Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Harajuku", Dunia Anak Muda, Dunia Belanja

28 Mei 2018   11:32 Diperbarui: 28 Mei 2018   12:18 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya, aku tidak tertarik untuk masuk. Tetapi setelah hanya sekedar melihat2 saja barang2 yang ditawarkan, aku pun tertarik untuk turun ke 1 lantai dibawahnya. Dan menemkan "harta karun", baik dari baju tradisional Jepang, ataupun tentang konsep toko2 di jalan ini, ternyata memang harus turun jauh kebawah dari permukaan jalan utama.

  

Konsep ini mencengangkan ku. Mengapa?

 Karena ketika kita berjalan2 untuk 'cuci mata' atau hanya sekedar melihat2 di etalase tanpa masuk ke dalam toko, kita hanya merasakan toko2 standard, berada di sisi pedestrian. Tetapi ketika kita masuk ke dalam toko, sebagian besar, mereka tidak mengurug tanah tempat toko itu, dan mendesain  dengan menuruni tangga atau dengagn lift.  Sebagian lagi, mereka mengurug tanah untuk toko2 mereka, dan mendesain seperti toko2 biasa, di sisi pedestrian. Dan untukku sendiri, akan lebih menarik jika toko itu di desain sesuai dengagn lahan yang ada, dengan modifikasi2 yang apik! Arsitek akan mampu mendesain seperti itu.

Dan dari situlah, aku "menemukan" yang lebih besar lagi, bahwa ternyata Harajuku berada di dataran yang berbukit2, bukan dataran yang rata seperti distrik2 yang lain di Tokyo.

  

Bukan hanya itu. 

Jepang memang sangat peduli dengan disabilitas, sehingga fasilitas2 perkotaan sangat memperhatikan fasilitas2 untuk kaum disabilitas. Jika tok2 yang tidak mengurug lahannya dan mendesain tokonya dengan tangga atau lift, bagaimana dengan kursi roda yang mungkin bisa disimpan di atas saja?  

Seperti aku sebagai pemakai kursi roda, sebenarnya aku mampu berjalan dan tidak harus membawa kursi rodaku, JIKA AKU MERASA MAMPU. Sehingga, ketika aku ingin berjalan dan meninggalkan kursi rodaku untuk disimpan dahulu, aku harus bisa menemukan tempat untuk "menyimpan" kursi rodaku.

Tepat di depan toko2 sepanjang shopping street itu, selalu terdapat banch atau bangku taman untuk beristirahat, lalu juga "parker" seperda, yang beberapa digratiskan dan beberapa lagi berbayar. Dan yang paling perting, ada tempat penyimpanan untuk kursi rodaku, dengan aman dan nyaman .....

Seperti yang kita tahu, Tokyo adalah KOTA TERAMAN DI DUNIA, sehingga ketika aku mempraktekkan menyimpan kursi rodaku di tempat penimpanan terbuka di drpan toko shopping street, seharian penuh tanpa ada yang menjaga dan tidak dikunci, bahkan beberapa barang2 belanjaan ku yang aku hanya sekedar menggantungkannya di belakang kursi rodaku, masih utuh disana tanpa ada orang yang berniat untuk mengambilnya ......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun