Tadi pagi, aku pesan taksi Blue Bird dari salon belakang rumah, untuk pulang. Dekat sih, cuma estimasi 9000 - 11.000. Aku pesan lewat GoJek (GoBluBird). Dari Salon Nina Ricci Jl. Asem Baris ke Gudang Peluru. Dekat sekali. Di belakang komplek Gudang Peluru, tempat aku tinggal.
Kenapa pesan Blue Bird?Â
Kenapa ngga pesan GoCar atau GRAB, seperti biasa?
Karena, mau coba-coba. Karena dulu Blue Bird adalah langgananku sebelum ada taksi online. Track record ku di Blue Bird setumpuk, dan Blue Bird tidak pernah mengecewakanku. Mumpung dekat dan jadi murah.
Karena, jika lewat aplikasi GoBlueBird dari GoJek, walau ada estimasinya masih lebih murah dari taksi konvensional, tetap saja memakai argo, yang membuat bisa saja estimasi meleset jauh, jika macet. Dan aku pernah mengalaminya, karena tax online Gojek dan GRAB waktu itu, tidak mendapatkannya.
Sambil menunggu, aku lihat track di HP. Waktu sudah dekat, aku minta tolong pegawai salon bantu aku keluar dan masuk ke dalam taksi.
Wajar, ketika aku ngga lihat-lihat lagi di HP, karena jalan depan salon bukan halan rame yang dilewati taksi kosong. Jadi, ketika ada taxi Blue Bird kosong, langsung aku panggil. Dan ketika berhenti, seperti biasa aku pasti tanya,
"Pesanan Christie?"
"Ya, bu," dia jawab
Akhirnya, masuklah aku.
Bodoh dan ngga telitinya aku adalah tidak mencocokan nomor polisi dan nama supir Blue Bird.
Mobil jalan perlahaaaaaaaan... sekali, mungkin 20km/jam. Dan si sopir tanya-tanya tentang stroke. Aku mulai sebel. Argo jalan terus, sampai lewat estimasi. Sudah lewat 11.000. Okelah, ya sudah, nggak apa-apa. Toh, cuma belasan ribu. Walau sebel.
Tiba-tiba dia memegang tangan kananku yang lumpuh, mengusap dan menekan-nekan tangan kananku yang lumpuh. Sambil bertanya, "Kebas ya?"
Aku sudah mulai marah, tapi aku ngga bisa marah karena jika aku diapa-apakan aku ngga bisa berkutik. Ingat, aku lumpuh. Kalau dia tahu aku takut, mungkin malah dia akan membawa aku kabur dan aku tidak bisa lompat, kan?
Aku mulai merapatkan tubuhku ke pintu. Takut dia pegang tanganku lagi.
Setelah aku tepis dan bereaksi keras mataku sudah terasa memerah, karena marah.Â
Aku bisa mendeteksi tubuhku, jika aku semakin "naik" kemarahanku pasti wajahku memerah, termasuk mataku!
Mobil tetap lambat, bahkan semakin lambat, dengan lampu sein terus menyala ke arah kiri. Salah-salah dia bisa tiba-tiba membelokkan mobilnya masuk ke jalan-jalan kecil perkampungan Kampung Melayu, dan susah untuk di-track.
Dia juga tanya-tanya, "Di rumah ada siapa aja?"
"Ada anakku dan temannya dan ibuku", jawabku
Aku berbohong, karena jika aku jujur bahwa tidak ada orang di rumahku, mungkin aku disekap di rumahku sendiri dan.... Ah, aku ga bisa membayangkannya.
Aku bilang, "Tolong cepat, ditunggu anakku, janji mau makan bersama."
Mobil tetap lambat. Sampai rumah, sudah 20.000 Rupiah, jauh dari estimasi. Aku langsung kasih uangnya dan aku perlahan turun, karena memang aku tidak mampu bergerak cepat. Karena memang aku susah berjalan, akhirnya dia bantu aku berjalan.
Walau dia kurang ajar, aku tetap sopan. Karena aku akan komplen berat ke Blue Bird dan ke GoJek, setelah aku aman di dalam rumah!
Ketika aku mau lihat namanya di depanku untuk dokumentasi, seketika itu juga aku baru lihat bahwa tidak ada nama dan fotonya! Astagaaaa...
Dan aku sadar, bahwa sopir ini penjahat, yang menyamar jadi supir taksi Blue Bird!
Apalagi, setelah masuk rumah, ada telepon dari sopir Blue Bird yang asli, yang kupesan lewat GoBlueBird! Astaga lagi, huhuhuhu.
Aku bingung banget! Dan baru sadar lagi, bahwa si sopir yang kurang ajar itu sudah sejak awal bohong! Mengaku taksinya adalah yang aku pesan.
Pantesan, waktu aku baru duduk di mobil, dia tanya, "Mau ke mana, bu?"
Padahal, selama ini pesanan online tidak pernah tanya. Karena, sudah ada di aplikasi. Mereka hanya bertanya, "Mau lewat mana, bu?", dengan sederet kemungkinan jalur tercepat.
Thanks GOD! Thanks The LORD JESUS..... ENGKAU sudah melindungiku dari penjahat yang menyamar jadi sopir taksi.
Aku langsung telepon pengaduan BLUE BIRD. Diterima oleh mba Anna. Dan dia sedang tracking untuk mengusut taksi BLUE BIRD itu, dan berjanji untuk menelponku, jika sudah ada titik terang.
Memang, informasi ngga jelas karena ngga tahu mobil apa dan nama sopir siapa. Tetapi, ada info tentang waktu dan tempat jemput dan tujuannya.
Si sopir jahat ini, gemuk besar dan hitam. Menjijikan!
Duh, Tuhanku ..... Terima kasih, Yesusku aku bisa selamat dalam cengkeraman penjahat itu. Jika tidak, akan seperti apa aku.
Sampai sekarang, aku masih gemetaran. Bukan takut saja, tetapi marah yang teramat sangat!
Catatan:
Aku yakin, BLUE BIRD tetap komitmen untuk terus melayani masyarakat, yang terbaik. Bukan BLUE BIRD yang jadi penjahatnya!
Semoga, mba Anna bisa mendapatkan si supir dan BLUE BIRD akan lebih baik. Ditunggu informasinya, BLUE BIRD.
Jakarta, 6 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H