Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tersesat di Shinjuku

8 Mei 2018   11:32 Diperbarui: 8 Mei 2018   11:32 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

Terbayang kah, di sebuah kota besar dan padat, lalu lalang orang2 yang mungkin tidak peduli satu sama lain, di atas kursi roda, tersesat mencari liht naik ke JR Line stasiun Shinjuku?

***

"Lost in Shinjuku", seperti judul film, ya? Hihihi .....

Tetapi itulah yang kami alami, walau hanya sekear berutar2 di sekitar terminal bus dan stasiun Shinjuku.....

Shinjuku, merupakan salah satu dari 23 distrik khusus dari Tokyo di Jepang. Merupakan distrik perniagaan dan pemerintahan, sekaligus merupakan puat stasiun, pergantian (interchange) transportasi umum terbesar di Tokyo, di Sasiun Shinjuku.

Shinjuku juga merupakan tempat dimana Kantor Pemerintahan Metropolitas Tokyo, gedung tertinggi di Tokyo berada. Bisa dibilang bahwa "SHINJUKU merupakan ibukota nya Tokyo" (Tokyo adalah ibukota Negara Jepang). Dan Shinjuku di dirikan pada tanggal 15 Maret 1947.

Nah, karena Shinjuku merupakan kota besar dengan kepadataan penduduk besar juga, serta banyaknya wisatawan asing bergerombol2 disana, kota ini layak disebut tempat asik dan menarik! Tetapi dari "asik dan menarik" inilah, sebuah resiko tinggi "kesasar atau tersesat", terutama bagi wisatawan2 asing.

Walaupun Jepang mempunyai kepedulian tinggi untuk sesame, terutama bagi wisatawan asing, dengan memberikan tanda2 atau signage yang banyak, dan jelas untuk mengarah kepada destinasi tertentu, jangan lupa bahwa bahasa Jepang adalah salah satu bahasa tersulit di dunia.

Dengan tulisan 'cacing' nya, mata dan otak kita sudah 'dibutakan', sehingga seringkali kita bingung dan tidak menemukan bahasa latin (Bahasa Inggris) nya. Padahal, jika mau diteliti, hamper semua tulisan pada signage ada tulisan berbahasa Inggris di bawahnya, walau memang kecil dan tidak semua tuilisan.

Pun, ketika memang ada tulisan berbahasa Inggris untuk mengarah kepada destinasi tertentu, memang banyak hal yang kita tidak pahami. Seperti misalnya, nama2 destinasi Jepang sangat sulit dilafalkan oleh wisatawan asing, serta kata2nya sangat asing.

Terlepas dari nama2 internasional seperti "setasiun, museum, shopping centra" seperti itu, nama2 Jepang memang sangat sulit untuk dihafal dan dilafalkan, sehingga hasilnya otak kita akan "berontak" dan sering kali tidak mampu untuk mengungkapkan. Alhasil, semuanya berantakan .....

Tersesat disana, adalah sangat wajar, dan ini aku alami ketika malam hasi harus mencari stasiun Shinjuku untuk pulsng ke Funabashi, tetapi posisi kami berada cukup jauh beberapa blok, karena diturunkan oleh bus umum dari Gotemba ......

***

Memang sangat wajar, jika bus umum yang kami naiki dari Terminal Bus Shinjuku ke Gotemba, tetapi pulang dari sana, kmi semua diturunkan bukan di Terminal Bus Shinjuku lagi. Kami diturunkan di beberapa blok dari Stasiun Shinjuku, dimana memang bisa saja kami turun ke "Tokyo Metro Subway".

Dari tulisan2ku sebelumnya, Toyo Metro Subway memang juga berada dalam semua stasiun (dan pasti kami akan 'terselamatkan'), tetapi dengan kata "subway", aku mulai berokir banyak. Karena, lapisan lantai dibawah tanah di Tokyo bisa sampai lebih dari 7lantai!

Artinya apa?

Artinya adalah, kita akan lebih tersesat lagi, berada dalam perut bumi, di stasiun subway, yang desainnya hamper sama semua, karena dalam stasiun, hihihi ......

Lebih baik, kita tersesat di tas tanah, yang bisa menandainya dengan bangunan2 atau tanda2 signage! Dan bus itu mungkin "lupa" bahwa wisatawan asing (terutama wisatawan dari Indonesia karena belum pernah mempunyai stasiun2 besar  apalagi dibawah tanah), tidak atau susah mencari destinasi, apalagi dengan tulisan2 cacingnya ......

Nahhhhh ...... akhir kata, ketika wisatawan asing bule yang negaranya mempunyai stasiun besar dan bahka dibawah tanah, mereka nyaman2 saja menuju "Tokyo Metro Subway", tetapi bagaimana dengan kami yang tidak mau mengambil resiko kekancah "labirin" subway?

Akhirnya, kami bergerak mengikuti petunjuk arah. Ditambah bantuan Google Map, berputar2 (karena Google map ga bisa baca naik turun lift  karena aku dengan kursi roda, serta tidak mampu membaca posisi lift yang biasanya tersembunyi.

Hahaha .....

***

Cerita tersesat di Shinjuku, ditambah lagi ketika kami banyak bertanya2 "kemana dan dimana". Ketika Google map tidak bisa "membaca" posisi lift padahal kami membutuhkan itu untuk kursi riodaku turun kebawah atau naik ke atas, ternyata tidak semua warga Jepang, khususnya yang lalu lalang sibuk dengan gadgetnya, yang mau ditanya!

Pengalaman kami, ketika baru bertanya saja sambil tersenyum, beberapa dari antara mereka langsung mengangkat tngannya dengan arti "jangan ganggu" atau "aku tidak mau tahu". Atau "tidak tahu". Mungkin karena kami bertanya berbahasa Inggris, atau mereka saja yang tidak peduli! Aku tidak tahu, tetapi, waktu itu sempat mematahkan semangat kami. Malam2, dingin dan gerimis, angin cukup besar, dan kami belum tahu bagaimana kami bisa sampai ke Stasiun Shinjuku. Padahal, sepertinya tinggal dekat sekali dengan tanda2 "bib" biru di Google map kami.

Semua tanda biru "Tokyo Metro Subway" itu sudah kami lihat, tetapi tidak ada lift nya, sampai sus=atu saat kami beristirahat di depan sebuah gedung, yang aku yakin ini juga merupakan bagian dari Stasiun Shinjuku yang memang besar sekali (ada lebih dari 200 pinu keluar lho!).

Iseng, didepan kami ada sekelompok anak muda eksekutif pulang kantor. Iseng juga aku bertanya, karena aku tertarik pada wajah pemuda2 itu, kereeennnnn ..... hihihi ......

Mereka bisa berbahasa Inggris walau terpatah2, ketika aku bertanya bagaimana kita masuk ke stasiun ini? Dan mereka menunjukkan, untuk kami naik lift, ...... tepat bearad di pintu masuk bangunan di deoan kami!

Astagaaaaaaaa .......

Aku sampai melotot2, dimana aku bisa menemukan "tanda lift?". Tidak terlihat sama sekali, lho! Teryata, aku benar2 baru sadar, bahwa tanda adanya lift ini tertutup dengan dedaunan yang melambai hijau dari sebuah Pohon SAKURA yang sudah tidak berbunga ......

Waaaaaaaaa ........

***

Mungkin, yang belum tahu Shinjuku itu seperti apa, tidak akan bisa memahami bagaimana ceritaku, dan apa yang ada di pikiranku. Kecemasan melabda karena sudah malam, gerimis dan dingin. Walau Shinjuku tetap ramai, bahkan selalu sampai pagi, aku membawa ibuku juga memakai kkusi roda yang di dorong oleh adikku.

Awalnya aku ingin masuk ke kantor polisi pun, aku urungkan karena waktu itu polisis sangat sibuk. Maklim, jam padat pulang kantor sampai malam. Dan lebih dari 2 jam, kami tersesat di Shinjuku, sebuah kota tersibuk di Jepang, dan mungkin salah satu yang teribuk di dunia!

Dan akhirnya, kami masuk lift, tetap berputar2 diatas, tetapi aku sudah paham itu memang stasiun Shinjuku, JR (Japan Railways) Line, dan aku pernah beberapa kali berada ditempt itu .....

Yang jelas, Shinjuku merupakan kota yang 2x aku mengalami "kesulitan", tersesat bersama ibu, adikku dan temanku, dan kuri roda ajaibku berhenti karena kehabisan baterai, hihihi .....

Tetapi, "kesulitan" ini adalah bagian dari pengalamanku, sehingga ini merupakan pembelajaran "part of journey". Tidak pernah ada kata trauma untukku. Yang ada justru, ingin mengulanginya lagi di waktu siang, keliling Shinjuku, untuk lebih banyak belajar. Karena, keledai pun tidak mau teranuk untuk keduakalinya ......

Sebelumnya :

Terminal Bus [Terbesar]Basuta Shinjuku, ada di Lantai 4F Stasiun Kereta Shinjuku! Canggih!

[Bagian 2] Ada Apa di Stasiun Tokyo? Ada yang "Aneh" .....

[Bagian 1] Ada Apa di Stasiun Tokyo?

Stasiun Shinjuku Mempunyai Lebih dari 200  Pintu Keluar!

Perbedaan Antara Japan Rail (JR) dengan Tokyo Metro

Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga Murah dengan "Bullet Train"

Dimana-mana Ada "Hachiko"

Shibuya Bukan Hanya Ada "Hachiko" dan "Shibuya Crossing" saja

"Shibuya Crossing" : Menyeberang dalam Lautan Manusia

Hachiko, Kisah Kesetiaan Seekor Anjing = Refleksi Kesetiaan Diri

Stasiun Shibuya, Tempat Hachiko Menunggu Tuannya Puluhan Tahun Lalu

Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"

Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari Solamachi

Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTree

Ada Disney Store, Hello Kitty, Pokemon Center, Rilakkuma, Moomin, Totoro Bahkan "Caf Dog" di Tokyo SkyTree

Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'

"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari Jepang

Dunia Wisata "Tokyo SkyTree"

Sumida River di Asakusa,  Area Terbesar Wisata di Tokyo

'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park

"Samurai" di Ryogoku Park

Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas

Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang

"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun

Menikmati Kehidupan di Ryogoku

"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang

Berkeliling Jepang Dalam Satu Harga [Murah] dengan "Bullet Train"

Travelling di Jepang adalah 70% Kereta

Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo

Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'

Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang

Funabashi, Konsep Kota Ideal 

Beranjak ke Kota Funabashi

Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten

"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan

"Negeri Impian" Funabashi Hoten 

Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?

'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian

Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"

Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi

'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh

Mengapa Chiba?

Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun