By Christie Damayanti
Jepang memang sedang "booming", di Jakarta. Aku tidak tahu dengan kota2 lain di Indonesia, apalagi di dunia. Di Jakarta, promosi2 tentang Jepang menyeruak terus. Pameran travel ke Jepang, terus jenerus melanda. Tiket2 murah ke Jepang membyut warga Jakarta semakin tertarik untuk kesana, apalagi Jepang memang mengemas parieisatanya sungguh sangat menarik!
Bahkan, setelah aku amati beberapa tahun ini, apalagi setelah Michelle tinggal disana, akhirnya harga yang nahal semakin tidak menjadi masalah bagi warga Jakarta, untuk pergi kesana. Karena kemasan-kemasan wisatanya, terbukti bahkan warga Jakarta berlomba2 untuk kesana jika ada paket2 murah di pameran2 travel. Jika paket murah sudah habis pun, mereka tetap mencari tiket kesana, walau harga semakin melonjak naik.
Tiket2 murah, yang awalnya memang benar2 murah (dibawah 5 juta, bahkan ada beberapa airlaine menawarkan harga tiket dibawah 4 juta), semakin kesini menjadi semakin mahal secara bertahap.
Ya.... aku tahu jarena aju adalah seorang ibu dengan seorang putri remaja yang berkuliah dan bekerja  di Tokyo. Aku kesana bukan untuk jalan2, tetapi lebih untuk mrnenani putriku. Maklum, putri remaja 18 tahun, membuat aku selalu galau karena kangen, dan membuat aku selalu berburu tiket murah ke Tokyo, kapanpun waktunya.
Bicara tentang murah dan mahal memang sangat subyektif. Tetapi yang jelas, Jepang sendiri adalah salah satu negara termahal di dunia, lho! Jadi, sama sekali tidak salah jika ketika aku semakin mengerti mengapa Jepang ingin membawa dunia masuk ke negaranya, karena pada kenyataannya, sebelum beberapa tahun belakanghan ini, Jepang bukanlah sebuah destinasi favorute atau tujuan untuk travelling, karena orang tahu betapa Jepang sangat mahal serta bahasa yang memang sulit untuk dimengerti.
Zaman sebelum beberapa tahun belakangan ini, destinads favorite adalah Singapore, Malaysia dan Bangkok bagi orang2 yang "baru" berada dalam dunia travelling (karena promosi mereka dan memang Negara "murah"), serta negara2 Eropa Barat bagi terveller. Dan bagi yang sudah "lama" dan punya banyak dana, Amerika dan Eropa Timur adalah tujuan utamanya, karena emang terkenal dengan harga yang mahal, bahkan setelah promosi. Sedangkat Afrika, Australia serta New Zealand dan negara2 Asia lainnya, mrmpunyai "pasar" nya sendiri.
Jepang sekarang imi adalah destinasi utama! Dan negara ini sudah siap dengan infrastuktur serta fasilitas2 yang dibutuhkan oleh calon wisatawan dunia yang siap berangkat kesana! Walau dengan banyak nmsalah (dana dan bahasa), calon wisatawan berlomba menabung untuk bisa pergi kesana. Musim "Cherry Blossom" serta musim salju adalah yang sangat diminati!
Dan Jepang sangat mengerti. Sehingga, semua infrastruktur dan fasilitas2 disana, terutama di masa2 "peak season", sungguh sangat mumpuni!
Salah satunya adalah kereta. Sistim transportasi  moda kereta Jepang adalah yang terbaik dan terumit, ditambah dengan bahasa yang di tulis dengsn huruf2 cacing, moda kereta Jepang pun sangat apik! Sebuah Negara teknologi yang memang mampu menciptakn konsep dan system transporatasi tebaik di dunia ini, menjadi Negara tersebut "menjajah" wisatawan dunia, terutama bagi masyarakat dunia generasi muda, yang terlibat dengan teknologi2 Jepang.
Dari kereta di atas permukaan dataran, di atas jalan kereta laying (termasuk monorail) dan di bawah tanah. Masing2 mempunyai lajur sendiri2, yang di lakukan oleh pemerintah dan swasta.
Cara asik kita mengeksplore Jepang adalah dengan membeli tiket JR Pass. Yaitu tiket kereta yang bisa kita naiki kemanapun seluruh Jepang. Sistem ini pun dibagi beberapa lajur kereta yang akomodatif dan komprehensif. JR Pass dalam 1 sistem ada JR Hokkaido (utara Jepang, pulau Hokkaido), JR East, JR Central (daerah ibukota Tokyo), JR West, JR Shikoku (selatan Jepang, khusus di pulau Shikoku), JR Kyushu (selatan Jepang, khusus di pulau Kyushu).
Memang, ada beberapa lajur kereta yang diadakan oleh swasta, untuk lebih memberikan kenyananan bagi warga Jepang, tetapi itu hanya beberapa lajur. Dan semuanya tetap terkoordinasi dengan pemerintah.
Semua ini, tentu akan membuat warga Jepang khususnya, apalagi wisatawan manca negara tidak perlu susah2 untuk mencari transportasi, kemanapun di Jepang.
Karena selain kereta, pemerintah dan swasta pun terkoordinasi dengan sistem transportasi dengan moda bus umum. Dan taxi2 swasta pun ikut andil untuk distribusi warga dan wisatawan Jepang. Dan yang paling keren menang moda transportasi kereta ......
Apa itu JR Pass?
Tiket JR Pass sebagian besar digunakan oleh kereta2 biasa produk Jepang. Walau kereta ini cukup cepat dan canggih, kereta2 ini hanya untuk lajur di dalam kota saja, atau ke destinasi2 yang tidak terlalu jauh.Â
Tetapi jika tujuan kita adalah ke kota2 atau daerah2 yang jauh, tertu saja membutuhkan kereta yang lebih cepat bahkan "cepat sekali", yang bisa menempuh waktu ratusan km hanya beberapa menit saja! Itulah "Shinkansen Bullet Train".
JR Pass juga meng-cover bus dan ferry untuk menyeberang ke pulau di Jepang, selain untuk lajur kereta termasuk Shinkansen. Disebut JR Buses Service dan JR Miyajima Ferry. Tetapi, ada beberapa lajur kereta dan bus yang tidak di cover. Dan untuk monorail, Nozomi Line dan Mizuho Line tidak di cover.
Jika memang tidak di cover dengan JR Pass pun, harga tiket kereta (kecuali Shinkansen) cukup murah, jika dilihat dari kacamata konsep yang terkoordinasi yang luar biasa ini. Pemerintah Jepang memang harus pintar2 mensiasati biaya yang bisa membebani warga Jepang. Termasuk untuk wisatawan manca Negara.
JR Pass ternyata hanya dipakai untuk wistawan asing, karena bagi warga Jepang termasuk pelajar dan mahasiswa serta warga asing yang tidak mempunyai visa Jepang untuk tujuan wisata, mempunyai cara sendiri.
Misalnya, anakku yang kuliah dan bekerja di Tokyo. Michelle mempunyai kartu SUICA dimana sekolah memback-up lebih dari 30% untuk moda transportasi dan fratis 100% untuk ke kampusnya. Dan diapun mempunyai fasilitas "transport gratis" dari ket8ga tempat kerjanya, sehingga jika dihitung2, biaya transportasinya selama ini sangat murah .....
Untukku sendiri, ketika aku pertama kali ke Jepang, pertama kali juga aku bisa mrnikmati "bullet train" atau kereta peluru, di tahun 1982. Berkeliling Jepang membuat aku excited waktu itu, dan membuat aku bermimpi untuk bisa menikmatinya lagi, lagi dan lagi, kelak. Dan beberapa kali ke Jepang, sungguh membuat aku semakin terkagum2 tentang sebuah negara teknokogi yang mampu mengubah dunia .....
Dan Michelle adalah awal dari pemikiranku yang tertunda, tentang sebuah awal kehidupan baru, yang (mungkin) sesuai dengan Rancangan NYA...
Catatan :
Jika kita tidak membeli JR Pass, kita tetap bisa berkeliling Jepang tanpa tiket ini, tetapi harganya luar biasa mahal.
Contoh, membeli JR Pass sebaiknya di Jakarta, karena jika beli di Jepang, harganya 2x lipat jika beli di Jakarta (sekitar 3,7 juta untuk 1 minggu). Jika tidak membeli JR Pass, untuk 1x naik Shinkansen ke 1 tujuan saja bisa sampai 1 atau 1,5 juta. Sangat mahal!
- Dimana-mana Ada "Hachiko"
- Shibuya Bukan Hanya Ada "Hachiko" dan "Shibuya Crossing" saja
- "Shibuya Crossing" : Menyeberang dalam Lautan Manusia
- Hachiko, Kisah Kesetiaan Seekor Anjing = Refleksi Kesetiaan Diri
- Stasiun Shibuya, Tempat Hachiko Menunggu Tuannya Puluhan Tahun Lalu
- Kinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"
- Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari Solamachi
- Kampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTree
- Ada Disney Store, Hello Kitty, Pokemon Center, Rilakkuma, Moomin, Totoro Bahkan "Caf Dog" di Tokyo SkyTree
- Tokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'
- "Tokyo Banana", Souvenir Manis dari Jepang
- Dunia Wisata "Tokyo SkyTree"
- Sumida River di Asakusa, Â Area Terbesar Wisata di Tokyo
- 'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park
- "Samurai" di Ryogoku Park
- Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas
- Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang
- "Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun
- Menikmati Kehidupan di Ryogoku
- "Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang
- Travelling di Jepang adalah 70% Kereta
- Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo - Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'
- Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang
- Funabashi, Konsep Kota IdealÂ
- Beranjak ke Kota Funabashi
- Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten
- "Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan
- "Negeri Impian" Funabashi HotenÂ
- Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?
- 'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian
- Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"
- Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi
- 'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh
- Mengapa Chiba?
- Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H