Yang sangat menarik bagiku adalah, tata kota dan kehidupan kaum urbannya. Pedestrian2 yang luas dan nyaman serta pejalan2 kaki yang cuek bebek, tetapi ternyata tetap mempunyai sisi humanis Jepang yang sangat bisa diandalkan.
Tata kotanya yang salah satunya memperhatikan kaum urban untuk menyediakan tempat2 parkir sepeda umum, yang dikelola olh pemerintah daerah. Dan walau tidak pernah terlihat petugas di parker sepeda ini, tetapi dengan kenyataan bahwa Tokyo adalah KOTA TERAMAN DI DUNIA", warga Tokyo sangat patuh pada aturan dan kemanan.
***
Jakarta dengan Jakarta memang sebuah "fenomena" dunia modern dalam lingkaran kota metropolitan dunia. Dan distrik Shinjuku atau Jakarta Pusat pun mempunyai ciri khas masing2. Sebagai arsitek, aku menemukan "sesuatu" dalam masing2 karya kota dunia. Dan Shinjuku memang mempunyai kekhasnya sebagai tempat modern yang mampu menjanjikan sebuah fenomena baru bagi kaum muda Jepang.
Sangat jelas terlihat, pejalan kakinya selain wisatawan asing disana, hamper sebagian besar adalah kaum elit pebisnis muda Jepang khususnya, serta Asia pada umumnya. Wajah2 kaum muda Jepang adalah khas, juga wajah2 kaum muda Asia serti khas Chinese atau Malaysia dan yang serumpun.
Kaum muda Jepang memang tidak banyak lagi, dan piramida penduduk Jepang memang terbalik. Ketika kaum muda Jepang semakin 'habis' dengan banyak alasan, justru kaum muda Asia mulai merambah Jepang untuk beajar dan bekerja. Dan cirri khas itupun sangat terlihat dari desain perkotaan dan gedung2 modernnya.
***
Lebih jauh lagi dari "gedung kembar" Lumine dan Stasiun Shinjuku, aku menapaki distrik Shinjuku dengagn tatapan melongo. Berbeda dengan Amerika di kota2 besarnya, juga kota2 dunia Eropa bahkan di Singapore sebagai kota di Asia, yang aku kunjungi TERUTAMA setelah aku sebagai bagian dari kaum disabilitas di atas kursi roda, walau di distrik Shinjuku, distrik terramai di Tokyo, feeling ku mengatakan sebuah 'rasa aman' dan nyaman luar biasa.
Jika di Amerika rasa waswas kecopetan di New York, juga di kota2 di Eropa, tidak dengan di Jepang. Papa ku almarhum pernah kecopetan dompet di New York dan kehilangan paspor disana, serta temanku pun pernah kecopetan di Champ Elyessee di Paris, sehingga aku sangat waswas tentang itu. Sangat berbeda dengan aku berjalan seorang diri di Shinjuku.
Note :