Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepeda Jengki yang Kekinian sebagai Moda Transportasi di Jepang

19 Februari 2018   11:05 Diperbarui: 19 Februari 2018   11:17 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parkir sepeda yang diberi atap, dengan titik penjaga tetap aku tidak pernah melihat penjaganya (dok. pribadi)

                        

***

Bicara tentang sepeda, nemang sepeda adalah salah satu alat transportasi yang ramah lingkungan. Tidak berisik, berarti "ramah kuping", tidak berbau asap, berarti "ramah hidung" juga tidak menhgabiskan bahan bakar, berarti "ramah bumi".

Suaranya "halus" dan bisa sekalian berolah raga, bagi si pemakai. Nyaman, relatif aman dan di hampir semua negara maju, justru sepeda menjadi sebuah "simbol" kepedulian tentang lingkungan, bumi dan dunia!

Lihat tulisanku  Membangun 'Lalu Lintas Sepeda' : Mungkinkah Jakarta Seperti Ini ?

Beberapakali aku keliling Eropa, sepeda adalah bagian dari transportasi kota yang menjadikan sistim transportasi kota lebih komprehensif. Dari kota ke kota atau antara distrik perkotaan pun bisa naik kereta atau bus sebagai angkutan umum. Keluar dari angkutan umum, sepeda adalah alternatif jika tempat tujuan masih cukup jauh. Karena sepeda2 itu ada yang punya pribadi atau disewakan.

Begitu juga di Jepang dan beberapa kota di Australia. Sepeda adalah bagian dari seseorang, alat bantu u tuk bertransportasi.

Amerika tidak terlalu memakai sepeda, karena negara adi kuasa itu sangat luas, dimana antar kota dan distriknya pun cukup jauh. Bahkan, gedung2 tinggi pun di kota2 besar di Amerika, hanya di 'downtown', atau di pusat kotanya. Yang lain hanya gedung beberapa lapis saja, kerana untuk mereka, kebih baik membangun 1 atau 2 lantai saja ketimbang banyak lantai untuk mengurangi resiko2. Toh, tanah mereka luas.

Cerita sepeda di Jepang, itu memang sebuah alat transportasi yang menjadikan sistim transportasi kota pun semakin komprehensif. Dari beberapa artikrk2ku sebrlumnya tentang Jepang, ketika kereta merupakan 70% dalam bertansportasi, turun kereta stasiun sudah menyiapkan alat transportasi yang lain. Ada taxi, bus umum dan ..... sepeda! Parkir taxi dan sepeda pun dibangun khusus, tetapi kalau bus umum, ada stasiun sendiri, biasanya bersebelahan dengan stasiu nkereta.

Ketika Michelle anakku membeli sepeda jengki (sepeda onthel, yang sedang 'in' di Indonesia sebagai trend vintage yang kekinian) seharga sekitar 20.000, aku pun sadar. Bukan semata2 sepeda hanya sebagai alat tersportasi saja, tetapi justru sepeda anakku itu "menyelamatkan" dia dari dingin yang menghunjam, dimusim salju.

Michelle, dengan sepeda jengki nya yang kekinian, untuk mengantarnya ke stasiun (dok. pribadi)
Michelle, dengan sepeda jengki nya yang kekinian, untuk mengantarnya ke stasiun (dok. pribadi)
Karena dari apartemen Michelle ke stasiun dengan berjalan kaki biasa saja, memakan waktu sekitar 30 menit. Jika naik sepeda, berapa lama waktuu ditempuh? Sangat berkurang! Dan dingin di musim salju, juga akan sedikit dikurangi. Belum lagi tentang capek dan 'boros' energinya, apalagi pulang kuloah atau kerja sampai tengah malam, sepeda sangat membantu anakku .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun