By Christie Damayanti
                                                                  Dokumentasi pribadi
                                 Pizza sebesar 'Family Pizza Hut', dengan 8 buah telur matang, hanya berharga 399 Yen!
Saizeriya, mungkin tidak terkenal di Indonesia, karena memang restoran ini belum masuk ke Negara kita. Tetapi, di kalangan anak muda di Jepang, termasuk Michelle anakku, Saizeriya sangat terkenal karena ini adalah restoran Italia rasa Jepang, dan mudah sekali!
Saizeriya adalah rantai restoran Jepang bergaya Jepang di Jepang. Dikelola oleh Saizeriya Co, Ltd ( Kabushiki-gaisha Saizeriya).
Presiden perusahaan saat ini bernama Yasuhiko Shogaki. Saat itu, Yasuhiko Shogaki mampu memasak makanan Italia dan restoran awalnya mengubah diri menjadi restoran Italia ala Jepang. Dia juga memotong harga makanan2 itu hingga 70%. Nama restoran Saizeriya sendiri baru ada di tahun 1992.(Wikipedia).
Saizeriya berkembang sangat pesat, dan lokasinya sangat steategis. Bedara di pinggir jalan, stasiun kereta atau tempat2 strategis lainnya. Harga yang demikian murah itu, membuat restoran ini selalu penuh di saat2 makan, bahkan juda di setiap saat. Karena Saizeriya bukan hanya untuk makanan utama saja, melainkan makanan2 kecil serta es krim matcha, yang membuat banyak orang ketagihan!
Untuk anak muda Jepang, apalagi untuk anakku sebagai mahasiswa peratauan disana, Saizeriya merupakan salah satu "makanan wajib" jika kongkow. Mereka tidak harus mengeluarkan uang berlebih jika makan disana, dan suasana nya pun sangat 'cool' dengan suasana Italian ala Jepang yang ok!
Aku sendiri baru diajak makan di Saizeriya, setelah 6x kunjunganku ke Jepang untuk menjenguk anakku dalam waktu 2 tahun ini.
"Kenapa mama tidak pernah diajak kesana, Cel?", tanyaku.
"Kan, mama maunya makan ramen, atau beefbowl atau makanan Jepang yang lain. Kan, mama ga suka pizza?", jawabnya
Hahaha, memang aku lebih memilih makanan Jepang, ketimbang makanan Italia, apalagi ini kan di Jepang, bukan di Italia. Ga salah, kan?
Oklah, akhirnya kami makan malam berdua saja disana, hari pertama aku datang di musim semi bulan Maret tahun 2019 ini. Kami janjian bertemu di Funabashi, setelah dia pulang kerja di Hotel Disney, dan sedang off bekerja di 7-Eleven.
Di Funabshi, kami menyusuri jaan kecil, yang memang penuh dengan kuliner. Semuanya ada, makanan2 asli Jepang, bahkan internasional. Karena, Funabshi walaupun hanya sebuah kota kecil di Jepang, tetapi kota Funabashi adalah salah satu kota besar di Perfecture Chiba.
Hari mulai gelap jam 18.00. Restoran2 disana semakin penuh di awal weekend itu. Pekerja2 Jepang, mulai berbenah untuk kongkow dengan teman2nya, sepulang bekerja.
Sama dengan Jakarta, pekerja2 jepang pun selalu menikmati awal weekend, yaitu Jumat malam untuk sekedar refreshing setelah 5 hari bekerja. Wekend nya sendiri, yaitu Sabtu dan Minggu, mereka lebih menikmatiknya bersama dengan keluarga, bukan dengan teman2nya.
Jalan kecil dekat Stasiun Funabashi itu, semakn ramai dengan pengunjung, lampu2 restoran2 pun menjadikan jalan itu sangat romatis, karena lampu2 nya bukan lampu putih yang terang benderang. Melainkan lampu 'warm' atau kuning yang temaram .....
Restoran Saizeriya, berada di tengah2 jalan tersebut. Dan karena jalan itu memang kecil, hanya untuk pedestrian saja, bisa dibayangkan, restorn2nya pun mungil2. Secara, tanah di Jepang itu sangat mahal. Sehingga, aku sudah belajar bahwa
"jika ingin makan di restoran, termasuk restoran mahal, bersiaplah untuk kursi roda ajaibku diparkir di depan, bahkan agak jauh dari restoran, karena suasana restoran sempit untuk sebuah kursi roda ...."
 Benar saja, tanpa Michelle bercerita padaku sebelumnya pun, aku sudah siap untuk memarkir kursi rodaku di luar restoran. Walau di Jepang sangat aman (Jepang adalah negra teraman di dunia), tetap saja 'ngeri2 sedap' memarkir kursi roda ajaibku dengan gantungan2 plastik belanjaanku disana .....
Ah, sudahlah ..... biarkan saja!Â
Aku focus dengan makanan ini, karena anakku sangat excited! Ngedate berdua dengan anakku, hari pertama aku menjenguknya saat itu. .....
Restoran itu memang mungil, terlihat dari luar. Ternyata didalamnya, cukup besar. Walau memang susah untuk membawa kursi roda masuk ke dalam, ternyata beberapa pengunjung pun ada yang membawa kursi roda. Jadi akhirnya, kursi roda ajaibku, kumasukkan kedalam .....
Aku duduk di pojokan dengan Michelle, terdekat dengan kursi roda ajaibku. Pelayan sangat sedikit. Tetapi, kami sudah biasa dengan itu. Kami mengambil menu2 yang ada di setiap meja, dan mulai memilih makanan2 yang akan kami santap ......
                                 Menu nya sendiri, sangat membuat excited untuk langsung membukanya. Cantik, kan?
Â
Gimana tidak melotot, melihat menu seperti ini, dengan harga antara 299Yen sampai 499Yen saja? Pizzanya besar, lho! Mungkin hampir sama dengagn Pizza Hut Family. Dan cukup tebal.
 Aku perhatikan, Michelle sangat excited memilihkan makanan2 untukku. Dia memilihkan aku menu favorite di Saizeriya, dan ternyata akhirnya itu memang menjadi favoriteku!
Â
Ini dia, menu favorite kami. Michelle pesan pizza besar dengan 8 telur! Telur2 itu tidak di rebus dahulu, tetapi langsung dimasukkan ke adonan pizza, sampai pizza matang dan telur2 itu hanya matang!
Astagaaaaaa ...... itu memang favorite ku banget, tetapi aku tidak berani memakannya karena kolesterol tinggi sekali! 8 telur matang, sekaligus!!! Waaaaaa ....
Aku "hanya memesan pizza besar, berisi jamur dan keju mozzarella saja .....
Â
Â
Klo ini sebenarnya menu appetizer, sup jagung yang diblender + keju serta udang goring tepung + saos seperti Thousand Island, tetapi ala Jepang. Tetapi, makanan ini kami santap besama dengan makanan utama nya.
Â
                     Sayurnya adalah seperti ini, sawi putih dengan masakan ala Itali-Jepang. Bisa dimakan dingin atau hangat. Enak!
Â
Â
Dan, dihampir semua restoran di Jepang, untuk minumnya gratis dan boleh ambil sendiri. Biasanya, air mineral dan the hijau atau ocha hangat, memakai mesin. Khusus untuk di Saizeriya, minumannya selain gratis dan boleh mengambil berbagai jenis minuman. Ada juga yang berbayar, tetapi yang berbayar biasanya mengandung alcohol.
Minuman gratis di Saizeriya adalah ocha hangat atau dingin, berbagai the celup, berbagai jus buah, termasuk sake ringan. Dan semuanya benar2 gratisssssss ......
Â
Â
                                     Karena aku suka teh, aku selalu buat teh hangat dengan berbagai rasa, seperti ini .....
Â
Kata Michelle, jika dia dengagn teman2nya makan disana, bisa berjam2. Karena setelah makan, mereka bolak balik ambil minuman sampai kenyang sambil mengobrol .....
Catatan :
Tahu ga, berapa yang aku keluarkan untuk menu makan malam kali ini di Saizeria Funabashi? Tidak lebih dari 1600 Yen saja atau sekitar 200 ribu Rupiah! Astagaaaaa ...... secara makanan2 besar dan banyk, dan secara Jepang adalah salah satu Negara termahal di dunia, 1600 Yen untuk makan berdua adalah SANGAT MURAH !Â
Dan akhirnya, menurut Michelle, Saizeriya dinobatkan sebagai restoran favorite termurah di Jepang, hihihi .....
Apapun itu, sebagai wisatawan asing, aku juga melihat bahwa Saizeriya di Jepang memang sangat murah. Dengan menu makanan mahal (daging, sosis, udang, telur, keju, dll) dan masakan 'asing' yaitu Italia, Saizeriya memang mempu membuat mahasiswa atau nak2 muda Jepang sebagai pangsa pasar yang luar biasa, untuk memberikan keuntungan besar bagi restoran tersebut .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H