Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kolaborasi Tradisional dengan Modern dalam Lentera Kertas Merah Raksasa

7 Agustus 2018   11:46 Diperbarui: 10 Agustus 2018   01:07 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita tentang lentera kertas merah yang besar ini, bukan hanya sekedar lentera yang jika malam hari, cahaya kuning kemerahan nya akan berpendar sebagai sebuah "pusat bahagia" di Asakusa saja, tetapi ada makna2 yang tersembunyi nya.

Bagian depan lentera kertas merah, menampilkan nama gerbang, "Thr Kaminarimon". Dibagian belakangnya, berbunyi "Furaijinmon". Dan di bagian bawah lentera kertas, menjadi 'pondasi gantung' nya dengan material kayu, dan di bagian bawah ada sebuah ukiran kayu, yang melambangkan seekor naga! Cantik!

Ada 4 buah patung, di 4 sisi gerbang ini. Patung Dewa Fuijin atau dewa angin, Dewa Raijin atau dewa Guntur, ini dari agama Shinto. Ini dalam Gerbang Kaminarimon, masih 'baru'.

Sedangkan  dari agama Buddha ada Dewa Buddha Tenryu dan patung Dewi Kinryu. Berada dalam Gerbang Hozomon, gerbang asli yang dibangun dan terbakar.

Gerbang Hozomon adalah bagian dalam dari 2 buah gerbang menuju Kuil Sensoji. Tinggi 2 lantai 22,7 meter dan lebar 21 meter. Sekitar 2x besar dari Gerbang Kaminarimon.

Gerbang ini dibangun tahun 942, terbakar tahun 1631 dan dibangun kembali. Lalu terbakar lagi pada Perang Dunia II. Di gerbang ini, sudah menggunakan bahan tahan api, menyimpan harta karun Sensoji berupa sutra2 mahal, serta salinan sutra, koleksi kitab sui Buddha, yang ditetapkan sebagai Harta Nasional Jepang.

Konsepnya sama, dengan lentera raksasa dari kertas berwarna merah, tetapi untuk memasuki Kuil Sensoji, kita memang harus memasuki Gerbang Karinarimon, menyusuri Nakamisa-dori Shopping Street, lalu memasuki Gerbang Hozomon, baru setelaha itu, suasana semakin sepi menuju Kuil Sensoji.

Gerbang Kamiranimon, Nakamise-dori shopping street, Gerbang Homozon, Kuil Sensoji di Asakusa/www.dessylovetravelling.com
Gerbang Kamiranimon, Nakamise-dori shopping street, Gerbang Homozon, Kuil Sensoji di Asakusa/www.dessylovetravelling.com
***

Sebenarnya, secara konsep arsitektural dengan adanya lentera besar ini cukup mengganggu untuk pengunjung masuk ke gerbang ini.

Coba deh, mana ada sebuah lampu besar berada di tengah2 gerbang, sementara gerbang nya memang merupakan geerbang untuk pintu masuk?

Tetapi karena bergang ini sangat besar setinggi 11,7 meter dan lentera nya hanya setinggi 4 meter, dan kita masih bisa memasuki gerbang, bahkan bisa berjalan di bawah lentera, menjadikan lentra kertas merah ini justru menjadi icon cantik khas Jepang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun