By Christie Damayanti
Seperti yang kutuliskan di artikel2 sebelumnya, kota Funabashi Hoten adalah 'kota kecamatan' debgan fasilitas2 standard sehari. Minimaket, supermarket, drugstore dan beberapa rest9 standard warga. Perkantoran kecil, rumah sakit serta fasilitas2 standatd lainnya.
Tapi, jangan salah .....
JRA = Horse Racing in Japan
Funabashi Hoten mempunyai fasilitas berkuda dan pacuannya, yaitu olah raga berkuda dengan kehidupan jereka sambil "berjudi". Ada juga stadionnya untuk pameran dan even2 tentang kuda, yang cukup besar bagi sebuah kota kecil sekelas Funabashi Hoten. Aku sangat terpengarah, ketika kami diperbolehkan masuk untuk berfoto dan melihat2 oleh perjaganya.
Tempat itu dari luar hanya seperti sekedar sebuah club. Dengan pagar tinggi dan bunga2 yang tetap tumbuh di musim dingin. Dijaga oleh seorang penjaga bergantian. Dan penjaga nya memakai seragam yang cukup 'mewah'. Jadi dalam benakku, ini adalah sebuah club berkuda orang2 kaya Jepang.
Tetapi ketika kami masuk dari perparkirannya, barulah 'terbuka'. Sebuah parang rumput yang luas, sepertinya tempat latigan berkuda serta diujungcsana ada stadion besar yang sepertinya adalah untuk pertunjujan dan pameran kuda. Dengan pohon2 tanpa dsilun di musim di gin ini, mrmbuat pemandangan disana sangat romantis!
Mengapa di Funabashi Hoten?
Kemungkinan besar adalah konsep fasilitas regional di adakan di kota2 kecil bukan di kota besar, apalagi di ibuka, untuk tidak terlalu padat, jika ada even2 regional bahkan even nasional .....
***
Letaknya sekitar 200 meter dari apartemen Michelle. Sebuah lokasi yang cukup strategis, dekat dengan per-enaman Funabashi Hoten, berbukit2 dan dipenuhi pepohonan, yang waktu itu tidak ada daun2nya karena musim dingin. Tenang dan nyaman. Dan ketika weekend, banyak anak2 dan keluarga datang berkunjung untuk latihan berkuda atau hanya sekedar bermain2 saja, sebagai fasilitas rekreasi perkotaan bagi keluarga Jepang.
Dan sepertinya, tempat ini bukan hanya fasilitas berkuda local saja, tetapi juga mungkin regional. Etika ada even berkuda sambil berjudi, malam Natal 24 Desember 2017 lalu, ternyata yang datang dari seluruh pelosok regional Chiba, datang. Dan Funabashi Hoten, tempat 'ndeso' itu, berubah menjadi tempat ramai dan penuh sesak untuk kota itu .....
Jika mereka naik mobil, parkirnya ada di seberangnya, dan berjalan kaki melewati penjaganya. Pantesan saja, parkirnya sangat luas. Ternyata memang tempat berkuda ini sangat regional. Walau sebagian besar mereka datang bergerombol naik kereta dan 30 menit berjalan kaki kesana, ketika Malam Natal kemarin, tetapi juga ternyata tidak sedikit yang berkendara dari luar kota ini. Dan parkir nya pun, penuh sesak, pertama yang aku lihat ketika itu.
Oya, jangan lupa! Parkir sepeda pun penuh sesak. Dengan warga yang mengikuti even ini. Ketika even berkuda dan berjudi ini, adalah sore sampai malam, dan yang datang adalah warga dewasa dengan kostum resmi hitam.
Waktu kami pulang hari itu dari Harajuku, keluar dari stasiun Funahashi Hoten, jam 6.00 sore, banyak sekali orang2 Jepang memakai baju resmi hitam2 berbondong2 menuju stasiun. Banyak sekali! Dan memenuhi jalan kendaraan. Sampai kusi rodaku susah untuk melawan arus mereka.
Mereka tertawa2 gembira, dan beberapa lembar kertas bertuliskan kanji terbang, karena angin besar dan dingin. Aku mengambilnya, dan kata Michelle, itu adalah 'tanda judi'. Belasan kuda dengan nama2 masing2, serta jokinya, dan nilai Yen yang bertebaran, diisi masing2 pengunjung.
Orang2 yang datang ke even berkuda ini, memang resmi memakain hitam2, dan long coat, karena benar2 dingin. Menarik, ketika aku melihat mereka berbondong2 berjalan berbalikan arah denan aku dan aku menyeruak gerombolan mereka, sambil tertawa, aku seakan melihat gerombolan vampir2 hitam, yang berbondong2 tertawa, mengarah padaku, hahaha ......
Dan semakin mendekati apartemen michelle, memang semakin ramai, karena mereka keluar dari beberapa pintu, dan salah satu pintunya adalah daerah apartemen Michelle. Walaupun sangat ramai mungkin sampai ratusan (bahkan ribuan? Karena tempatnya besar sekali!) orang, tetapi tidak satupun yang membuang sampah sembarangan!
Memang ada berlembar2 kertas berserakan, tetapi aku yakin, itu karena tertiup angin, karena aku melihatnya sendiri. Dan mereka agak kerepotan untuk mengambilnya. Tetapi petugas atau polisi setempat membantunya untuk membuang kertas2 yang sudah tidak terpakai lagi, salah satunya untukku, untuk dikoleksi dan dipelajari, hihihi .....
***
Ini salah satu fasilitas kota 'ndeso' Funabashi Hoten, tetapi secara regional, mungkin bahkan secara nasional. Pemerintah Jepang mempunyai konsep perkotaan sebagai negara yang sangat peduli dengan warganya.
Bahwa, jika ada fasilitas2 besar perkotaan, konsep untuk didirikan di kota2 kecil suaya tidak terlalu padat di kota2 besar apalagi di ibujota, memberikan inspirasi bagi banyak urban planner.
Ketika Jakarta penuh sesak dengan berbagai fasilitas2 bear perkotaan (perkantoran/Thamrin Sudirman, rekreasi/Ancol, olah raga/Senayan, pertokoan/berbagai titik yang sangat padat, bahkan perdagangan/Jakarta Kota serta pergudangan dan manufacturing/Pulo Gadung), membuat Jakarta tidak berkutik, dan mengubah karakteristik ibukota sebagai kota 'gado-gado'.
Seharusnyalah, Jakarta bisa mencontoh di banyak kota, walau memang Jakarta kota bertumbuh, tetapi tidak terlambat untuk bisa memulai hal2 yang lebih baik bagi warga kota .....
Catatan :
Karena aku masuk gratis,dan sedang tidak ada even atau wisata keluarga atau anak2latihan berkuda, jadi tidak ada satu ekorpun disana. Kuda2 itu dalam istal atau kuda pribadi di bawa sendiri.
Sebelumnya :
"Aku Ingin Tinggal di Rumah Nobita, yang Ada Doraemon", dan [Hampir] Menjadi Kenyataan
"Negeri Impian" Funabashi HotenÂ
Sekali Lagi, Mengapa Funabashi Hoten?
'Funabashi-Hoten', Kota Kecil Awal Sebuah Kemandirian
Denyut Kehidupan di Nishi Funabashi sebagai "Kota Transit"
Awal Perjuangan untuk Menaklukan Jepang di Nishi Funabashi
'Nishi Funabashi', Sebuah Kota Kecil Tempat Hatiku Berlabuh
Sebuah Negara dari 'Antah Berantah' dengan Bahasa dan Tulisan Cacingnya, Duniaku yang Baru .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H