By Christie Damayanti
Kuliner Jepang sekarang ini semakin populer dan disukai oleh semua kalangan. Berbeda dengan kuliner China yang sudah terkenal sejak dahulu sebagai masakan yang enak, kuliner Jepang memperkenalkan nya pada dunia hanya "sekedar" nya saja, dan tidak menjadi kuniler yang banyak disukai. Hanya kalangan tertentu saja.
Sewaktu aku kecil, aku hanya mengenal kuliner Jepang adalah Shabu-Shabu. Mungkin aku SD, orang tuanku sering mengajak makan Shabu-Shabu, dengan memasak makanan sendiri, dan ibuku sering membuat Shabu-Shabu ala ibu di rumah, dengan saos Kikomannya.
Lalu berlanjut dengan Yakiniku dan Teriyaki, setelah ada resto Hoka Hoka Bento, restoran Indonesia ala Jepang. Setelah itu ada Sushi, Sashimi. Kuliner Jepang ini bertahan lama, walau tidak banyak menjadi kuliner yang disukai banyak kalangan. Dan menjadi booming ketika 'generasi baru' sekarang ini, berorientasi kepada Jepang karena games dan 'kartun manga' nya ......
Kulier Jepang menyerbu dunia, termasuk Indonesia, beberapa tahun belakangan ini. Ramen, Udon, Soba atau kue2 khas Jepang dan panganan2 kecil benar2 menjadi favorite dunia. Dan Jakarta sekarang justru menjadikan kuliner Jepang sebagai 'eye catching' untuk beberapa mall, seperti Kota Kasablanka, Central Park atau Gandaria City, dengan 'little Tokyo' nya. Semua kuliner Jepang seakan berpindah di Jakarta.
Di Jepang sendiri, kuliner Jepang pun menjadi kebanggaan warga Jepang. Seperti kita tahu, Jepang adalah sebuah negara yang sangat bangga dengan keberadaan mereka. Bahasanya, produknya, negaranya sendiri, bahkan kulinernya. Mereka tidak peduli jika wisatawan asing tidak mengerti bahasa mereka, dan justru wisatawan asing lah yang akan berusaha untuk mrmpelajari bahasa mereka, dan itu sudah aku alami.
Inovasi2 Jepang memang sangat luar biasa, termasuk kulinernya. Tidak usah bicara kuliner 'berat' nya saja, bahkan pangansn kecil2 untuk iseng bya saja, mereka bungkus dengan sangat cantik, yang akhirnya kita akan sayang untuk memakannya! Dengan harga yang 'relatif' murah sebagai panganan Jepang dan untuk oleh2, kuliner panganan kecil Jepang, menjadi favorite tersendiri .....
Beberapa tahun belakangan ini, Jepang memperkenalkan panganan kecil enak dan cantik. "Tokyo Banana", namanya. Sebenarnya menurutku, Tokyo Banana seperti kue bolu dari pisang. Memang enak sekali dan sangat lembut. Tetapi justru Tokyo Banana itu dikemas dengan cantik sekali, yang membuat wisatawan langsung jatuh cinta!
 Tokyo Banana (   ) (juga ditulis "   " dan "   " dengan pengucapan yang sama) adalah "souvenir manis" oleh2 dari Tokyo, diproduksi dan dijual oleh Grapestone Co.Tokyo Banana Miitsuketa (     ) mulai dijual pada tahun 1991. Isian krim menggunakan  pisang yang di blender sedemikian rupa. Setelah dipanggang, kue bolu dikukus untuk mengeluarkan tekstur yang lembut. Pada tahun 2016, penjualan tahunan sekitar 4 miliar Yen. (Wikipedia).
Â
Berbagai macam dan rasa Tokyo Banana, dalam kemacan cantik! Ini yang paket besar nya .....
 Pertama kali aku mencoba makanan ini beberapa tahun lalu ketika aku bertugas ke Tokyo, aku memang sangat menyukainya. Waktu itu hanya ada rasa original saja. Rasa bolu dari pisang itu membuat lidahku menari. Satu potong Tokyo Banana ini, mungkin hanya 3 atau 4 gigitanku saja, dan langsung masuk ke perutku, karena kelembutan kue ini. Dan aku terus memakannya, lagi, lagi dan lagi .....
Toko "Tokyo Banana Panda" di Solamachi Tokyo SkyTree
Tentu saja, kue ini membuat aku ketagihan karena enak dan lembut. Sehingga, tidak salah jika Tokyo Banana meng-claim tahun 2016 kemarin menjual Tokyo Banana4 miliar Yen! Luar biasa untuk hanya sekedar panganan kecil!
Dalam 1 tahun kemarin, aku 3 kali berada di Jepang, karena anakku kuliah dan bekerja disana. Sehingga, aku benar2 menikmati Tokyo Banana dengan semua rasa. Karena setelah mereka berhasil membuat Tokyo Banana booming dan menjadi oleh2 khas yang luar biasa, mereka menciptakan banyak rasa dengan kemasan yang berbeda2.
Sebuah Tokyo Banana di tempat wisata, dihargai sekitar 150 Yen atau sekitar 18.500 Rupiah. Setiap paket kecil berisi 4 buah Tokyo Banana (520 Yen) , paket sedang berisi 8 buah dan paket besar berisi 12 buah Tokyo Banana (1800 Yen). Harga yang cukup mahal untuk sebuah panganan kecil, walau setara dengan rasa enak dan kebahagiaan yang menerimanya .....
Bagaimana dengan kemasannya?
Itulah yang liar biasa! Jepang benar2 inovasi dan kreatif untuk mengemas produknya sebagai bagian dari dunia wisatanya. Bahkan ketika aku mencoba panganan2 kecil Jepang yang lain, mungkin tidak kebih enak dari panganan2 khas Indonesia yang setara, tetapi dengagn pengemasan yang sangat berbeda, panganan kecil Jepang bisa berharga puluhan kali dari panganan Indonesia!
Toyo Banana banyak dijumpai di berbagai sudut titik wisata. Terutama di airport dan stasiun kereja. Dan aku selalu mencari di solamachi Tokyo SkyTree, disbanding dengan stasiun2 kereta, karena di Solamachi, semua rasa Tokyo Banana sangat lengkap!
Ketika seekor anak panda pemberian dari Negara sahabat China ke Jepang melahirkan tahun lalu, Tokyo Banana heboh memproduksi "Tokyo Banana Panda".Hihihi ..... desain namanya pun sudah membuat masyarakat tertarik dan langsung jatuh cinta, apalagi desain bungkus dan rasanya dengan krim youghurt. Memang yummy! Bolu pindang dengan krim youghourt memang sangat sepadan dengan cita rasa yang luar biasa!
Tokyo Banana mempunyai masa expired hanya 2 atau 3 hari saja, sehingga kita memang tidak bisa membeli dalam jumlah yang banyak, jika tidak yakin ada yang bisa memakannya selama masa sebelum expired. Dan akan sangat menyesal jika panganan cantik dan manis ini, terbuang karena expired .....
Aku dan Michelle dengan  bawaannya, Tokyo Banana .....
Berminat mencobanya?
"Kata orang" sih, Tokyo Banana tidak halal, lho. Jadi, silahkan bertanya pada ahlinya, tentang ke-halal-an dan tentang Bahasa Jepangnya, karena semua keterangan dalam tulisan kanji .....
Sebelumnya :
Sumida River di Asakusa, Â Area Terbesar Wisata di Tokyo
'Abu' Ribuan Orang Korban Gempa dan Serangan Perang Dunia II, di Yokoamicho Park
Museum Edo-Tokyo yang Menghormati dan Menggratiskan Tiket untuk Disabilitas
Sepeda Jengki yang "Kekinian" sebagai Moda Transportasi di Jepang
"Jalan Tikus" Ryogoku di Sisi Stasiun
Menikmati Kehidupan di Ryogoku
"Ryogoku", Dunia Pesumo Sejati Jepang
Travelling di Jepang adalah 70% Kereta
Dari Kinshicho ke Funahabashi Hoten
Mencoba Berbagai Moda Transportasi Keliling Tokyo
Sendirian, Keliling Tokyo Hanya dengan Kursi Roda 'Ajaibku'
Funabashi, "Kota Belanja" untuk Turis yang Tidak Siap dengan Harga Mahal Jepang
Bukan Sekedar Berkuda di Funabashi Hoten
"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan
"Negeri Impian" Funabashi HotenÂ
Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?
'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian
Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"
Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi
'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh
Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H