By Christie Damayanti
Kota kecil Matsudo di perfekture Chiba, area "greater Tokyo"
Seperti yang aku sudak tuliska di beberapa artikel2 ku terdahulu, perfekture Chiba emang bukan sebuat lokasi wisata dunia, bahkan Chiba Castle pu sedikit "disembunyikan", padahalah kastil ini nilai historisnya sangat bagus, dan bangunannya pun benar2 mencerminkan "Jepang banget".
Adalah kota kecil Matsudo di perfekture Chiba, yang juga cukup cantik sebagai kota pendukung ibukota Toyko. Luasnya sekitar 61,38 km2. W pada kenyataannya Matsudo sudah dihuni sejak jaman prasejarah  dan para arkeolog menemukan sisa2  jaman Kofun (Periode Kufun adalah era sejarah Jepang dari tahun 300 sampai 538 Masehi), walau cenderung terdistorsi. (Wikipedia).
Dulunya, Matsudo dikendalikan langsung oleh keshogunan Tokugawa, dengan banyak peternakan kuda yang menyediakan kuda2 perang untuk pasukan Shogun. Setelah Restorasi Meiji, kota Matsudo badu didirikan tahun 1878 dan baru menjai status kota pada 1 Oktober 1943.
Dalam perkembangannya, Matsudo tahun 1960-an bertumbuh cepat dan fasilitas2 umum pun berkembang. Dunia konstruksi maju pesat di Matsudo sapai kota ini menjadi kota ke-3 terbesar di perfekture Chiba, sebagai kota pendukung ibukota Tokyo.
Matsudo memang tidak berkembang sebagai ota yang mempunyai banyak atraksi untuk wisatawan. Hanya saja, disemua kota di Jepang yang merupakan Negara yang beragama Sinto dan Budhha salah satu yang terbesar, sehingga di semua kota pasti berkembang kuil2 Sinto atau Budha.
Dan, di Matsudo atau khususnya di perfekture Chiba, memang mempunyai banyak universitas, karena merupakan kota "sepi" dan cocok untuk belajar, walau Chiba adalah perfekture bisnis denan pelabuhan besar internasional.
Karena Matsudo bukan untuk wisata, sehingga aku kesana memang hanya mengantar Michelle ke salah satu kampusnya disana. Meisei School, mempunyai beberapa kampus di Tokyo dan Chiba. Tetapi, seperti biasa aku sellu mengamati kegidupan disana, memfoto dan menuliskannya dalam artikel2ku.
Ini yang luar biasa dari Jepang adalah, walau perfekture hiba dan kota2ya merupakan bukan area wisata, pemerintah Jepang tetap membangun fasilitas2 umum yang terbaik bagi warganya, termasuk kereta. Terbukti ada 8 jalur besar yang melewati Matsudo, JR East, Shin Keisei, Keisei Electric, Hokuso, Tobu dan Nagareyama Line.
Jepang memang membangun Negara nya "sama rata sama rasa". Dari kota2 wisata dunia sp pedesaan, warga Jepang nyaman untuk naik kereta kemanapun tujuannya.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Setiap keluar dari staiun di Jepang, selalu "dijemput" oleh taksi2. Konsep bangunannya pasti ada stasiun dengan rel diatas tanah (kereta laying), lalu ada putaran untuk taksi2 menunggu.
Kolaborai antar angkutan umum di Jepang, untuk kenyamanan warga kota. Jika tidak mau naik taksi, mereka jalan kaki walau cukup jah, atau mengambil sepeda mereka yang diparkir di tempat parkir sepeda khusus.
Di saat itu, kebetulan taksi2 yang biasanya banyak, tidak ada sebuah taksi pun siap mengantar, seperti foto diatas ini ....
Seperti aku di atas kursi roda, aku bisa keliling Jepang sampai pedesaan tanpa harus keluar dari kursi roda, karena kenyamanan dan keamannyanya. Salut!
***
Karena aku memang hanya mengantar Michelle ke Matsudo saja, aku jua hanya berkeliling disekitaran koampus Michelle saja, sampai aku tiba2 harus pergi ke tempat lain, karena ada yang lebih menarik yang harus aku datangi.
Sekitaran kampus Meisei School, memang daerah perkotaan di kota kecil Matsudo. Walau hanya kota kecil, fasilitas2 kota tetap sangat lengkap dengan kebutuhan2 warga.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Walaupun kota2 kecil di Jepang, termasuk Matsudo, dan Jepang termasuk sakah satu Negara padat (bukan karena jumlah penduduknya, tetapi karena Jepang adalah Negara kecil), dan pemerintah membangun banyak apartemen dan mansion untuk tempat tinggal warga nya, tetapi pemerintah Jepang pun selalu menyediakan pedestrian2 bedar dan nyaman bagi warga kota.
Pedestrian2 itu juga dilengkapi dengan streetscape2 cantik, seperti bench2 atau tempat duduk, pohon2 dan pot2, lampu2 cantik bahkan tidak ketinggalan, jalur uning untuk dsabilitas netra.
Dokumentasi pribadi
Jalur kuning untuk disabilitas netra, pun dilengkapi dengan tanda2 yang sangat lengkap untuk kenyamanan dan keamanan. Bahkan, di beberapa kota, ada tombol pejalan kaki untuk menyeberang, khusus untuk disabilitas netra.
 Setiap kota, pasti ada fasilitas2 publik yang gratis untuk mengekspresikan warga kota dengan kegiatan2 mereka. Di Matsudo ini, ada di salah satu ttik pedestrian, pemerinah kota menyediakan tempat khusus untuk ermusik atau pantomime, dengan elektik untuk lampu atau suara, dan menyediakan rangka baja untuk dibuat tenda2 seperti ini, di Matsudo.
Â
Dokumentasi pribadi
Â
Di hampir semuda kota2 kecil di Jepang, terutama di pedesaan kota, masih ada jakur ketera yang berada di permukaan jalan, Sehingga, tanda2 dan palang pintu kereta pun sangat lengkap untuk menghindari kecelakaan.Â
Â
Â
Â
Warga Jepang, memang lebih senang naik kendaraan umum, terutama kereta. Bahkan, mereka yang cukup berada pun, memilih tidak memiliki mobil karena kenyamanan untuk berkendaraan umum.Â
Sebagian warga Jepang pun, memilih mempunyai sepeda, seperti Micelle, untuk bertransportasi yang tidak terlalu jauh. Sepeda2 itupun bisa diparkir di tempat2 parkir khusus yang berbayar, atau hanya sekedar meletakkan sepeda2 mereka, jika mau masuk ke sebuah toko.Â
Selama yang aku amati, ketika mereka memarkirkan sepedanya, mereka tidak mengunci sepedanya, ahkan barang2 yang ada di keranjang sepedanya, dibiarkan saja,Â
Itu juga sebuah bukti, bahwa Jepang, khususnya Tokyo merupakan salah satu negara dan kota teraman di dunia!Â
Dan dibalik perotaan kecil Mtsudo inilah, baru terdapan apartemen2 dengan ketinggian sedang (belasan lantai saja), mansion2 (apartemen pendek 2 lantai) serta rumah2 mungkil dan fasilitas2 pendukung laiya, termasuk kuil2 keagamaan mereka.Â
Matsudo adalah salah atu kota kecil di Jepang. Konsep kota sepeeri ini, adalah konsep kota2 di Jepang, pada umumnya. Kehidupan realitas di Jepang, itulah kehidupan yang aman dan nyaman dan warga Jepang pun sangat "terlindungi" .....Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI