Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Nakamise Shopping Street", Perbelanjaan Tertua di Jepang

6 Agustus 2018   12:32 Diperbarui: 6 Agustus 2018   12:33 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nakamise Shopping Street", Perbelanjaan Tertua di Asakusa

By Christie Damayanti

www.japanpropertycetral.com

Ini Nakamise-dory, yang menuju ke Kuil Sensoji. Penuh padat dengan wisatawan.

Nakamise-dori shopping street, dari Gerbang Kaminarimon kearah Kuil Sensoji sepanjang sekitar 250 meter lewat Hozo-mon Entrance, memang sebuah shopping street tertua di Jepang, sejak jaman keemasan Edo. Ada ratusan toko berbaris disana. Toko2 sovenir, fashion Jepang atau cemilan khas Jepang yang memang booming di seantero dunia!

Jepang memtng mengikuti 'trend' pertokoan dunia, bukan di dalam bangunan tetapi di luar bangunan, disebut 'shopping street'.

Konsep pertokoan dunia adalah shopping street, untuk negara2 dengan 4 musim. Mereka lebih menyukai berada di alam terbukan, daripada masuk dan inggal di dalam bangunan, sehingga konsep perbelanjaannya pun lebih memilih di luar bangunan.

Pun,  shopping street sudah terkenal sejak lama, sebelum bangunan2 modern diperkenalkan pada dunia. Jaman keemasan Eropa, yang membawa shopping street ke Australia bahkan jaman kejayaan cowboy, dimana shopping street pun berada di alam terbuka.

Jaman modern searang ini, shopping street tetap menjadi aran perdagangan mereka, termasuk untuk wisatawan. Karena mereka tetap menyukai alam terbuka, apalagi di musim panas. Mereka berbelanja pun, lebih memilih 'panas2', tersengat matahari, disbanding dengan belanja di dalam bangunan.

www.japanpropertycetral.com
www.japanpropertycetral.com
 

Dokumentasi pribadi

 

Shopping street Champs Elyessee, di Paris. Ini benar2 shopping street, yang mempertahankan berada di sepanjang jalan raya, Dan hamper semua di kota2 d Erpa memakai konsep perbelanjaan shopping street.

 

Jika waktu musim dingin, ketika shopping street justru 'tertimbun salju', barulah mereka berbelanja di dalam bangunan, walau jika salju tidak turun, toko2 di luar bangunan pun tetap buka .....

 

Berbeda dengan negara2 Asia yang notebene sebagian hanya punya 2 musim dan sinar matahari sangat menyengat, walau di musim hujan. Humidutas atau kelembaban nya sangat tinggi, sehingga mereka mulai menciptakan belanja dalam bangunan.

 

Terciptalah pertokoan. Shopping center sampai yang sekarang terkenal dengan mall, mix used. Semua berada dalam 1 bangunan berfungsi ganda. Mix-used building.

 

Negara2 yang sangat produktif menciptakan mall dan mix-used adalah salas satunya Indonesia. Itu mengacu dari beberapa Negara yang tetap menggunakan mall sebagai pusat perbelanjaan, di semua musim. Singapore pun adalah salah satu yang produktif untuk membangun mall.

 

Amerika adalah Negara besar dengan 4 musim. Tetapi karena Negara ini memang sangatlah luas, mereka menciptakan banyak trend dalam berbelanja. Shopping street, mall dan mix-used serta factory outlet, yang berbelanja sebagian dalam bangunan tetapi di luar bangunan pun diciptakan sebuah area yang nyaman untuk berbelanja.

 

Bukan shopping street, karena shopping street mengacu berada dalam sebuah pinggir jalan ramai. Ruang public shopping street merupakan fasilitas perbelanjaan sebagai kebutuhan dalam hidup, yang berbeda dengan konsep factory outlet.

dokpri
dokpri
 

 

Dokumentasi pribadi

 

Selain di shopping centra dan mall mix-used, Amerika mempunyai konsep factory outlet. Perbelanjaan terbuka, tetapi bukan berada di jalan raya yang ramai. Tetapi di bangun khusus dengan lingkungan yang asri dan nyaman.

 

dokpri
dokpri

 

Dokumentasi pribadi 

Ini konsep yang hamper sama dengan FO. Disney DownTown, dibangun luas, dengan perbelanjaa rang luar, tetapi bukan di sepanjang jalan yang ramai ...... 

Karena Amerika adalah Negara yang sangat besar, sehingga mereka mempunyai dataran yang luas, dan membangun bangunan pun dengan "foya2". Bahkan, hanya ada di metropolitan kota2 besar saja, dengan bangunan2 pencakar langit. Sisanya adalah bangunan 4 lantai kebawah. 

*** 

Jepang, yang mengacu kepada shopping street, tetapi juga membangun beberapa shopping center. Bukan mall, ya! Shopping center, yang fokusnya benar2 berbelanja kebutuhan, bukan konsep bangunan dengan berbagai fungi, atau mix-used building.

 

Salah satu shopping street di Tokyo ya ... ini. Nakamise-dori, perbelanjaan tertua di Jepang. 

Tetapi jika Nakamise-dori benar2 menuju sebuah Kuil Sensoji sambil berbelanja, Tokyo memberi tambahan ruang untuk berbelanja lebih lagi untuk wisatawan.

dokpri
dokpri

 

 

Dokumentasi pribadi

 

Padatnya wisatawan, di Nakamise-dori, di hampir setiap hari .....

 

Jalan raya utama tempat Gerbang Kaminarimon, disebut Kaminarimon Street, dimana ada beberapa jalan yang sejajar dengan shopping street Nakamise-dori. Jalan yang sejajar ini pun, berfungsi sebagai shopping street. Bedanya adalah, jalan2 yang sejajar ini menggunakan atap tertutup, tetapi bukan sebagai bangunan.

dokpri
dokpri

 

 

Dokumentasi pribadi

 

                                 Pintu masuk Nakamise Shopping Street, dengan atap yang berjarak belasan meter saja dari Gerbang Karinamon

 

Fungsi atap tertutup itu hanya sebagai peneduh saja. Karena, jika dishopping street  Nakamise-dori itu fully terbuka tanpa penutup atap, sehingga jika hujan, wistawan berlarian atau sengaja basah2an, Atau jika membawa paying, ya lebih enak.

 

Dan di jalan sejajar itu, yang disebut dengan nama yng sama, Namamise Shopping Street, pengunjung dengan nyaman dan enak tetap menyusuri sepanjang sekitar 250 meter pertokoan, bahkan dengan nyaman pengunjung duduk2 menikmati makanan hangat disana. 

Karena ini bekan bangunan, melainkan mempunyai atap tertutup, angin berhembus semilir dari untuk depan sampai ujung belakang, tetapi matahari tidak menyengat kita. Nyaman sekali.

 

dokpri
dokpri

 

Dokumentasi pribadi 

Aku di pintu masuk Nakamise Shopping Street 

Itulah hal-hal kecil yang membuat perbedaan. Kita bisa beristirahat dengan santai, karena di jalan ini tidak terlalu penuh wisatawan. 

Mengapa disana tidak terlalu penuh? Padahal, hanya berjarak beberapa belas meter saja? 

Kerna wisatawan2 sudah sangat sibuk untuk berjalan2 dari Gerbang Kaminarimon menuju Kuil Sensoji, dan berbelanja disana! Jika sejak pagi mereka masuk gerbang, berjalan2 dan berbelanja di shopping street, sampai Kuil Sensoji, sudah siang. 

Berfoto2 atau menyewa kimono, bisa sampai sore. Belum makan siang, lalu kembali pulang lewat jalan yang sama, sehingga sampai keluar gerbang, mereka sudah capek. Makan malam dan kembali ke hotel. 

Atau mereka memilih naik kereta ke Tokyo SkyTree, yang hanya beberapa ratus meter saja, atau berjalan kaki. Wisatawan pasti lebih memilih melakukan itu, disbanding aku yang niatnya adalah bukan hanya sekedar berjalan2 saja, atau berbelanja saja, tetapi mengamati dan surey tentang arsitektur, urban dan lingkungan Tokyo Jepang, untuk sedikit penelitian2ku sebagai arsitek dan penulis .....

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
 


Dokumentasi prbadi

 

Nakamise Shopping Street dengan atap. Cukup sepi wisatawan ......

 

Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan saat bertamasya di Asakusa. Jika Anda akan mengunjungi kuil, Anda tidak dapat menghindari menuruni jalan perbelanjaan yang menarik ini. Saya sarankan memakai sepatu berjalan yang nyaman.

 

 

www.commons.wikipedia.org

 

Nakamise Shopping Street dengan percabangan yang akan dan sering membuat kita tersesat

 

Dan antara Nakamise shopping strret kea raj Kuil Sensoji dengan Nakamise yang sejajarnya pun, mempunyai banyak cabang. Yang kesemuanya adalah perbelanjaan! Seperti labirin saja, jika kita tidak mengerti tentang orientasi, pasti kita akan tersesat! 

Orientasi itu sangat diperlukan, karena semua penampakan toko2nya hamper sama. Jadi, dibutuhkan pemandu jika kta sedikit mempunyai orientasi tentang lingkungan ...... 

Sebelumnya : 

Sumida River Membelah Asakusa Modern Baru, Modern 'Jadul', Tradisional dan Religius  

Distrik Tokyo Terkecil "Asakusa" dalam Dunia Tradisional dan Religiusnya 

Mencoba "Omikuji", Antara Keberuntungan Baik dan Buruk di Kuil Senso-Ji 

Kesiapan Jepang melayani Wisatawan Dunia di Nakamise-dori  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun