Material bamboo merupakan salah satu material khas negara2 tropis. Bamboo di Indonesia, cukup murah, kuat dan ramah lingkungan. Dari tugas lomba ini, desain shelter ini dibutuhka sekitar 40 tangga dengan harga sekitar 100 ribu per-tangga. Bayangakan, murahnya shelter ini, tetapi sungguh menginspirasi karena cantik dan berfungsi.
Karya kedua, berjudul Dhingklik Angklik, karya mahasiswa2 dari Yogyakarta. Bahasa Jawa dhingklik merupakan tempat duduk tanpa senderan, hanya sebuah tempat duduk sederhana, tetapi makna nya adalah transformasi sebagai ruang duduk sambil menunggu, salah satunya sebagai halte bus.
Material yang dib=gunakan juga dari barang2 vernakular, dan barang2 bekas. Konsep "green desain" pun diterapkan sebagai dinding dari bekas ember cat, dimana ember2 bekas ini untuk menampung tanaman2 rambat.
Baik Taraje dan Dhingklik Angklik ini, bukan sebuah shelter yang massif, tetapi justru memasukkan alam dan lingkungan kedalamnya, sehingga masayarakat yang datang dan duduk serta menunggu disana, mampu melihat lingkungan diseitarnya. Angin tetapi mengalir dan mataharipun tetapi mencurahkan cahayaya, tanpa harus mereka kepanasan, karena tanaman2 yang dipakai sebagai peneduh .....
Karya mahasiswa dari Bandung juga ini, berjudul Sindang Tilu halte yang teramai, di Jl. Asia Afrika. Shelter yang panjang dan sempit ini, dirasa sangat kurang sebagai tempat yang nyaman untuk menunggu, sehingga mahasiswa2 ini mencoba mengubah nya, dengan konsep vernacular dalam desain arsitektural yang unik dan kreatif.