Sangat menarik untukku, mempelajari sejarah dan keberadaan Chiba-shi. Karena kota ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan Tokyo sebagai ibukota Jepang, atau kota2 lainnya di seluruh Jepang. Bedanya hanya, Chiba-shi tidak terlalu padat penduduknya, karena mereka memilih tinggal di kota2 kecil pendukung Chiba-Shi.
Chiba-shi memang pendukung ibukita Tokyo, tetapi Chiba-shi sendiri mempunyai kota2 pendukung di sekelilingnya. "Hirarki perkotaan" ini lah yang sungguh membuat aku kagum.
Mengapa?
Karena ketika hirarki perkotaan secaa teoritis ini, terjadi pada sebuah Negara, Negara tersebut akan bisa memberikan kenyamanan bagi warga kotanya. Konsep perkotan ini memang tidak bisa seperfek namanya. Karena, mereka membangun kota, mungkin tidak dalam waktu singkat, sehingga kota tersebut menjadi "kota tumbuh".
Seperti Chiba, yang sebenarnya sudah ada di awal abad 1088, tetapi jaman Perang Dunia II dihancurkan, sehingga Chiba mulai membangun daerah nya kembal, dan terus bertumbuh sampai sekarang. Tetapi dengan kesadaran tentang pertambahan penduduk, mereka mereklamasi sebagian daerah Chiba di Teluk Tokyo, mendesain kota2 nya, untuk sebagai pendukung Tokyo.
Pembangunan Chiba sepertinya terus berkembang, tetapi mereka tahu, kapan harus menyetopnya. Karena, jika mereka tidak menyetop perkembangn laju jaman, yang terjadi adalah semakin sesak nya, sebuah perkotaan, saling tindih dan lama kelamaan, tidak terkontrol.
Seperti Jakaarta, yang sekarang ini semakin tidak terkontrol, zonning2 yang sudah amburadul, bahkan keberadaan daerh "slum" semakin banyak karena orang daerah memilih datang ke Jakaarta, karena dirasa Jakarta memberikan mimpi untuk mereka.
Dan konsep "hirarki perkotaan" itu semakin menghilang .....
Mereka memilih datang ke Jakarta, dan membangun slum2, bukannya tinggal di kota2 pendukung Jakarta. Dan jika mereka datang dari jauh dan menetap di kota2 pendukung pun, mereka juga membangun slum2 baru ......
***
Kembali tentang Chiba City atau Chiba-shi.