By Christie Damayanti
Siapa bilang, museum harus 'jadul', klasik dan monumental? Bahkan seperti bangunan perkantoran
Bahkan, dengan bangunan super minimalis seperti ini dan 'bebeng' tanpa 1 tulisan pun (kecuali di ujung bawah : CupNoodle Mesum), bangunan ini mampu menggugah dunia untuk mendatanginya ......
***
Siapa yang tidak tahu 'mi instan?'
Atau tepatnya, siapa yang tidak suka 'mi instan?'
Bahkan, mi instan sudah menjadi 'makanan utama', di Indonesia, terutama untuk anak2 kost (karena murah dan mengenyangkan), atau sebagai makanan tambahan terutama jika tiba2 kelaparan di tengah malam (walau tidak sehat, terutama jika dimakan selalu dan setiap saat), hihihi .....
 Mi instan adalah mi (buatan pabrik), yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.
Mi instan diciptakan oleh Momofuku Ando, tahun 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mi dari Jepang) rasa ayam.
 Peristiwa penting lainnya terjadi pada tahun 1971, ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup Noodle. Kemasan mi adalah wadah styroform tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mi tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mi tersebut.
Menurut sebuah survey di Jepang pada tahun 2000, mi instan adalah ciptaan terbaik Jepang abad ke-20. Hingga tahun 2002, setidaknya ada 55 juta porsi mi instan dikonsumsi setiap tahunnya di seluruh dunia.(Wikipedia).
Museum Cup Noodle inilah yang menjadi tujuan utamaku ke Yokohama. Museum ini, juga ada di Osaka. Dan memang ingin aku tahu, mengapa Cup Noodle menjadi salah satu pilihan mi instan di seluruh dunia.
Di Indonesia, memang mi instan banyak di modifikasi, dengan berbagai merk. Bahkan, karena Indonesiamempunyai ribuan rasa kuliner, mi instan di Negara kita juga mengakomodasikan rasa kuliner Indonesia, dan menjadi favorite dari anak2 muda local, bahkan manca Negara.
Mi Instan Indonesia, banyak diburu di banyak Negara, salah satunya di Jepang. Ketika aku sering ke Tokyo untuk menengok Michelle anakku, yang kuliahm bekerja dan tinggal di Jepang, mi instan Indonesia adalah oleh2 yang sangat berharga bagi teman2nya dari Indonesia .....
Di Jepang juga ada mi instan Indonesia, tetapi harganya cukup mahal, sehingga hanya sekali2 saja mereka akan membeli, jika memang mereka merasa kangen full makan mi instan Indonesia.
Mengapa Museum Cup Noodle berada di Yokohama?Â
Mengapa tidak berada di Tokyo?
Aku sendir tidak tahu persis, tetapi Yokohama adalah kota indah dan tidak jauh dari Tokyo. Dimana Tokyo sudah penuh dengan tempat2 wisata, Jepang memang mempunyai konsep untuk bersama membangun Negara.
Dengan tempat2 wisata yang terbagi, wisatawan khususnya wisatawan manca Negara, akhirnya akan tersebar ke seluruh Jepang yang cukup merata, daripada semua "tumplek bleg" di satu kota saja. Dan Yokohama mempunyai asset bagus sebagai kota pelaburan, salah satu yang terbesar di Jepang, unuk 'berbagi' tempat wisata, yang tidak terlalu jauh dengan Tokyo, sebagai ibukota Jepang.
Mempelajari kota2 di Jepang memang sangat "mudah", bagi yang tertarik dengan travelling. Dengan monitoring teknologi, kita mampu menuju kemanapun, untuk belajar dan berwisata. Termasuk ke Museum Cup Noodle.
Dan Jepang juga sangat piawai untuk mempromosikannya!
Bukan hanya konsep2 museumnya yang memang cantik, modern serta full teknologi saja, tetapi cara mempresentasikannya pun masuk dalam hitungan sebagai museum2 terbaik di dunia.
Museum Cup Noodle di Jepang (Yokohama dan Osaka), mempromosikan museum nya lewat banyak media social, dimana saat ini media social sangat ampuh bagi dunia! Dengan foto2 dan video2 yang membuat kita akan terangsang untuk mendatanginya, museum ini sungguh merupakan tujuan wisata salah satu yang terbaik di Jepang, untuk melihat sejarah dan proses pembuatannya.
Bahkan di museum ini, kita bisa ikut serta membuatnya, dengan gratis 4 topping, untuk dibawa pulang, dengan hanya membayar 300 Yen saja, setelah kita bayar hanya 500 Yen untuk masuk museum serta melihat2 sejarah dan pembuatannya, sambil terbengong2 .....
***
Dari Stasiun Sakuragicho ke Museum Cup Noodle lewat Kishamichi Promenade, sekitar 1,2 km. Jika di Jakarta, 1,2 km berjalan kaki, adalah sungguh melelahkan, karena panas teriknya matahari, serta pedestrian yang asal2an, yang jauh dari kata nyaman.
Tetapi tidak di Yokohama, khususnya. Dengan kesadaran bahwa, turis mancanegara akan ke Yokohama, salah satunya adalah untuk ke Museum Cup Noodle, pemerintah kota Yokohama membangun suatu tempat berjalan dengan tujuan terkahir Museum Cup Noodle, dengan sangat cantik dan desain piawai.
Sebenarnya, untuk berjalan kaki 1,2 km, aplikasi di hp menyatakan hanya butuh 15 menit saja. Tetapi, jika kita berjalan dengan lingkungan yang nyaman dan damai, tentu 1 jam pun tidak akan cukup! Jadi, bisa dikatakan, jika ke Yokohama, minimal 1 harian ke Museum Cup Noodle, dan hari2 berikutnya adalah keliling Yokohama, yang memang sangat cantik untuk kita berwisata .....
Museum Cup Noodle ini, merupakan dan dirancng dengan cara interaktif bagi turis, dan membangkitkan kreatifitas dan keinginantahuan.
Bahkan konsep sebuah museum di Jepang, bukan seperti konsep2 museum di benak kita, yaitu sebuah bangunan besar, tua dan monumental, yang dirancang tinggi serta penuh detail2 klasik. Dan kionsep itu sangat 'jadul', terutama bagi anak2 muda.
Museum2 cantik, besar dan monumental memang masih digunakan, terutama yang memamerkan  barang2 bersejarah. Itupun, juga harus disesuaikan dengan waktu, tempat serta 'pasar' museum itu. Jika museum itu pasarnya adalah nak2 muda, walau barang2 yang dipamerkan adalah barang2 tua dan bersejarah, tidak harus museum itu di desain dengan rancangan jadul dan monumental.
Apalagi, jika museum itu memamerkan barang2 modern serta diminati dunia, seperti mi instan ......
Museum Cup Noodle, dirancang dengan modern, minimalis serta berteknologi tinggi. Kita akan bisa langsung belajar. Belajar pun, bukan dengan mengerutkan dahi kita, tetapi melakukan kreatifitas dengan melihat, menyentuh, bermain, makan bahkan bersenang2.
Â
Â
Â
 Â
Â
Hanya sebuah Cup Noodle besar dengan icon mereka, anak ayam Nissin, berada di depan tangga berlapis parquette (lantai kayu asli), tanpa detai apaun, sangat minimalis! Ini yang disukai anak2 muda, termasuk jawaban Michelle, sewaktu aku bertanya pada nya .....Â
***Â
Bangunan 6 lantai khas bangunan modern Jepang itu, sangat minimals. Hanya bertuliskan huruf2 Arial yang minimalis dan hanya beberapa baris yang tidak terlalu besar, ternyata justru pada kenyataannya, Museum Cup Noodle ini, sangat diminati bagi anak2 muda, dengan konsep2 berpikirnya yang sungguh sangat "sederhana", namun mempunyai makna teknologi tinggi .....Â
Ya, anak2 muda dunia adalah generasi milenial yang mempunyai penikiran sangat modern, 'minimalis' dan berteknologi. Serta bahwa minimalis itu, bukan pemikiran yang "mini" atau pemikiran "pendek", tetapi mencakup cita rasa modern dan teknolpgi tinggi dalam sebuah "chip".Â
Dan "chip" ini, merupakan karya pemikiran berteknologi, untuk menyimpan banyak data dan dokumen2 canggih, dalam sebuah benda mungil. Mungil dan minimalis ......Â
Sebelumnya :Â
Dunia yang Nyaman dan Damai di Kota Pelabuhan YokohamaÂ
Dari Sakuragicho lewat Kishamichi Promenade, Menuju Museum Cup Noodle di YokohamaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H