Biaya untuk moda kereta itu cukup murah, walau mungkin jika dibanding dengan commuter Jakarta, memang berlipat. Jika hanya 1 stasiun kita harus bayar antara 120 sampai 180 tergantung kilometr nya. Yang terjauh sekitar Tokyo antara 500 sampai 600 untuk ke Shibuya atau Shinjuku, sekitar 1 jam. Itu pun harus berganti kereta line yang lain. Atau ke Narita sejitar 1000 sampai 1200 tergantung naik kereta yang mana. Karena ada line kereta yang dikuasai pemerintah, ada juga yang dikuasai swasta.
Jadi kita bisa berhitung untuk transportasi Michelle bolak balik dari apartemen ke kampus lalu ke pekerjaannya dan kembali ke apartemennya lagi. Cukup besar! Tetapi karena dia adalah mahasiswa, kampusnya mensubsidi transportasinya, walau hanya sekedear dari aoartemrnnya ke kampus dan krmbali ke apartemennya. Dan untuk kepekerjaannya, dia harus bayar sendiri dengan harga mahasiswa. Ya ..... Jepang memang mahal, teritaja bagi turis Indonesia.
***
Begitu juga jika aku keliling Tokyo. Bedanya sebagai disabled terutama pemakai kursi roda, aku benar2 di lindungi pemerintah Jepang. Kaum disabled adalah "yang dihormati", sehingga kami mempunyai fasilitas2 khusus yang tidak bisa atau tidak boleh dipakai oleh warga yang sehat dan normal.
Misalnya, untuk naik kereta aku harus meminta tolong petugas stasiun untuk nrmbawa 'mobile ramp' supaya aku bisa naik dn tutun kereta. Karena antara kereta dan leron stasiun, ada jarak sekitar 20 atau 30 cm dan level atau ketinggian yang berbeda. Sehingga bahwa kursi roda elektrikku pu pasti nyangkut jika tidak dibantu oleh ramp.
***
Jadi, setiap hari aku harus meminta Michelle untuk menulis tulisan Kanji jika aku mau ke suatu tempat. Karena sebagian besar *(sekali) mereka tidak bisa berbahasa Ingris! Jepang memang sala satu negara yang bangga akan produk dalam negerinya, termasuk bahasanya. Sehingga, jika kuta butuh mereka ya kita harus berbahasa mereka …..
Pertama kali, aku mencoba tanpa tulisan kanji dari Michelle. Walau aku berusaha untuk melafalkan nama stasiun yang aku ingin datangi, tetap saja mereka atau petugas stasiun tidak bisa mengerti. Padahal menurutku lafalnya sama saja, sehingga aku harus menunjukkan Tulsa kanji dari Michelle, hihihi …..
Nih caraku berkeliling Tokyo, dengan bermodalkan tulisan kanji dari Michelle :