Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Shibuya Crossing", Menyeberang dalam Lautan Manusia

3 April 2018   12:24 Diperbarui: 3 April 2018   12:35 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayant

Menyeberang di ;autan manusia seperti ini, tentu penya sensasi tersendiri, apalagi 'Shibuya Crossing" sangat viral di seluruh dunia .....

***

Selain kisah tentang seekor anjing khas Jepang, Akita, yang bernama Hachiko, Shibuya juga sangat terkenal lewat viral dunia, persimpangan di depan "Hachiko Square", yang setiap saat penuh dengan ribuan bhkan jutaan pejalan kaki. Baik mereka adalah pekerja dan warga Shibuya yang menetap disana, ataukah hanya sekedar turis dan wisatawan saja yang berkunjung disana.

Shibuya sendiri merupakan salah satu distrik terpadat dan teramai di ibukota Tokyo. Selain memang daerah inu cukup luas dan padat, Shibuya memang mempunyai berbagai fasilitas pariwisata. Salah satunya adalah persimpangan Hachiko Square ini.

Walau hanya sebuah persimpangan jalan, tetapi jangan salah! Pemerintah daerah ibukota Tokyo, atau bahkan penerintah pusat Jepang, mampu mengemas persimpangan jalan ini sebagai aset wisata, yang bisa mendatangkan jutaan wisatawan dunia ke tempat ini.

Dengan piawainya, persimpangan jalan Hachiko Square di dandani sedemikian rupa sehingga bisa menarik jutaan wisatawan dari seluruh dunia, untuk merasakan bagaimana nenyeberangi persimpangan terpadat di dunia ini!

Untukku sendjri, sebagai seorang disabled pemakai kursi roda, ketika pertama kali mau mencoba menyeberangi persimoangan ini tahun lalu, aku merasa gamang, dan  sungguh muncul. Waktu beberapa tahun kamu kesana dan aku masih sehat tidak sebagai pemakai kursi rida, perasaan gamang tentulah tidak ada! Bahkan waktu itu aku bolak balik nenyeberang, mengikuti ratusan pejalan kaki. Rasa bingung bercampur senang dan kagum .....

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
 Aku sendirian, menyeberangi persimbangan jalan Shibuya. Aku minta tolong seorang turis yang juga sedang memfoto keluarganya ....... Apakah hatiku terlihat setenang ini di foto? Tidak ......

***

Sensasinya itu lho .....

Tetapi ketika tahun lalu aku kembali kesana pertamakali sebagai pemakai kursi roda, sensasinya sungguh berbeda!

Setelah puas berfoto dengan patung Hachiko, mataku menyapu ribuan pejalan kaki yang ingin menyeberang. Aku sempat tertegun,"Mengapa pertama kali aku kesana (sebelum memakai kursi roda), koq tidak berpikir jauh ya?"

www.japan-hotels.ws
www.japan-hotels.ws
 

Ketika pejalan kaki bersiap untuk menyeberang, TIDAK ADA SATUPUN dari mereka yang mendahuluinya

 

Pejalan kaki itu selalu berdatangan, selalu dan selalu. Entah dari mana mereka, dan bukan hanya sekedar di jam2 sibuk saja, seperti jam pagi (dating ke kantor), siang (makan siang) dan sore atau malam (pulang kantor) saja. Pejalan kaki itu selalu berdatangan, lagi dan lagi.

Dan ketika waktu menyeberang tiba, ditandai dengan lampu merah meyala bagi kendarran bermotor dan lampu hijau untuk menyeberang, semua pejalan kaki melaju dengan cepat untuk menyeberang.

 Ada yang bersantai, pasti ini adalah wisatawan, hihihi .....

Ada yang bergegas sambil membaca buku atau memainkan gadget mereka, itu pasti orang kantoran dengan baju2 resmi mereka .....

Ada juga mahasiswa atau pelajar atau keluarga atau ibu2 dengan berbagai cara mereka menyeberangi persimpangan jalan ini, selalu membuat aku tersenyum. Mereka banyak yang mengobrol, tersenym2 bahkan sambil makan burger. Dan menarik sekali aku mengamati mereka ..... 

Dokuemntasi pribadi
Dokuemntasi pribadi

Dokuemntasi pribadi
Dokuemntasi pribadi

     Aku memotret dari atas kursi rodaku, mereka sedang menunggu dan mereka berjalan menyeberang, ketika lapu hijau untuk pejalan kaki, menyala .....

Ratusan pejalan kaki, bahkan ribuan, menyeberangi persimpangan jalan itu, bukan tidak susah, juga bukan tidak mudah. Untuk mulai menyeberang, pasti antri dahulu, lalu mereka mulai menyeberang. 

Kadang 'macet' atau antri di atas zebra cross, karena persimpangan jalan ini bukan 1 tujuan saja, melainkan sampai 5 tujuan (persimpangan lima), sehingga mereka bisa saja menabrak orang lain, ketika orang itu dating dengan terburu2 dari sisi kanan atau sisi kiri.

Atau juga ketika gerombolan pejalan kaki lain, yang dating dari arah yang berseberangan, tentu bisa saling bertabrakan, jika masing2 dari mereka sibuk dengan buku atau gadgetnya! Ckckck, benar2 bisa menjadi viral terus menerus ......

www.123RF.com
www.123RF.com
Dari atas, ada persimpangan dengan 5 zebra cross. Bisa dibayangkan, jika semuanya saling beradu, saling menyikut dan saling lepas control, perimpangan jalan ini justru menjadi "ajang perang" bagi orang2 yang egois .....

***

Ini dari sisi pejalan kakinya. Bagaimana dari sisi zebra cross nya?

Zebra cross nya sendiri sangat jelas, dan selalu diperbaharui dengan cat, terlihat dari maintaince nya yang sangat baik. Lebar sampai puluhan meter, sehingga benar2 memenuhi titik persimbangan jalan, sehingga jika melihat dari atas akan terlihat seperti bintang hitam-putih yang memancarkan sinarnya.

www.shutterstock.com
www.shutterstock.com
  Perbandingan besaran mobil sedan tandard, berarti lebar zebra cross sekitar 15 meter. Selebar jalanan (sebagian besar) di Jakarta ..... Dan ketika lampu hijau menyala untuk kendaraan bermotor, tidak ada satupun pejalan kaki menyeberang, WALAU terlihat sedang tidak banyak mobil disana, bahkan di beberapa sisi sama sekali tidak ada mobil.

Dan lampu merah hijau bagi pejalan kaki, serentak menyala untuk mereka menyeberang, dan mobil2 pun berhenti, walau tidak banyak penyeberang, sampai lapu hijau bagi kendaraan bermotor ......

***

Garis2 trotoar nya pun sangat jelas, rapih dan dirawat dengan baik. Antara plaza dengan permukaan jalannya, hanya dibatasi dengagn 2 atau 3 cm saja, sehingga tidak mempersulit bagi pemakai kursi roda, dan tidak membuat pejalan kaki tersandung. Tentulah ini sudah di desain oleh seorang desainer urban dengan sangat baik, melewati berbagai riset perkotaan.

Belum lagi dengan konsep2 perkotaan yang menunjang detail konsep kepariwisataan Shibuya untuk bisa mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan2 dunia kesana .....

Bagaimana dengan kendaraan bermotornya?

Jepang adalah nomor satu dari tingkat disiplinnya. Bahkan angka stress dari warga Jepang pun berada di tingkat stress tinggi, karena disiplinnya yang sangat tinggi. Sehingga, ketika lampu menjadi merah bagi kendaraan bermotor, seketika itu juha kendaraan bermotor langsung berhenti, bahkan lampu menjadi kuning pun mereka tidak menyerobot, bahkan cenderung menuju berhenti.

www.aicsthetic.com
www.aicsthetic.com
 Pemakai sepeda, termasuk pejalan kaki. Begitu juga patinya, pemakai kursi roda. Dan kami selalu leluasa menyeberang tanpa harus takut tiba2 mobil meluncur dan mengancam jiwa kami .....

***

Dan begitu lampu hijau bagi pejalan kaki menyala, seketika itu juga gerombolan2 pejalan kaki itu langsung menyeberang, tanpa melihat kiri dan kanan, karena mereka sangat percaya tentang tingkat disiplinnya yang sangat tinggi, terhadap si pengemudi!

Coba saja amati, bagaimana pejalan kaki yang focus dengan buku atau gadgetnya, hanya benar2 berjalan sesuai denan "perintah aturannya", dan tidak harus melihat ke kanan dank e kiri, walau mereka berada di ujung pertama untuk menyeberang .....

Dan itulah yang membuat aku benar2 berdecak kagum, ketika aku mengamati dari sisi jalan tanpa menyeberang. Seakan semuanya berada dalam "dunia robot", yang sudah diatur dengan sangat baik berbingkai dala sebuah kedisipilan yang sangat tinggi ......

***

Jepang memang luar biasa! Sebagai traveler, aku sudah mengelilingi dunia beberapa kali, dengan lebih dari 40 negara dan ratusan kota dunia, dan dengan referensi2 yang aku baca, Jepang memang benar2 luar biasa! Bahkan negara2 adidaya dunia pun tidak bisa disandingkan dengan tingkat kedisiplinan Jepang. Ditambah lagi, Tokyo adalah kota teraman di dunia, bukan hanya  skedar aman dari kejahatan saja, tetapi juga aman dari ketidak-disiplinan nya .....

Artinya adalah, ketika kata "disiplin" mampu membawa hal2 yang biasa saja sebenarnya, menjadi yang luar biasa bagi dunia, maka, Jepang memang akan terus menjadi viral dunia serta bisa mengubah sebuah kediplinan, untuk sebuah hidup yang lebih baik.

 

Bagiku sendiri, dengan seorang anak yang kuliah, bekerja dan menetap disana, Jepang sangat memberi pengaruh luar biasa untuk anakku. Kemandirian dan kedisiplinannya sangat terasah, dan lama waktu kurang dari 1 tahun dia disana, aku seakan tidak mengenalnya lagi.

Kemandirian dan kediplinannya sangat nyata, bahkan aku pernah tidak diperbolehkan kesana, justru di saat libur kuliahnya, karena dia focus untuk pekerjaannya. Mandiri dengan 3 jenis pekerjaannya, dan disiplin dengan masa depannya.

Dan aku tahu, Jepang memang mampu untuk mengubah dunia .....

Sebelumnya :Stasiun Shibuya, Tempat Hachiko Menunggu Tuannya Puluhan Tahun LaluKinshicho, Area Komersial di Tokyo Berharga "Miring"Sensasi Berbeda Melihat Tokyo di Ketinggian dari SolamachiKampus Terbuka Chiba Institute of Technology di Tempat Wisata Solamachi SkyTreeAda Disney Store, Hello Kitty, Pokemon Center, Rilakkuma, Moomin, Totoro Bahkan "Caf Dog" di Tokyo SkyTreeTokyo SkyTree : Pohon Mengulir ke 'Negeri Raksasa'"Tokyo Banana", Souvenir Manis dari JepangDunia Wisata "Tokyo SkyTree"Sumida River di Asakusa,  Area Terbesar Wisata di Tokyo'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park"Samurai" di Ryogoku ParkMuseum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk DisabilitasSepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi StasiunMenikmati Kehidupan di Ryogoku"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati JepangTravelling di Jepang adalah 70% KeretaDari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling TokyoSendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal JepangFunabashi, Konsep Kota Ideal Beranjak ke Kota FunabashiBukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan"Negeri Impian" Funabashi Hoten Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah KemandirianDenyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku BerlabuhMengapa Chiba?Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru ..... 



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun