Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Reklamasi "Shin Urayasu", Dibangun dengan Konsep Amerika karena Tokyo Disneyland

29 Juli 2018   16:25 Diperbarui: 29 Juli 2018   16:35 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun kereta Shin Urayasu, dan berintegrasi dengan terminal bus |Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Puluhan hotel bertaraf internasional di belakangku! Dengan konsep "Amerika" nya .....

Banyak juga shuttle-bus2 yang menghubungkan dari hotel ke tempat2 wisata di sekitar itu. Ditambah lokasinya di tepi Teluk Tokyo (Toyo Bay), dengan angin sepoi serta pohon2 kelapa, seperti di Los Angels, tempat pertama kali Disneyland pertama berdiri, di Anaheim.

Konsep kota Anaheim di Amerika itu, mengilhami benar2 seperti di Shin Urayasu. Seluas2 nya pandangan mat kita, kita hanya melihat bentangan2 peestrian2 besar dan rapih, bangunan2 berlantai 10 kebawah, atau bangunan2 1 atau 2 lantai sebagai fasilitasw serta barisan pohon2 kelapanya.  Dan Shin Urayasu berhasil dengan baik. Reklamasinya mampu menghasilkan area wisatawan sebagai fasilitas2 dari Tokyo Disneyland.

Di Shin Urayasu pun mempunyai fasilitas2 urban bagi masyarakat local. Seperti perumahan mungil dengan apartemen2nya, sekolah2, universitas sampai daerah pedagangan dan perbelanjaan. Terdapat Stasiun kereta Shin-Urayasu, yang terinterasi dengan terminal bus nya. Bahkan ketika kita keluar dari Stasiun Shin-Urayasu, kita pun bisa langsug mengayuh sedepa sampai tujuan kita, karena kenyamanan jalur2 sepedanya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Stasiun kereta Shin Urayasu yang terintregasi dengan terminal bus nya.

Lalu, jika kita berjalan lebih jauh lagi, kita bisa melihat Tokyo Bay. Dari area reklamasi nya, dibatasi dengan dinding penahan arus laut, dimana seperti yang aku tuliskan diatas, daerah ini pernah dilanda tsunami. Sehingga, pemerintah tidak mau tanggung2.

Dinding penahan arus laut jika terjadi tsunami ini, membentang panjang, sebagai 'barrier'. Walau menurutku, barrier ini mengganggu untuk kita untuk memandang ke laut lepas, tau ke Tokyo Bay.  Dan kalau kita melihat kebawah barrier ini, kita akan melihat sebuah jalan besar sekali, yang sepertinya juga menjadi sebuah 'barrier' sebelum masuh ke dinding penahan arus, yang berada di atasnya.

Dokumentasi www.google.map
Dokumentasi www.google.map
Jalan raya sebagai 'barrier' pertama, dengan lebar sekitar puluhan meter, dari batas pantai. Setelah itu, ada 'barrier' kedua, sebagai dinding penahan arus laut.

 ***
Jepang adalah negara teknologi, bahkan lebih canggih dari Negara adikuasa, di beberapa  sector. Dalah satunya adalah karena Jepang merupakan Negara gempa, maka mereka sungguh2 belajar tentang  "bagaimana mereka menahan negaranya dari ancaman gempa, badai dan tsunami".  Sehingga, ketika pemerintah mereklamasi area Urayasu, dan hasil reklamasinya dinamakan Shin Urayasu, pemerintah pun berupaya untuk sungguh mempertahankan derah itu. 

Dengan banyak cara, dengan beberapa barrier. Untukku sekarang, Shin Urayasu adalah kota kecil nan cantik di Chiba, merupakan kota idamanku, lengkap dengan fasilitas2 nya, kota yang sangat "ramah disabilitas", untukku sebagai bagian dari disabilitas dunia.


 Sebelumnya :
 Gempa dan Badai yang Sering Melanda Jepang ; Michelle dalam Badai Salju di Chiba
 Perlakuan Jepang untuk Kursi Roda Sebagai "Prioritas", seperti Kepadaku sebagai Disabilitas
 Disabilitas di Jepang, Memang Prioritas!
 Jepang, Negara yang 100% "Ramah Disabilitas" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun