By Christie Damayanti
Sepeda Michelle
Sepeda itu pun bukan sepeda cantik,
Sepeda itu hanya sepeda biasa, sepeda ala 'jadul',
Dan sepeda itu dibelinya dari uang gajinya sendiri, tanpa berharap uang dariku .....
Dia membeli sepeda itu, bukan mau gaya2an,
Dia membeli sepeda itu penuh perjuangan dan harga yang cukup mahal,
Dia membeli sepeda itu untuk kebutuhannya,
Karena sepeda itu mampu melindunginya dari angin tengah malam yang menerpa ......
Karena dia harus berjalan 30 menit dari stasiunnya ke apartemennya,
Setelah dia pulang dari kuliah dan dari tempat kerja nya, tengah malam,
Dan sepeda itu membuat dia bisa mencapai apartemennya, hanya beberapa menit saja,
Dan sepeda itu menjadi sahabat barunya ......
Sepeda itu akan terus menemaninya,
Sepeda itu selalu menunggu nya, di tempat parkir khusus sepeda, bersebelahan dengan stasiun kereta,
Dengan membayar beberapa ratus Yen sehari,
Sepeda itu setia menunggunya keluar dari stasiun, dan membawanya pulang ke apartemennya .....
Dia memasukkan tas dan bekal makanannya di keranjang sepeda itu,
Dia mengayuh sepeda itu setiap hari,
Perjuanganya sungguh terasa di kalbuku, ketika aku mengamatinya setiap pagi sampai dia pulang,
Dan berharap, "mereka" mampu menghadapi tantangan di luar sana .....
Selamat berjuang, anakku sayang .....
Bersama sepedamu, bersama dengan Tuhan Yesus .....
Perjuanganmu tidak akan sia-sia bersama Tuhan .....
Dan doa mama terus dan selalu bersamamu .....
Ah .... mama sungguh rindu denganmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H