Hahaha .....
Untuk mereka yang benar2 berbelanja barang2 bermerk internasional, tentu mereka tidak susah hati membeli snack dan minuman2 ringan berharga ribuan Yen, ratusan ribu rupiah. Hanya untuk sekedar melepas lelah. Tetapi bukan untukku. Ribuan Yen adalah untuk makan berat. Makan siang atau makan malam. Sehingga, bagi aku, seorang wisatawan 'kere', aku cukup mengeluarkan bekalku yang selalu kubeli dari minimart dekat apartemen.
Aku selalu membawa bekal minimal roti2 dari Seven Eleven, atau onigiri. Dengan the hijau botolah, yang keseluruhan mungkin hanya berharga kurang dari 500 Yen atau sekitar 60 ribu Rupiah. Dan aku sudah bisa menikmati suasana 'jetset', duduk2 di meja berpayung ala cafe2 mahal, dan di Ginza, sebuah wisata jetset, tempat belanja barang2 bermerk internasional ......
***
"Car Free Day", memang tetap menjadi 'sesuatu' bagi sebagian masyarakat dunia. Bagi masyarakat yang belum terlalu peduli tentang sebuah keadaan yang sudah membuat sebuah Negara tidak nyaman karena salah satunya tentang polusi, CFD masih sebagai kegiatan yang 'biasa2 saja'.
Tetapi tidak bagi masyarakat yang sangat peduli tentang bumi kita. Bahwa kegiatan CFD merupakan salah satu respon positif untuk berusaha membenahi bumi kita ini, untuk sebuah perbaikan bagi masa depan dunia, salah satunya dengan rutin mengadakan "Car Free Day" di semua Negara minimal 1 hari dalam 1 minggu di akhir pekan .....
Sebelumnya :
Sekarang, Kemana Anak Muda "Jaman Now" Berlibur? Jepang Tujuan Utamanya!
Ketika Jepang Menjadi Viral Karena "Vending Machine"nya.....
"Akihabara" : Dunia Kartun, Animee, Manga dan Games Jepang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H