Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Shinjuku, "Gedung Kembar", Kota, dan Pejalan Kakinya

15 Mei 2018   11:03 Diperbarui: 15 Mei 2018   11:14 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Distrik istimewa Shinjuku, "hutan beton" kota metropolitan dunia, dengan latar belakang Gunung Fuji .....

Shinjuku adalah pusat perdagangan dan pemerintahan sekaligus lokasi salah satu stasiun pergantian transportasi umum (interchange) terbesar di Tokyo. Dan Shinjuku adalah salah satu dari 23 distrik khusus Tokyo.

Distrik ini merupakan tempat kantor pemerintahan metropolitan Tokyo, dan gedung tertinggi di Tokyo ada disini. Pusat perniagaan berarti pusat segala2nya, hotel, pertokoan, kuliner, bar bahkan universitas terkenal Waseda, terletak di Shinjuku.

Didirikan sejak 15 Maret 1947, Shinjuku semakin berkembang untuk merangkul anak2 muda Tokyo serta wisatawan2 asing, sebagai tempat yang 'hidup' 24 jam.

Dengan distrik khusus Shinjuku yang sangat padat ini dan merupakan pusat interchange Tokyo, tidak heran jika satsiun keretanya mempunai lebih dari 200 pintu keluar, dan sudah tercatat di Guiness Record. Dan tidak heran, jika kita sering tersesat disana, baik di stasiunnya, bahkan juga tersesat di kotanya, seperti aku.

Lihat tulisanku

Stasiun Shinjuku Mempunyai Lebih dari 200  Pintu Keluar!

"Tersesat di Shinjuku"

***

Baiklah, Shinjuku memang sungguh menarik minat bagi wisatawan asing yang sempat mampir kesana. Keluar dari salah satu pintu nya pun, kita dihadapkan dengan bangunan2 modern khas Jepang yang minimalis dan fully modern. Material2nya pasti modern, dan 'workmanship' nya sangat rapih.

Aku sering keluar dari pintu "Lumine", dimana Stasiun Shinjuku berhadapat dengan pertokoan "Lumine", sebagai 2 buah gedung kembar. Baik dimensinya, materialnya yang fully kaca berwarna kehijuan, serta minimalinya, tanpa direcoki tulisan2 atau gambar2 promisi. Sehingga, bahkan banyak orang terkecoh untuk membedakan mana bangunan pertokoan "Lumine", dan bangunan "Stasiun Shinjuku".

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Jembatan kaca yang menghubungkan antara 2 gedung kembar, serta pedestrian yang luas sekali, rapih, bersih dan "disability friendly", sangat nyaman untukku dan semua pejalan kaki.

www.hadacircle.com dan www.commons.wikimedia.org
www.hadacircle.com dan www.commons.wikimedia.org

"Gedung kembar" ini berhadapan satu sama lain, dengan warna kehijuan yang sama dan dengan dimensi yang sama, kita bisa "tertukar" posisinya, antara Stasiun Shinjuku dengan pertokoan Lumine.

Tidak full 100% gedung kembar, tetapi selintas dan apa lagi kita tidak benar2 melihatnya, 2 buah gedung ini sekilas seperti "gedung kembar".

***

Percaya deh, jika kita tidak benar2 mengamatinya, antara bangunan kembar "Lumine" dan "Stasiun Shinjuku", pasti kita akan terbalik. Kedua bangunan kembar ini, berhadapan satu sama lainnya, dan di hubungkan dengan jembatan yang juga bermaterialkan kaca, fully modern, serta zebracross besar, luas dan terpampang rapih dan cantik.

Jika kita tidak mengamatinya, kita akan bingung, di unung satu atau diujung yang lainnya. Dan jika kita ingin mengejar kereta, padahal kita tidak 'ngeh' antara 2 bangunan kembar ini, pasti kiya terpaksa harus bolak balik menyeberang. Dan jika menyeberang di Zebracross, tahu sendiri, bukan? Harus menunggu lampu pedestrian hijau menyala, atau harus berlari2 menaiki jembatan kaca untuk menyeberang.

Tidak usah keliling Shinjuku ini pun, mengamati "bangunan kembar" ini pun sangat menarik untukku! Karena jika dibandingkan luas Jakarta sebesar 661,5 km2 dengan luas Tokyo yang 2188 km2 ini, serta luas Jakarta Pusat (48,13 km2 dan luas Jakarta Barat (129,5 km2) sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan Jakaarta (seperti Shinjuku), Tokyo dan Shijuku sebagai salah satu distrik istimewanya, memang sangat berbeda dengan Jakarta!

www.japanvisitor.com
www.japanvisitor.com
Tidak usahlah kita berpanjang lebar bicara tentang "hutan beton" kota metropolitas Shinjuku

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Yang sangat menarik bagiku adalah, tata kota dan kehidupan kaum urbannya. Pedestrian2 yang luas dan nyaman serta pejalan2 kaki yang cuek bebek, tetapi ternyata tetap mempunyai sisi humanis Jepang yang sangat bisa diandalkan.

Tata kotanya yang salah satunya memperhatikan kaum urban untuk menyediakan tempat2 parkir sepeda umum, yang dikelola olh pemerintah daerah. Dan walau tidak pernah terlihat petugas di parker sepeda ini, tetapi dengan kenyataan bahwa Tokyo adalah KOTA TERAMAN DI DUNIA", warga Tokyo sangat patuh pada aturan dan kemanan.

***

Jakarta dengan Jakarta memang sebuah "fenomena" dunia modern dalam lingkaran kota metropolitan dunia. Dan distrik Shinjuku atau Jakarta Pusat pun mempunyai ciri khas masing2. Sebagai arsitek, aku menemukan "sesuatu" dalam masing2 karya kota dunia. Dan Shinjuku memang mempunyai kekhasnya sebagai tempat modern yang mampu menjanjikan sebuah fenomena baru bagi kaum muda Jepang.

Sangat jelas terlihat, pejalan kakinya selain wisatawan asing disana, hamper sebagian besar adalah kaum elit pebisnis muda Jepang khususnya, serta Asia pada umumnya. Wajah2 kaum muda Jepang adalah khas, juga wajah2 kaum muda Asia serti khas Chinese atau Malaysia dan yang serumpun.

Kaum muda Jepang memang tidak banyak lagi, dan piramida penduduk Jepang memang terbalik. Ketika kaum muda Jepang semakin 'habis' dengan banyak alasan, justru kaum muda Asia mulai merambah Jepang untuk beajar dan bekerja. Dan cirri khas itupun sangat terlihat dari desain perkotaan dan gedung2 modernnya.

***

Lebih jauh lagi dari "gedung kembar" Lumine dan Stasiun Shinjuku, aku menapaki distrik Shinjuku dengagn tatapan melongo. Berbeda dengan Amerika di kota2 besarnya, juga kota2 dunia Eropa bahkan di Singapore sebagai kota di Asia, yang aku kunjungi TERUTAMA setelah aku sebagai bagian dari kaum disabilitas di atas kursi roda, walau di distrik Shinjuku, distrik terramai di Tokyo, feeling ku mengatakan sebuah 'rasa aman' dan nyaman luar biasa.

Jika di Amerika rasa waswas kecopetan di New York, juga di kota2 di Eropa, tidak dengan di Jepang. Papa ku almarhum pernah kecopetan dompet di New York dan kehilangan paspor disana, serta temanku pun pernah kecopetan di Champ Elyessee di Paris, sehingga aku sangat waswas tentang itu. Sangat berbeda dengan aku berjalan seorang diri di Shinjuku.

Note :

Tokyo adalah kota teraman di dunia.

www.merdeka.com
www.merdeka.com

Indeks "kota teraman di dunia", Tokyo adalah nomor 1

Pejalan2 kaki di Shinjuku memang sangat cuek dan terlihat tidak peduli satu dengan yang lain. Sibuk dengan gadgetnya masing. Berjalan cepat sambil focus dengan hp nya masing,saling bersenggolan tetapi tidak pernah terlihat mereka saling bersitegang.

Aku mengamati beberpa kali, mereka saling bersenggolan bahkan pernah ada seorang perempuan membawa belanjaan yang tumpah karena bersenggolan denan seorang laki2. Dan apa yang terjadi?

Mereka berdua saling meminta maaf dengan cara membungkukkan masing2 badannya! Dan berdua pun membereskan belanjaan si perempuan kembali!

Ketika di sebuah perempatan aku menunggu lampu hijau menyala bagi pedestrian, dan ketika lampu hijau menyala tetapi justru aku salah pencet kursi rodaku mendadak berhenti, seorang laki2 langsung menolongku dan mendorong kursi roda ajaibku, serta terlihat ramah. Berbahasa jepang memang tidak bisa kumengerti, tetapi aku tahu, dia hanya ingin menolongku dalam keramahannya ......

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
 Kenyaman dan keaman untukku, tertuama sebagai kaum disabilitas diatas kursi roda, membuat aku lega "melepas" anakku untuk kuliah dan beserta serta bertempat tinggal di Tokyo. "Disability Friendly" Tokyo adalah yang terbaik di dunia, dalam kacamataku.

***

Berkeliling seharian di Shinjuku memang sangat menarik. Aku berjalan di atas kursi roda bukan hanya di pedestrian2 besar di jalur2 utamanya, justru aku berbelok di jalan2 kecil di belakang jalan utama Shinjuku, aku menemuka banyak hal yang sangat menarik!

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Justru, di belakang gedung2 tinggi di Shinjuku ini lah, terdapat banyak keunikan2. Antara lain adalah beberapa jalan dijadikan fully pedestrian, untuk kuliner, yang selalu penuh di jam2 makan. 

Jepang adalah Negara yang"sombong" dan bangga dengan karyanya, termasuk kuliner. Jadi, yang berharap ada makanan2 internasional, even hanya sekedar Mc.Donalds atau Burger King, Tokyo hanya menyediakan di tempat2 tertentu.

Bahkan di Shinjuku sebagai "pusat kota" Tokyo, aku tidak menemukan makanan2 selain masakan dan snack Jepang.

 

***

Jika kita ke Negara lain yang kita tidak tahu secara detail, pasti kita atau tour hanya akan memperlihatkan kepada bangunan2 atau jalan2 besar yang sungguh merangsang mata sehat untuk terlongo2 karena "hebat" nya tempat itu.

Tetapi jika kita mau mencoba "masuk kedalamnya", dengan berani berbelok ke jalan2 kecil untuk lebih mengenal daerah itu, maka kita akan semakin tertarik untuk mengamati dan menyelaminya.

Dan Shinjuku akan terus menjadi tujuanku jika aku kesana lagi, untuk terus mengamati tempat itu, sebagai bagian dari riset2ku yang akan terus "kubawa" untuk sebuah inspirasi dan konsep2 baru bagi Indonesia, dan kota Jakarta khususnya.

Sebelumya :

"Tersesat di Shinjuku"

Terminal Bus [Terbesar]Basuta Shinjuku, ada di Lantai 4F Stasiun Kereta Shinjuku! Canggih!

[Bagian 2] Ada Apa di Stasiun Tokyo? Ada yang "Aneh" .....

[Bagian 1] Ada Apa di Stasiun Tokyo?

Stasiun Shinjuku Mempunyai Lebih dari 200  Pintu Keluar!

Perbedaan Antara Japan Rail (JR) dengan Tokyo Metro

Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga Murah dengan "Bullet Train"

Dimana-mana Ada "Hachiko"

Shibuya Bukan Hanya Ada "Hachiko" dan "Shibuya Crossing" saja

"Shibuya Crossing" : Menyeberang dalam Lautan Manusia

Hachiko, Kisah Kesetiaan Seekor Anjing = Refleksi Kesetiaan Diri

Stasiun Shibuya, Tempat Hachiko Menunggu Tuannya Puluhan Tahun Lalu

Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"

Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari Solamachi

Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTree

Ada Disney Store, Hello Kitty, Pokemon Center, Rilakkuma, Moomin, Totoro Bahkan "Caf Dog" di Tokyo SkyTree

Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'

"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari Jepang

Dunia Wisata "Tokyo SkyTree"

Sumida River di Asakusa,  Area Terbesar Wisata di Tokyo

'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park

"Samurai" di Ryogoku Park

Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas

Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang

"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun

Menikmati Kehidupan di Ryogoku

"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang

Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga [Murah] dengan "Bullet Train"

Travelling di Jepang adalah 70% Kereta

Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten 
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo

Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'

Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang

Funabashi, Konsep Kota Ideal 

Beranjak ke Kota Funabashi

Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten

"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan

"Negeri Impian" Funabashi Hoten 

Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?

'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian

Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"

Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi

'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh

Mengapa Chiba?

Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun