Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tidakkah Kita Malu pada Ibu?

17 Juli 2018   19:21 Diperbarui: 17 Juli 2018   20:33 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TIDAK KAH KITA MALU ???

Hampir tiap pagi, sehabis beres2 dapur dan makan bersamaku, ibu pasti ke taman rumah kami. Apalagi, ketika kedua anakku kuliah di negeri lain, di Beijing dan di Jepang. Sehingga, aku hanya tinggal dengan ibu. Dan walau ibu sudah renta, tetapi semangat ibu untuk hidup tetap terjaga .....

Kami tinggal di sebuah rumah yang cukup besar, peninggalan papa almarhum. Ada 2 taman besar di rumah kami, taman depan dan taman samping. Dan walau kami sudah lebih dari 2 tahun tanpa asisten rumah tangga, kedua taman kami tetap rapih, bersih dan teratur.

Dulu, papaku almarhum memang menyiapkan rumah kami untuk hobi2 kami. Taman untuk ibu dan studio berbagai aktifitas untuk anak2 mereka. Termasuk aku, sekarang mempunyai studio filateli untuk mempersiapkan berbagai even2 "filateli kreatif". Konsep rumah kami memang "tertutup" dari orang luar, tetapi sangat terbuka didalam.

Dokumentasi pribadi -- ini taman kami yang di depan, indah dan cantik, kan?
Dokumentasi pribadi -- ini taman kami yang di depan, indah dan cantik, kan?
Kembali lagi tentang ibu 

Pagi itu, ibu ingin meremajakan tanaman "Lidah Mertua", bahasa latinnya adalah Sansevieria.

Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.

Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan. (Wikipedia).

Di rumahku, si "Lidah Mertua" itu ditanam di taman depan. Dan karena tanaman ini dapat tumbuh di kondisi sedikit air dan sedikit matahari, ibu menanamnya di teritisan rumah kami, di taman depan.

Tanaman ini tumbuh subur di taman depan rumah kami. Daunnya segar hujau, tanpa cacat cela. Mulus, kecuali jika ada kucing2 yang selalu tinggal dan beranak dikerimbunan "Lidah Mertua".

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ibu yang sangat semangat untuk mencabuti si "Lidah Mertua", yang sudah banyak yang tua dan cukup berantakan ..... 

Aku ingin foto2 ini bisa bercerita, betapa semangat ibu yang renta, dengan lilitan batangan2 besi di tubuhnya, tetapi beliau tetap dan masih mampu mengurus tanaman2 hias kesayangan2nya ......

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
dokpri
dokpri
Setelah mencabuti nya, ibu mulai memilah2 dan membersihkannya, untuk dipilih2 mana yang harus dibuang karena sudah tua dan menguning, dan mana yang bisa ditanamnya kembali .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sebatang "Lidah Merua", lengkap dengan umbinya, yang besar dan sehat. Dan si "Lidah Mertua", yang sudah mulai di pilah2 ibu, untuk sebagian dibuang dan sebagian lagi ditanamnya lagi .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
  Ibu sedang menggeser anak2 kucing yang dilahirkan disana. Kucing2 itu masih menutup matanya

Ya ... aku memelihara kucing di 'alam'nya. Maksudnya, kami tidak mengurung mereka tetapi kami biarkan mereka datang atau pergi kapan pun mereka mau. Kuberi makanan klo nereka sedang bertandang. Sehingga kucing2 tersebut beranak pinak, sampai beberapa generasi .....

Daun2 si "Lidah Mertua" sudah terlalu panjang dan besar. Sudah miring2 karena terlalu penuh dan padat. Makanya, pagi ini ibu mencabutinya, memilah2, menbereskannya dan menanamnya kembali bagi daun2 yang masih bagus. Taman ini tumbuh dengan cara stek daun.

"Lidah Mertua" adalah tanaman hias yang berumbi. Ketika ibu mrncabutnya, umbinya besar dan sehat. Salah satu bukti, ibu benar2 merawatyua dengan sangat baik!

***
Tidakkah kita malu? Tidakkah aku malu?

Ibu adalah seorang ibu dari 3 orang anak dan 5 orang cucu yang menyebar. Jakarta, Bali, Amerika, Jepang dan China. Papa ku sudah dipanggil Tuhan, tahun 2013 lalu. Ibu berumur 77 tahun. Tubuhnya sudah renta. Punggungnya harus memakai batangan besi, yang diikat oleh korset karena ada syaraf yang terjepit.

Aku tahu, betapa sengsaranya ibu, ketika sepanjang hari beliau harus berada dalam kungkungan batangan2 besi diseputar tubuhnya ......

Walau ibu merasa tugasnya sudah selesai, ibu tetap berusaha bahagia dengan keterbatasannya, sampai Tuhan memanggilnya.

Beliau tidak mau diam, walau setelah selesai sibuk dengan tamanan2nya di kedua taman rumahnya, beliau pasti mengeluh kecapean. Dan biasanya, tidur seharian, sampai sore menjelang beliau harus menyiram tanamahan2 kesayangannya.

Taman dan bercocok tanam adalah hobinya. Taman dan bercocok tanam adalah dunianya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Si "Lidah Mertua" yang sudah rapih kembali, sore ini, setelah pagi tadi ibu membereskan dan meremajakan kembali.

 Cantik dan indah, kan?

37368513-10216269718077067-7597409779228606464-n-5b4de3d36ddcae486727fb42.jpg
37368513-10216269718077067-7597409779228606464-n-5b4de3d36ddcae486727fb42.jpg
Sore ini, setelah ibu beristirahat, seperti biasa ibu menyiram semua tanaman2 hias kesayangannya, merapihkannya lagi dan besok paginya, beliau kan terus berkarya lagi, 'memeluk' tanaman2nya lagi. Dan ibu sangat bahagia .....

***

Tanpa beliau sadar, aku sering mengamatinya. Dan aku banyak berpikir, beliau dengan tangannya sendiri, menggemburkan tanahnya, mengolah tamannnya, menjadikan tamannya berproduksi, walau hanya untuk tanaman hias, kesukaannya.

Artinya apa?

Beliau dengan tangannya sendiri, ikut serta menggemburkan bumi. Bumi yang sudah jauh dari kesehatannya ......

Oya,
Sampai sekarang, kedua taman kami sangat indah, karena tangan ibu tanpa bantuan asisten rumah tangga.. Tanaman2 hiasnya tumbuh sangat subur! Dedaunan cantuk tanpa ngengat dan ulat yang bisa melahapnya. 

Karena apa, ngengat dan ulat tidak mau melahapnya?

Karena tangan2 ibu yang penuh kasih, yang memeliharanya setiap saat bukan karena semprotan kimiawi ......

TIDAK KAH AKU MALU ??? 

TIDAK KAH KITA MALU ???

Kita, khususnya aku, belum bisa menggemburkan bumi. Aku belum bisa meremajakan bumi. Aku belum mampu memberikan yang trbaik bagi bumi kita ......

Tapi,

 

KITA TETAP BISA MELAKUKAN SESUATU, DENGAN APA YANG KITA BISA !!!

 

Aku tahu, dengan keterbatasan tubuhku seperti ini, aku tidak bisa seperti itu untuk mrnggemburkan bumi, dengan tanganku sendiri. Kecuali memakai tangan orang lain. Aku tahu itu .....

Tetapi,

Aku bisa berbuat yang lain ......

Walau bukan penulis, aku bisa menuliskan inspirsi seperti pagi ini. Aku bisa banyak menulis tenang apapun, yang menumbuhkan inspirasi bagi yang membacanya. Dan aku bisa membuat buku2ku sendiri .....

Walau aku bukan pelayan masyarakat, aku bisa belajar melayani bagi sesama. Berbai dengan sesama. Bukan hanya berbagi materi, tetapi justru berbagi pemikiran, berbagi perasaaan, berbagi hati .....

Seperti untuk even kami tanggal 19 Juli ini tentang disabilitas, aku mencoba berbagi dengan teman2 disabilitas tentang makna hidup .....

Dan walau aku bukan pendidik, aku bisa mengajak anak2 untuk belajar hobi baru tentang filateli, seperti yang aku selalu lakukan jika aku berpameran pribadi .....

Apa yang kalian mampu lakukan, LAKUKAN LAH !!!!!

Jangan kalah dengan ibuku yang renta berumur 77 tahun!

Mungkin ibu tidak tahu atau tidak sadar, bahwa yang beliau lakukan itu menumbuhkan INSPIRASI dalam hatiku, dan menebarkan MOTIVASI supaya aku semakin giat berkarya .....

 

Walau dalam keterbatasnku,

Walau dalam kesendirianku,

Aku akan terus berkarya bersama Tuhanku ..... 

Terima kasih, ibu .....

 

Jakarta, 17 Juli 2018

 

Aku mengasihi ibuku ......

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun