Sebuah toilet umum, Apalagi di ruang2 publik kelas internasional seperti ini, haruslah fasilitas2nya lengkap! Indoneisa di ruang2 publik nasional, pada kenyataannya selalu TIDAK ADA TISSUE, sehingga pengguna harus menyiapkan tissue sendiri!
Â
***
Tahu, ga?
Di ruang public di semua negara2 maju (Indonesia mau menjadi Negara maju, bukan?), tissue bisa jualan di toilet! Karena setiap titip selalu ada tissue dan bergulung2! Aku mengerti, karena pada kenyataannya masyarakat Indonesia belum bisa memelihara dan belum bisa menghargai kebutuhan pemakai2 selain dirinya sendiri! Tapi, sampai kapan?
Petugas wanita nya pun waktu itu, tidak ada sama sekali, sehingga, jika kami yang disabled butuh bantuan sewaktu2, tidak ada yang bisa membantunya ......
Ketiga,
Tentang posisi dan likasi peralatan dan alat bantu di dalam toilet, khususnya bagi toilet disabled.
Mendesain toilet khususnya toilet disabled itu dibutuhkan pemahanan dan kepedulian. Pakem toilet disabled secara internasinal pun, sudah bisa diakses secara internet. Sejak aku kuliah arsitektur, ada buku Neufert, untuk mempelajari konsep2 dan pakem2 secara internasional.
Jadi, dalam hal ini sang arsitek harus paham betul lewat desain2 dan pakem2 secara internasional. Jika untuk disabled, ada beberapa pakem2 khusus untuk mengerti dan memahami bahwa toilet disabled membutuhkan KEPEDULIAN dari arsiteknya dan dari yang membangunnya !