Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlakuan Jepang untuk Kursi Roda sebagai "Prioritas", seperti Kepadaku sebagai Disabilitas

18 Juli 2018   12:13 Diperbarui: 18 Juli 2018   12:38 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyambung ceritaku tentang disabilitas dan tentang fasilitas2 disabilitas di Jepang, masih banyak sekali yang mungkin orang2 tidak pernah terpikir, ada hal2 yang akan aku tuliskan. Termasuk aku!

Sungguh, aku tidak pernah terpikir tentang kepedulian warga Jepang terhadap disabilitas, bahkan bukan hanya kepada orangnya saja, kursi roda untuk alat bantu disabilitas pun, sangat diperhatikan!

Selama ini, sesuai standard operasioal semua penerbangan di seluruh dunia, alat2 bantu bagi pengguna pesawat, semua biaya2nya adalah GRATIS, karena pengguna alat2 bantu tersebut termasuk warga Negara apapun, yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga Negara yang sehat dan normal.

Bahkan kursi roda elektrik, yang beratnya mungkin ebih dari berat bagasi yang diijinkan, pun gratis, sepanjang memang merupakan alat bantu. Seperti kursi roda elektrikku.

Sebuah kursi roda eletrik, dengan baterai yang di charge seperti telepon genggam, yang bisa dilipat sampai cukup kecil. Tempat kakinya bisa dilepas, dan pegangan pada senderannya bisa ditekuk, sehingga kursi roda elektrikku hanya seperti sebuah kursi kecil yang tipis.

Baterainya, sebesar sebuah kotak roti, sekitar 20 cm x 20 cm. Baterai 'kering' istilahnya, dan beratnya sekitar 25 kg. Kursi rodaku sendiri, materialnya berbeda dengan kursi roda biasa. Bukan aluminium yang ringan, tetapi dari bahan stainless steel yang lebih berat. Beratnya sekitar 25 kg juga.

Jadi, 1 kursi roda elektrikku total bertnya sekitar 50 kg. Setara dengan 2 buah koper di bagasi (masing2 23 kg), masih lebih lagi!

Pertanyaannya, "Apakah tetap gratis?"

Jawabnya, " Tetap GRATISSSSS ......"

Ok, itu adalah alat bantu. Tetapi, kursi roda elektrikku ini baru kubeli tahun lalu, ketika anakku Michelle terbang ke Jepang dan aku harus membelinya untuk kemandirianku. Jadi, setelah 8,5 tahun ku sebagai bagian dari kaum disabilitas dunia sebelum tahun lalu tahun 2017, aku hanya pengguna kursi roda biasa, dimana kursi roda ini sangat ringan ......

Dan dalam 8,5 tahun ini sebagai pemakai kursi roda pun, aku sudah berkeliling Eropa, Amerika dan beberapa Negara di Asia. Aku duduk di atas kursi rodaku dan anak2ku bergantian mendorong kursi rodaku. Dan ketika aku banyak melihat2 dan mengamati selama perjalanan, aku harus tetap turun dari kursi rodaku, karena negeri2 itu tidak menerapkan 100% "ramah disabilitas", walau mungkin sudah lebih dari 80%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun