Pada umumnya, negara2 Asia memiliki curah hujan tinggi tiap tahun. Mengapa?
Itu disebabkan karena negara Asia mempunyai laut luas serta banyak sungai2 besar dan panjang. Dan ketika negara2 Asia mempunyai iklim yang panas sehingga banyak penguapan, membuat uap2 air siap bergantung sebagai awan dan juga siap untuk menurunkan hujan .....
Negara2 Asia dengan 4 musim pun mempunyai curah hujan yang cukup besar, termasuk Jepang. Apalagi di musim panas. Karena suhunya cukup tinggi sampai 33 derajat Celcius. Sehingga, travelling ke Jepang, jangan lupa untuk membawa jas hujan.
Walaupun jika hujan di Jepang biasanya hanya rintik2 tetapi cukup mengganggu jika sedang di tengah jalan, kan? Apalagi, 1 atau 2 kali pasti hujan lebat. Bahkan jas hujan pun Tidak mampu melindungi kita. Apalagi disertai angin besar .....
Pengalamanku ketika hujan lebat dan angin kencang, membuat aku terus berkata "hati2", jika teman2ku hendak ke Jepang. Dan cerita ini merupakan kenangan tersendiri, untukku .....
***
Suatu hari di musim semi 2018, ketika aku sedang berada di Tokyo, aku sudah tahu bahwa hari itu akan hujan lebat seharian, disertai angin kencang. Padahal, hari itu pertengahan April 2018 aku sudah janjian dengan salah satu teman filatelisku, yang tinggal di Kanamachi, Chiba. Bapak Richard Soesilo.
Jam 7.00 pagi, ketika Michelle berangkat kuliah, hujan sudah turun wakau masih rintik. Angin pun masih berhembus sepoi, dan membuat dingin tubuhku.
![Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/05/20180419-053724-5b8f60c943322f1ac276ab74.jpg?t=o&v=770)
Untuk informasi saja, di hamper semua Negara, termasuk Jepang, ramalan cuaca itu 99% benar, sehingga ketika hari itu aku membaca ramalan cuaca di Tokyo sekitar Chiba akan hujan dan angin besar dari subuh sampai jam 4 sore, berarti itu lah yang akan terjadi.
Â
Dan bagi warg Jepang, termasuk pak Richard yang sudah uluhan tahun tinggal dan menikah dengan warga Jepang, tahi bahwa hujan dan angin seperti itu sangat biasa dan tidak membuat mereka takut. Padahal, aku cukup takut karena aku hana sendirian dan berada di atas kursi roda.
Â
Bisa kah dibayangkan?
Â
Hujan cukup lebat walau titik2 aitnya lrmbut sehingga tidak membuat basah kuyup, serta angin besar. Dan aku memutuskan dan memantapkan langkahku untuk bertemu dengan pak Richard. Beliau sebagai wartawan Kompas yang berada di Jepang dan hari itu beliau sudah ijin cuti khusus untukku. Sehingga aku tidak merasa nyaman jika harus membatalkan prtjanjian kami.
![Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/05/20180416-074612-5b8f60e643322f1329297144.jpg?t=o&v=770)
![Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/05/20180416-074513-5b8f612b677ffb06fa38f956.jpg?t=o&v=770)
Â
Lihat tulisanku, Di Jepang, "Kebersihan Tanpa Tempat Sampah!"
![Â Â Stasiun Funabashi Hoten yang kecil, haya 1 pintu. Sementara Stasiun Shinjuku pintunya lebih dari 200 buah! || Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/05/20180422-143732-5b8f60dd12ae941be26b5892.jpg?t=o&v=770)
 Â
Lihat tulisanku, Stasiun Shinjuku Mempunyai Lebih dari 200 Â Pintu Keluar!
Â
Aku mempersiapkan "peralatan perangku" untuk menghadapi hujan dadn angin kencang. Aku memakai jaket plastic, yang menahan angin. Lalu aku pun memakai topi salju ketat, supaya rambutku tidak berantakan dan menutup mataku. Terakhir, aku memaki jaket hujan dengan hoody.
![Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/05/hujan-5b8f611b6ddcae3f257cff22.jpg?t=o&v=770)
 Pagi hari, dengan semangat ceria walau hujan lebat dan angin kencang, aku cukup optimis dengan jas hujan standar. Tetapi malam pulang lagi, aku membeli jas hujan besar dan panjang untuk menghangatkan tubuhku dan supaya tidak tersiram hujan .....
Â
***
Payung?
Seharusnya aku memakai payung, tetapi karena aku hanya bisa dengan 1 tangan (kiri) saja, paying pun aku kepit di sela2 kakiku. Walau tidak banyak menutupi wajahku, tetapi lumayan lah patung itu menutupi tubuhku dari angin.
Siap?
Lalu aku berdoa, karena saat itu hujan lebat dan angin kencang. Tidak ada satupun orang yang terlihat. Bahkan mobil pun tidak ada yang melaju. Deg2an? Tentu! Tetapi dengan doa dan mengajak Tuhan ikut denganku, aku yakin semuanya akan baik2 saja, sesuai dengan rencana NYA .....
Apartemen Michelle berada jauh di "pedesaan" Jepang, di Funabashi Hoten, Chiba. Funabashi Hoten, terletak di utara timur dari kota besar Funabashi. Dari stasiun Funabashi Hoten, apartemen Michelle masih harus berjalan kaki standard sekitar 20 menit.
Didaerah itu, tidak banyak yang dilihat. Bahkan daerah apartemen Michelle haya ada 1 restoran saja, Yoshinoya. Jadi, bisa dibayangkan, betapa deg2an nya aku untuk bertemu dengan pak Richard dengan hujan dan angin kencang.
Aku berjalan dengan kursi roda ajaibku, perlahan karena angin kencang membuat paying yang kukepit di ela2 kakiku ters berputar. Karena dari apartemen Mchelle ke stasiu memakan waktu 20 menit berjalan speed 1, aku mencoba memakan speed 2 atau 3 untk bisa lebih cepat sampai ke stasiun.
Tetapi apa yng terjadi?
Ketika aku menaikkan laju berjalan kursi roda ajaibku ke speen 3, memang cepat, tetapi angin pun semakin "menabrak" tubuhku dan paying yang kukepit di sela2 kakikupun benar2 berputar denagn cepat dan tiba2 .....
Payungku terbang kearah belakangku .....
Saat itu, ada seorang pemuda yang datang dari arah berseberangan denagn ku, dia berjalan santai dengan payung ditangan kanannya. Dan begitu melihat aku kerepotan, dia berlari mengejar payungku dan mengembalkan langsung kepadaku, dimana aku masih terbengong2 untuk melakukan sesuatu .....
Sambil aku mengucapkan "arigato", pemuda itu tersenyum dan membantuku untuk mencarikan cara supaya payungku tidak terbang lagi. Dia memegang payungnya sendiri untuk memayungiku dan dia melakukan sesuatu dengan tali yang dia bawa, untuk "memegang" payungku sendiri .....
Dn pemuda itu tidak berkata apa2 karena dia tahu bahwa aku tidak akan mengerti, dengan wajahku yang bukan orang Jepang, hihihi. Dia hanya tersenyum terus sambil bergerak membantuku .....
Puji Tuhan .....
Pemuda itu adalah pertolongan Tuhan untkku! Aku yakin itu! Dan aku melanjutkan lagi perjalananku. Tetapi baru beberapa puluh meter, paying iu terbang lagi, karena memnang tidak kuat deraan angin yang besar!
Hah!
Dan ternyata ini agak fatal, karena aku sedang cukup cepat speed 3 menjalankan jursi roda ajaibku, tiba2 payung itu terbang kea rah belakangku, dan saat itu juga ada sebuah mobil erada di belakangku! Untung mobil itu tidak melaju dengan cepat. Karena ketika paying itu terbang, kursi roda ajaibku melaju denan cukup cepat, membuat konsentrasiku terpecah! Dan aku tidak dapat mengendalikan kursi roda ajaibku!
Puji Tuhan, aku cepat sadar dan mengerem kursi roda ajaibku. Sehingga posisi kursi roda ajaibku dengagn aku berada di atasnya sedikit miring, dan mobil yang berada di belakangku juga segera mengerem! Sehingga, aku terhindar dari celaka .....
![Lokasi kursi roda ajaibku berputar, dan hampir ditabrak mobil dengan pengendara seorang nenek tua Jepang. Sepi ||| Dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/05/20180427-112623-richtone-hdr-5b8f6163aeebe14b22053842.jpg?t=o&v=770)
Seseorang nenek keluar dari mobilnya dan mengambil payungku yang tersangkut di bemper mobilnya dan mengembalikan kepadaku. Dengan kata2 yang tidak kumengerti, dia membungkukuan tubuhnya dalam2 sambil berucap sesuatu, yang aku tidak mengerti.
Â
Aku hanya  bisa bilang "arigato" saja .....
Â
Dan setelah itu, bersyukur hujan tidak terlalu lebat lagi. Walau masih rintik2, aku tetapi bersyukur, ketika hari itu Tuhan Yesus tetap berada disisiku. Dan walaupun ramalan cuaca hujan lebat dan angin kencang masih beranjut sampai jam 4.00 sore, dan jam 6.00 malam pun hujan turun lagi, aku percaya, Tuhan Yesus terus berada disisiku .....
Â
Dan malamnya setelah jam 7.00, aku kembali ke Funabashi Hoten. Aku masuk ke sebuah toko, dan membeli jas hujan yang lebih tebal dan panjang, karena hujan semakin besar srta angin  cukup kencang. Dengan cueknya, kuberhujan2 ria di atas kursi roda ajaibku.
Â
Sampai apartemen Michelle, aku mandi dengan air hangat, dan bikin susu hangat untuk menghangatkan tubuhku, sementara Michelle belum pulang kerja sampai sekitar jam 12.00 malam .....
Â
Sebelumnya :
Â
"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan
Â
"Negeri Impian" Funabashi HotenÂ
Â
Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?
Â
'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI