untuk memasaknya.
Membutuhkan api sedang dan kecil, yang memakan energy banyak, serta campuran bahan2 mentah dan bumbu2 yang tidak bisa diatakan murah! Jadi, ketika menu ini disodorkan, sangat wajar kami langsung memilih menu paket ini, kan?
Â
Mulailah, kami mengambil menu2 yang lebih berat lagi. Menu Mun Tahu ini juga, adalah kesukaan anakku, tetapi aku tidak suka karena pedas. Dia makan banyak dan lahap dengan menu ini. Lalu, juga menu ikan kakap asam manis dengan nanas yang segar, bumbu nya tidak terlalu "berat", sehingga bisa dimakan tanpa nasi .....
Â
Di beberapa negara, nasi memang bukan makanan utama, tidak seperti di Indonesa dan beberapa begara Asia. Jepang juga menganut konsep bahwa nasi adalah bukan makanan utama, sehingga siang itu, nasi dileluarkan paling belakang, setelah lebih dari makanan yang dihidangkan di meja kami, habis.
Aku ingat ketika pertama kali aku diajak orang tuaku untuk traveling ke Amerika dan Eropa tahun1982, ketika aku masuk kelas 6 SD. Menu nasi masih susah, sehingga ketika di sebuah caf kecil di Oxford Inggris kami "menemukan" nasi, aku sampai melahap nasi tersebut hingga 6 piring, hihihi .....
Karena nasi tersebut bukan untuk makan utama tetapi hanya untuk "cemilan". Digorng tanpa kecap, hanya diberi menega dan ditaburi kacang polong hijau serta cacahan wortel sedikit .....
Nah, jenis nasi goreng seperti waktu di Oxford lah, yang aku temui di restoran Chinatown Yokohama ini lah yang membuat aku melamun ...... Bedanya yang ini, tidak ada cacahan wortel kecil2, melainkan diganti dengan cacahan telur .....
Rasanya gurih, dengan mentega yang aku suka tetapi tidak tahu jenis mentega apa, sedikit berminyak, karena digoreng dengan mentega dan cacahan telur menambah gurih serta taburan kacang polong itu memberikan rasa "segar" ......
Â
Hampir habis, masih ada makan semi penutup. Yang pertama, syomay ayam dan isi udang. Rasanya sedikit hambar, tinggal dicocol saos sambal. Sengaja agak hambar, supaya meredam rasa makanan2 yang fully berbumbu tajam.
Lalu, sejenis kroket ayam. Dengan saos asam manis buatan sendiri, sangat segar sebagai makanan semi penutup. Sudah kenyang .....
Sudah selesai? Belum!
Masih ada es buah denga pudding. Tapi saying, aku lupa memotretnya. Jadi 9 menu sudah kami habiskan dan kenyang sekali! Sedikit bersantai sejenak, sebelum kami beranjak keluar, setelah membayar di kasir dekat pintu makus dan keluar restoran.
Ketika petugas menyerahkan harga yang harus aku bayar, aku kaget dan heran,
"Lah, koq mama harus bayar 11.790 Yen?", kataku kepada Michelle dan anakku lah yang menterjemahkan, mengapa kami membayar sebesar itu. Kan, Cuma 2880 Yen + 3 x 500 Yen untuk sake, sehingga hanya sekitar 4320 Yen atau sekitar 550 ribu saja! Sangat wajar untuk makan bertiga dengan menu yang banyak, enak dan kenyang!
Ternyataaaaaa .......
Menu 2880 Yen itu untuk 1 orang saja! Jadi, jika kita bertiga adalah 3 x 2880 Yen = 3 x 500 Yen untuk sake, total adalah 11.790 plus plus tax nya! Berarti aku haru membayar sekitar 1,5 juta untuk makan bertiga sekali makan? Astagaaaaa ......
Sungguh, aku merasa tertipu. Aku tanya anakku, apakah ada keterangan  dalam bahasa Jepang, ini untuk 1 orang? Dan apakah petugas yang melayani kami ada berkata bahwa ini untuk 1 orang?
Dan Michelle menjawab, tidak ada. Ya, petugas yang melayani kami meamg sangat pendiam. Seharusnya, dia memberikan keterangan bahwa ini untuk 1 orang, jika memang tidak tertulis di menu tersebut ......
Tetapi, sudahlah.Â
Toh, sudah terjadi dan sudah habis. Untung, makanan2nya enak, dan anakku benar2 menikmatinya. Sehingga, "kemarahanku" berkurang. Walau kesal setelah membayar, hatiku terselipur melihat anak2ku makan dengan lahap dengan wajah gembira, memilih makanan2 yang dia suka ....
Hahahaha ......
Makan siang di Yokohama Chinatown ini, memang benar2 "hebat!". Dan kami beranjak keluar restoran ini, lebih bahagia karena kekenyangan, walau kesal karena "tertipu" ......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H