Begitu juga dengan standard prosedur kursi rda yang ikut melanglang buana, naik pesawat. Kusi rodaku, dibawa masuk bagasi ketika aku chek-in pesawat, lalu aku duduk di atas kursi rida kepunyaan bandara atau kepuyaan airline tersebut, dan di dorong ke ruang tunggu sampai ke pesawat.
Tetapi selama ini, aku tidak melihat bagaimana semua airline memperlakukan kursi rodaku. Walau aku yakin, mereka memperlakukan kursi rodaku, sesuai dengan standard apa yang memang dibutuhkan.
Lalu, bagaimana mereka memperlakukan kursi roda elektrikku sejak aku beli 1 tahun lalu?
Aku tidak tahu tentang airline yang lain, karena setelah aku mempunyai kursi roda elektrik sejak 1 tahun lalu, aku baru pernah 4x ke Jepang saja, belum pernah ke negeri lain, dan aku selalu naik pesawat Jepang Airline (JAL), yang untukku adalah yang terbaik ebagai airline nasional.
Perlakuan kepada kuri roda elektrikku oleh JAL, tidak terpikirkan olehku selama ini. Sungguh, mereka memperlakukannya, sebaik dengan mereka memperlakukanku sebagai seseorang disabilitas!
Aku sangat kaget, ketika aku chek-in di bandara, bahkan juga di bandara Soekarno-Hatta, petugas2 JAL langsung mndatangiku. Mereka membawa kursi roda standard untukku dan memintaku untuk duduk diatasnya dalam bahasa Inggris. Dan mereka juga membawa setumpuk plastic bening kemerah2an dan beberapa barang untuk membungkus. Serta membawa kotak besar kedap, seperti box untuk piknik!
Untuk apa?Â
Awalnya, aku tidak mengerti! Dan karena mereka berbahasa Inggris patah2 bercampur bahasa Jepang, aku pun tidak tanya2 pada mereka.
Ternyata, kursi rodaku dipreteli satu demi satu ......
Ketika kotak itu di bawa ke bagasi, aku seperti melihat petugas2 itu membawa kota berisi bom, hihihi .....