By Christie Damayanti
Sumber : karya anak2 mahasiswa arsitektur semester 6 Podomoro University
Arsitek
Tidak ada yang tidak mengenal kata "arsitek", benar kan? Kesannya keren, ya ... memang keren, hihi. Dan tidak ada yang tidak ingin menjadi arsitek. Tetapi ketika tahu bagaimana sekolah arsitek dan bagaimana kersa seorang arsitek, sedikit demi sedikit mereka mundur dan jatuh .....
Tetapi tidak untuk mereka2 yang memang mempunyai niat membangun masa depan. Lewat banyak hal, termasuk mejadi seorang arsitek, membuat mereka mati2an belajar. Dan itulah yang kulihat di Podomoro University, salah satunya jurusan arsitektur.
Baiklah ....
Suatu saat di munggu lalu sebelum Dies Natalis ke-5 Podomoro University, akumelihat dan mengamati serta menguji beberapa mahasiswa jurusan arsitektur di sidang pleno studio arsitektur semester 6. Itu sebuah sidang yang bukan main2. Aku tahu itu, karena aku pernah berada didalamnya.
Aku pernah berada di dalamnya, aku pernah berada di semester 6 dan aku pernah melakukan apa yang mereka lakukan sekarang ini. Dan aku merasa "ini duniaku dan ini tempatku"......
***
Mereka memang sangat percaya diri, ketika mereka masuk ke ruang sidang pleno. Anak2 "jaman now" dengan kualitas pemikirannya yang sangat mumpuni, walau memang mereka tetap haus banyak belajar. Tetapi, siapa yang sangka, ketika mereka mempresentasikan karyanya di dapan kami, dengan kata2 yang cukup teratur dan berani, tidak terlihat sebagai mahasiswa?
Desain pertama yang kami sidang adalah "Inn Frame" karya Fransisca Yongsie dan "The Terraces" karya Marisca Tjandra. Sebuah kolaborasi desain antara bangunan perkantoran co-working dengan bangunan apartemen. Dan konsep ini memang dijembatani oleh sebuah jembatan (asli) dan ruang luar yang bisa menangkap kenyamanan.
Konsep desain keseluruhan sih sebenarnya cukup ok, berbading dengan mereka adalah mahasiswa2 semester 6. Tetapi seperti yang kutuliskan diatas, bhwa mereka memang harus terus belajar. Sehingga ketika mereka lulus sebagai seorang arsitek, mereka akan menggemparkan dunia .....
Â
Ada juga karya 3 orang mahasiswa berkolaborasi untuk membangun "Tri-Tower", yaitu Jeremia Pasaribu, Renoska Antono dan Febryan Edsutan. Konsep  Tri-Tower sendiri, membuat aku terpana. Bukan. Bukan konsep yang bombastis, tetapi justru Tri-Tower mempunyai konsep 'apa adanya', di jaman eksekutif2 muda 'jaman NOW', yang mobile dan terus bergerak!
Tri-Tower adalah 3 bangunan mendekati 'kembar', 3 bangunan perkantoran co-working dengan fasilitas retail. Konsep biasa tetapi ternyata tidak biasa, dimana presentasinya lewat narasi serta buku yang mereka siapkan. Dengan pasar eksekutif2 muda yang sangat mobile, serta sibuk mencari inspirasi dengan bergerak, membuat perkantoran ini lebih memahami sebuah perubahan.
Konsep arsitektural dan konsep revenue ya setelah 20 tahun .....
Bahkan sangat menarik, ketika bangunan ini 'berputar', walau sayangnya, tidak atau belum bisa menarik mata, sebagai 'pit of interest'. Tapi, ini sangat bagus menurutku, dan mereka harus semakin terus belajar .....
Â
Karya yang lain dari Nim, berjudul "Fulcrum Tower". Fulcrum artinya 'titik tumpu'. Jelas sekali konsep ini, dengan membangun sebuah perkantoan dengan titik tumpu core bangunan, yang diputar sekian derajat setiap 2 lantai.
Â
Artinya, ketika bangunan ii terbangun dalam maket, akan terlihat dimensi yang cantik, berputar dan membentuk sebuah 'lingkaran' tetapi berbentuk kotak! Cukup unik, ketika aku mengamati ampai tubuhku miring2 untuk mengamati lantai per-lantai yang diputar sekian derajat ....Â
Sayangnya, ternyata konsep 'titik tumpu' dari core ini, bukan sebuah core yang membulat, sehingga secara pembagian interiornya cukup membingungkan ...
Â
Yang berikut sangat menarik, ketika kami mmilih 6 proyek dari belasan proyek yang menjadi tugas studio di semester 6 ini. Judulnya jelas sesuai konsep, "Co-Work Play", karya RR Meidina P. Dasar bangunan ini berbentuk elips, sebuah bentuk yang fleksibel dan mobile, mampu "menggelinding". Tetapi elips juga adalah sebuah bentuk yang susah untuk di desain!
Tetapi justru bentuk elips inilah yang menarik sehingga kami pilih untuk di sidang! Konsepnya jelas. Perkantoran co-workng. Elips2 itu "mengelinding" dan berputar sehingga bentuk bangunan elips ini benar2 unik!
Â
Apakah ada yang salah? Apakah konsepnya ok?
Â
Konsep adalah sah-sah saja, tetapi jika bangunan ini terbangun sebenarnya, harus bisa dienergikan dan disesuaikan dengan realitas yang sebenarnya .....
Â
Lagi, judul "Real Soho" pun menarik minat kami untuk menyidangnya, hihi.. Mengapa? Karena karya dari seorang mahasiswa Muh.Nuril Huda ini, sangat menarik dengan maketnya! Facaade nya berlubang2 kaca, mengingatkan sepotong keju!
Bangunan dengan faade seperti sekerat keju!
Â
Hahaha ...
Â
Ya, persis sepotong keju, tetapi justru sangat menarik! Dengan bentuk bulatan2 besar, awalnya kami heran, bagaimana pengaturan ketinggian lantainya. Tetapi ternyata memang, lantainya berkonsep mezzanine. Cukup menarik! Walau, masih banyak yang harus dipelajari secara detail dan konseptual bentuk massanya.Â
Dan yang terakhir adalah bangunan "The Socialisator", karya Jetle Chandra. Sebuah karya bangunan apartemen dengan konsep bentuk segi banyak secara denah. Cukup menarik, walau kenyataannya bentuk seperti ini cukup sulit untuk pembagian ruang2nya.
"The Sosialisator"Â
Ditambah lagi, konsep restoran di rooftop, yang sayangnya tidak terlihat dari luar, serta konsep atriumnya yang mungkin justru membuat bangunan ini sedikit meleneng dengan konsepnya sebagai apartemen bertaraf menengah ....
Â
***
Jadiiiii ......Â
Siapa yang bilang sekolah arsiek itu susah? Justru sangat menarik! Dan Podomoro University mampu membuatnya semakin menarik karena untuk tugas studio arsitektur semester 6 ini, termasuk dengan bisnis development nya!Â
Bagaimana Podomoro University, mengajarkan sejak awal untuk mendesain bukan hanya untuk sekedar mendesain saja, tetapi mampu berpikir untuk "bagaimana banguan tersebut bisa mengahsilkan uang bagi pemiliknya". Pengembalian setelah beberapa tahun setelahnya ....
Dan Podomoro University, terus berusaha mngahsilkan arsitek2 muda "jaman now", untuk membangun dunia, bukan hanya Indonesia .....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H