Harajuku memang sudah menjadi viral tentang fashion anak2 muda Jepang. Tetapi jangan salah! Walau Harajuku adalah cermin anak muda Jepang dan viral di seluruh dunia, Harajuku pun menyimpan sederetan sejarah Jepang.
Ketika kota metropolitan Jakarta justru hanya "berhura2" dengan sikap kemodernan nya yang akhirnya menganggap sejarah Jakarta berada di deretan belakang, dan mengedepankan budaya luar dan "malu" mengungkap budaya lokal, sangat berbeda dengan Jepang yang sangat bangga dengan budaya dan kearifan lokalnya.
Bahkan, mereka dengan bangga bicara dengan bahasa Jepang, sementara wisatawan hanya terbengong2 karena tidak mengerti. Yang akirnua, wisatawan "terpaksa" belajar bahasa mereka walau hanna sekedar 1 atau 2 kata saja untuk bertanya .....
Apa yang terjadi, sewaktu budaya yang sudah turun temurun sejajar dengan kemodernan yang sudah sangat viral di seluruh dunia, sebagai trend-setter anak2 muda dunia?
Mari kita melihat dari sisi yang berbeda .....
Meiji Jingu Merupakan kuil untuk bersembahyang agama Shinto, yang di dedikasikan untuk memuja arwah Kaisar Meiji dan istrinya, Permaisuri Shoken.Â
Pepohonan besar dan sangat rindang, benar2 membuat udara tersaring dari debu2 kota, dan kita didalah hutan ini, benar2 merasa nyaman, segar dan menjadi lebih bahagia (masukan oksigen ke otak kita, menyalurkan kebahagiaan)
Kuil Meiji Jingu, terletak di dalam hutan kota yang melingkupi area seluas 700.000 m2. Area ini ditutupi oleh hutan evergreen yang terdiri dari 120.000 pohon dengan 365 spesies yang berbeda di mana pohon-pohon ini disumbang oleh masyarakat Jepang dari berbagai kalangan pada saat kuil ini mulai didirikan. Hutan ini sebagian besar dikunjungi sebagai tempat rekreasi dan relaksasi di pusat kota Tokyo. Kuil ini sendiri terdiri dari dua area utama.(Wikipedia).
Dimulai dengan kematian Kaisar Meiji tahun 1912, kontruksi dibangun sejak tahun 1915 dalam corak tradisional Nagareukuri serta tersusun sebagian besar dari cemara jepang dan tembaga. Dan diselesaikan pada tahun 1920. Dan sampai sekarang, Meiji Jingu tetap menjadi wisata Tokyo, serta merupakan kuil keagamaan dari agma Shinto, sebuah agama nasional di negeri ini.
Setelah berjalan sekitar 30 menit, terlihat pintu masuk ke Kuil nya ......
Keberadaan Meiji Jingu, pastinya merupakan kebanggaan pemerintah kota Tokyo. Dimana ibukota Jepang ini, mampu menjadi daya tarik dunia untuk mereka dating kesana. Berpadu dengan kemodrenan Tokyo. Di beberapa titik termasuk Harajuku, Tokyo tetap menjaga dan melestarikan budaya local serta mempraktekkan kepedulian mereka lewat bangunan2 lama mereka.
Ditambah lagi dengan hota kota mereka yang bukan hanya di Harajuku saja, Tokyo sudah menyumbang sedikit bagian dari "paru-paru dunia", untuk dunia bisa bernafas dri polusi2 yang membuat kita semua semakin tidak nyaman.
Meiji Jingu juga menjadi sebuah "oase". Disebuah distrik istimewa seperti Harajuku ini, kita mendapatkan penyegaran secara fisik serta secara rohani. Penyegaran2 ini sangat diperlukan untuk Negara ini, apalagi Jepang menjadi salah satu "point of interest" sebagai Negara di Sdia yang sangat popular, apalagi di seputar kaum muda ......
 ***
Dari paparan diatas tentang Meiji Jingu, kontra sekali denhan kemodernan Harajuku. Pemerintah Tokyo benar2 memfasilitasi kedua dunia yang berbeda itu.Di satu sisi, Harajuku memfasilitasi kemodernan lewat shopping street di sepanjang jalan, membuka eforia2 wisata untuk berdandan ala "Harajuku Style". Semua berfoya2 dengan makanan2 Jepang apalagi snack Jepang yang juga viral di seluruh dunia. Dan Harajuku sukses mengusungnya!Di sisi lain, Harajuku pun sangat cakap mengusung kearifan budaya lokal. Istana2nya yang khas, termasuk keberadaan agama nya lewat kuil2 nya, Jepang memang sangat sukses mengangkat ini dalam paket2 wisatanya!
Meiji Jingu pun termasuk berada dalam lingkup paket wistra Tokyo. Berada di jantutg Harajuku, tepat disamping stasiun Harajuku. Sebuah hutan kota yang menaungi kompleks kuil keagamaan Jepang. Suasana disekitarnya pun sudah sangat teduh dan segar. Padahal, berdampingan dengan hutan kota itu, adalah "Takeshita Street", yang sangat ramai oleh wisatawan, yang pastinya disana mereka tidak terpikir tentang adanya hutan kota Harajuku .....
Dari stasiun Harajuku, belo kiri dan kita lagsung menuju Harajuku Bridge, menghubungkan ke Hutan kota. Di foto pertama diatas, jelas terlihat rimbunan pepohonan .... Dan di foto dibawahnya, terlihat bangunan2 yang menunjukkan kemodernan Harajuku ......
***
Dua sisi yang sangat berbeda ini, membuat pandanganku sebagai arsitek berkenyit. Hutan kota itu sudah (mungkin) ratusan tahun. Terbukti dengan ribuan pohon2 besar dengan diameter batangnya sudah lebih dari 1 atau 1,5 meter. Meiji Jingu pun demikian. Sebuah kuil keagamaan yang sudah ratusan tahun berdiri disana.
Takeshita street memang belum selama itu. Tetapi pemerintah Tokyo sangat cakap untuk menggabungkan kedua nya sebagai sebuah paket wisata yang apik! Mereka tidak merusak hutan kota itu, juga mereka tetap membiarkan kemodernan di sebelahnya. Keduanya bertumbuh dengan sangat serasi!
Akhirnya, pemerintah kota Tokyo membangun fasilitas2 cantik untuk menghubungkan keduanya. Dan kita tidak akan pernah menyangka, ketika kita sudah "masuk" dalam salah satunya, ternyata ada dunia yang berbeda di sebelahnya, berkat kepiawaian pemerintah .....Jika kita semoat mampir ke Harajuku, cobalah masuk ke 2 dunia yang berbeda. Masuk ke Takeshira Street dan ke Meiji Jingu. Kita akan bisa membandingkan, betapa Jepang sebagai salah satu negara super power di dunia teknologi tetapi sangat menghorgati budaya dan agama nya, sebagai sumber kekuatan negaranya untuk terus berjaya dan dilihat dunia ......
Sebelumnya :
"Harajuku" : Dunia Anak Muda, Dunia Belanja
Ada Apa di "Takeshita-dori", Harajuku?
"Harajuku Style", Dunia Anak Muda Jepang dan Viral Dunia
"Mode Gakuen Cocoon Tower" Shinjuku : Transformasi di Dunia Pendidikan Jepang
Kakek Tua Jepang itu, Menghilang di Peron Nishi Funabashi ...
Tiba-tiba Kursi Rodaku Berhenti di "Zebra Cross Shinjuku!
"Pedestrian Bertingkat", Masa Depan Kota Metropolitan [Kasus di Tokyo]
Shinjuku : "Gedung Kembar", Kota dan Pejalan Kakinya
Terminal Bus [Terbesar] Basuta Shinjuku, ada di Lantai 4F Stasiun Kereta Shinjuku! Canggih!
[Bagian 2] Ada Apa di Stasiun Tokyo? Ada yang "Aneh" .....
[Bagian 1] Ada Apa di Stasiun Tokyo?
Stasiun Shinjuku Mempunyai Lebih dari 200 Â Pintu Keluar!
Perbedaan Antara Japan Rail (JR) dengan Tokyo Metro
Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga Murah dengan "Bullet Train"
Shibuya Bukan Hanya Ada "Hachiko" dan "Shibuya Crossing" saja
"Shibuya Crossing" : Menyeberang dalam Lautan Manusia
Hachiko, Kisah Kesetiaan Seekor Anjing = Refleksi Kesetiaan Diri
Stasiun Shibuya, Tempat Hachiko Menunggu Tuannya Puluhan Tahun Lalu
Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"
Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari Solamachi
Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTree
Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'
"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari Jepang
Sumida River di Asakusa, Â Area Terbesar Wisata di Tokyo
'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park
Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas
Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang
"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun
Menikmati Kehidupan di Ryogoku
"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang
Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga [Murah] dengan "Bullet Train"
Travelling di Jepang adalah 70% Kereta
Dari Kinshicho ke Funahabashi HotenÂ
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo
Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'
Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang
Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten
"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan
"Negeri Impian" Funabashi HotenÂ
Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?
'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian
Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"
Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi FunabashiÂ
'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh
Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H