FILATELI KREATIF memang memberikan ruang yang cukup lapang, untuk sebuah karya bagi Indonesia, bahkan bagi dunia.
Berawal dari kartu pos dari papa almarhum, ketika beliau tinggal di Eropa sewaktu aku masih batita, bawah 3 tahun, tahun 1971 sampai beberapa tahun kemudian. Papa selalu mengirim kartu pos 2 bergambar lucu-lucu untuk aku dan adikku serta mamaku, yang tinggal di Jakarta.
Papa, seorang insinyur sipil, bertugas belajar tentang "air" dalam konstruksi di Rotterdam Belanda, karena beliau diberikan tugas untuk membangun beberapa jenis konstruksi yang berhunungan dengan "air" di Indonesia. Bandara di Bali, adalah salah satu karya beliau, yang mereklamasi sebagian Pulau Bali untuk bandaranya. Dan beberapa bendungagn dan jembatan di pulau-pulau besar di Indonesia
Mamaku yang membcakan untuk aku dan adikku (walau adikku masih bayi) dan menyimpannya. Ratusan kartupos yang papa kirimkan selama beberapa tahun di Eropa, juga ketika mamaku menyusul kesana sewaktu beliau menyelesainkan belajarnya, di Belanda.
Mamaku tetap menyimpan ratusan kartu pos itu, dan memberikan kepadaku ketika aku mulai tertarik untuk mengumpulkan benda-benda pos dan menyimpannya, sampai sekarang.
Kenangan masih (sekali) ini, selalu membuat aku ternyuh. Dengan kata-kata papaku yang sederhana, tetapi membuat hatiku mengharu biru. Misalnya,
"Bapak sedang makan nih, kamu sudah makan, belum? Makan yang banyak ya, nanti bapak belikan oleh-oleh yang bagug untuk kalian"
Bagaimana hatiku tidak tersentuh?
Ini termasuk benda pos berjalan (dikirim dari Eropa ke Indonesia), dan mempunyai nilai historis yang tinggi. Apalagi dengan tulisan tangan papa asli, dan prangko ber-cap dari Eropa.
Dahulu, tidak tahu bagaimana menyimpannya. Sehingga beberapa prangko di beberapa kartu pos tersebut, diambil oleh kami (prangkonya di masukkan ke album prangko), dan karena sudah berumur lebih dari 40 tahun, kertasnya sudah kekuningan. Tetapi makna yang terkandung di dalamnya, tidak berubah.