Gerbang Kaminarimon untuk menuju ke Kuil Sensoji di Asakusa. Terdapat lampion raksasa, beratnya sekitar 700 kg.
Asakusa adalah sebuah area di Tokyo Metropolitan, di daerah Taito. Terkenal karena sebuah kuil Buddha Boddhisattva Kannon. Tetapi kawasan Asakusa pernah rusak karena serangan bom dari Amerika Seritak semasa Perang Dunia II, tahun 1945. (Wikipedia).
Lokasinya tepat di tebing Sumida River atau Sungai Sumida, dan Asakusa sendiri "lebih tradisional", dari kawasan2 Tokyo yang lain.
Masyarakat dunia mengenal nama Geisha sebagai pelacur, itu karena bawaan jaman perang dunia. Tetapi sebenarnya Geisha adalah seorang pelayan untuk melayani tamu2.Â
Dan Asakusa masih memiliki puluhan Geisha. Sehingga, karena Geisha masih memakai baju tradisional Jepang, memunculkan ide untuk mem-blow up Kimono Jepang untuk disewakan kepada wisatawan2 asing yang kesana.
Sensoji Temple ini dibangun pada abad ke-6. Tetapi untuk pergi kesana hanya lewat kereta bawah tanah, dari semua stasiun di Tokyo. Dan Asakusa yang sekarang merupakan sebuah permata wisata Tokyo, yang sangat digemari oleh seluruh wisatawan dunia, karena kelengkapannya!
Dari Tokyo yang pada jaman kejayaan Edo (tahun 1603 -- 1867), yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian, lalu Tokyo yang modern, Asakusa masih cukup trandisional. Dengan becak Jepangnya yang ditarik oleh manusia, juga dari sovenir2 khas Jepangnya, membuat Asakusa memang menjadi daya tarik Tokyo.
Asakusa juga merupakan salah satu 'kota tua' Tokyo, dan merupakan area paling kecil diantara 23 wilayah Tokyo, dan jutaan wisatawan selalu datang ke Asakusa!
***
Secara pandangan mata wisatawan, Asakusa memang menarik sekali. Terletak di tebih Sungan Sumida, dan brlatar belakang Tokyo SkyTree, sungguh, Asakusa berhasil menjadi daya tarik yang luar biasa! Bukan hanya untuk wisatawan asing yang datang kesana saja, tetap termasuk wisatawan2 lokal serta pedagang2 sovenir yang datang dan mengadu nasib untuk sebuah 'kegilaan'.