Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenal Perbedaan "Car Free Day" di Akihabara dengan Ginza

26 Juni 2018   10:17 Diperbarui: 27 Juni 2018   13:06 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Car Free Day" atau CFD itu tidak hanya di Jakarta atau di Indonesia saja. Jika menurut Wikipedia,

Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Car Free Day bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Kegiatan ini biasanya didorong oleh aktivis yang bergerak dalam bidang lingkungan dan transportasi.

Tema penting dalam hari bebas kendaraan bermotor, adalah tinggalkan kendaraan bermotor di rumah dan berjalan kakilah atau gunakan kendaraan tidak bermotor atau pun menggunakan kendaraan umum untuk perjalanan panjang. (Wikipedia).

Asosiasi Transportasi Lingkungan Dunia, menetapkan Hari Bebas Kendaraan Tahunan yang disepakati  sejak 22 September 2000 di Eropa dan secara internasional, "car free day", terus dikumandangkan dan diperkenalkan ke seluruh penjuru dunia. 

Dari referensi yang aku baca, belum semua negara mengikuti ini, namun beberapa negara di kawasan Eropa, Amerika dan Jepang serta Indonesia sudah menjalankannya selama beberapa tahun belakangan ini.

Bahwa di "car free day", yang biasanya dilaksanakan pada akhir minggu, semua kendaraan tidak boleh melaju di ruas jalan tertentu dan memberi kesempetan pada para pejalan kaki untuk "merajai" ruas-ruas jalan tersebut. Di CFD banyak digelar kegiatan-kegiatan sosial, musik dan berbagai aktivitas kreatif lainnya. CFD menjelma sebagai ruang pubik besar di kota atau negara tersebut di Indonesia.

Begitu juga "car free day" di Tokyo. Ketika musim panas tahun 2017 lalu aku sempat ke Tokyo untuk menjenguk anakku yang tinggal dan kuliah serta bekerja di Tokyo, aku pun sempat menikmati "car free day" di hari minggu setelah melaksanakan ibadah di Gereja.

Aku ditengah jalan kegiatan CFD di Akihabara | Dokumentasi pribadi
Aku ditengah jalan kegiatan CFD di Akihabara | Dokumentasi pribadi
Waktu itu kami sempat CFD di jalan utama Akihabara, di mana di jam-jam tersebut di hari Minggu, suasana sangat ramai dan membludag oleh wisatawan lokal dan wisatawan asing yang datang untuk berwisata di pusat animee, manga, games dan barang-barang elektronik!

Tentu saja, mereka semangat sekali! Tanpa mengabaikan aturan-aturan yang berlaku, CFD disana benar-benar membuat aku serasa berada di dunia anak muda dengan 2 orang anakku yang berlarian di tengah jalan.

Orang-orang yang terlibat dalam CFD itu pasti berpikir bahwa setelah puluhan tahun sudah waktunya untuk "mundur" dan melihat bagaimana jika ada perbedaan yang dibuat oleh CFD ini. 

Mereka bertanya pada diri sendiri apakah CFD yang dibuat di sini atau di sana telah menghasilkan dampak permanen yang signifikan pada kota-kota dan cara-cara manusia berkeliling di dalamnya. Dan untukku sendiri, CFD benar-benar bisa menurunkan dampak berbagai polusi yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, setidaknya dalam 1 hari itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun